Overall Equipment Effectiveness (OEE) dikembangkan pada tahun 1960 sebagai metrik untuk mengevaluasi seberapa efektif operasi manufaktur dioptimalkan.
Saat ini, OEE banyak digunakan sebagai metrik untuk mengoordinasikan strategi produksi dan mendorong pengoptimalan manufaktur melalui perencanaan produksi, keandalan mesin, peningkatan kualitas dan produktivitas.
OEE lebih dari sekedar rumus atau perhitungan sederhana. Menerapkan OEE di lantai pabrik bisa jadi membosankan dan rumit; mempertimbangkan beberapa jenis mesin dengan waktu berjalan yang bervariasi.
Rencana terstruktur diperlukan untuk menentukan ketersediaan dan kinerja untuk beberapa jenis mesin, dengan beberapa berjalan sementara yang lain tidak aktif.
Kursus satu hari yang ringkas dari artikel ini semoga dapat memberikan perhatian pada klarifikasi detail dari elemen OEE yang terlibat dalam penciptaan nilai.
OEE memungkinkan perusahaan untuk memahami pemborosan dan kerugian dalam hal optimalisasi peralatan, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melanjutkan mengidentifikasi inisiatif perbaikan yang berdampak pada garis bawah perusahaan.
Pengertian Apa itu OEE (Overall Equipment Effectiveness)?
Overall Equipment Effectiveness adalah indikator performa utama mengukur tingkat produktivitas aset. OEE adalah kombinasi dari tiga faktor, ketersediaan, kinerja dan kualitas yang memberi tahu Anda seberapa efisien suatu aset selama proses manufaktur: ketersediaan aset, kinerja aset, dan kualitas produksi. Masing-masing dapat memberi tahu Anda sesuatu yang berbeda tentang bagaimana suatu aset beroperasi.
- Ketersediaan – Seberapa sering aset berfungsi saat dibutuhkan?
- Kinerja – Berapa banyak yang dihasilkan aset?
- Kualitas – Berapa banyak item berkualitas tinggi yang dihasilkan aset?
OEE untuk proses berkelanjutan | OEE untuk proses batch | |
Ketersediaan | Mesin waktu produksi sebenarnya | Waktu produksi tidak termasuk waktu henti |
Performa | Hasil diprediksi sebagai rasio antara produksi aktual dan produksi kemampuan maksimum untuk mesin | Hasil diprediksi sebagai rasio antara produksi aktual dan kemampuan produksi hipotetis dalam waktu produksi bersih dari waktu henti |
Kualitas | Kuantitas yang dihasilkan dibandingkan dengan kuantitas maksimum yang mampu diproduksi mesin, sesuai spesifikasi | Kuantitas yang diproduksi sesuai spesifikasi, dibandingkan dengan nilai target |
Ketika suatu aset beroperasi dengan OEE 100%, itu berarti bahwa setiap item yang dihasilkannya tanpa cacat (kualitas), ia berproduksi secepat mungkin (kinerja), dan tidak mengalami waktu henti yang tidak direncanakan (ketersediaan).
Silahkan baca juga mengenai pengertian quality control (pengendalian mutu), metode dan contoh QC.
Rumus Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Rumus OEE dihitung dengan mengalikan ketersediaan, kinerja dan kualitas dan diwakili oleh persentase.
OEE = Ketersedeiaan x Kinerja x kualitas
1. Mengukur Kertersediaan (Availibility)
Menemukan OEE suatu aset dimulai dengan mengukur ketersediaan, yang dihitung dengan membagi total waktu berjalan suatu aset dengan total waktu produksi yang direncanakan dari suatu aset. Ini tidak termasuk penghentian terjadwal / terencana untuk pemeliharaan preventif alat, liburan, atau skenario serupa.
Misalnya, jika sebuah mesin seharusnya berjalan selama 12 jam, tetapi mengalami kerusakan dan hanya berjalan selama 11 jam, ketersediaannya adalah 0,917 atau 91,7%.
2. Mengukur Kinerja (Performance)
Selanjutnya, ukur kinerja aset dengan membagi throughput sistem aktual dengan throughput maksimum yang mungkin.
Misalkan Anda memiliki aset yang berjalan selama 12 jam dengan tingkat produksi maksimum 1.000 unit per jam. Throughput maksimum adalah 12.000. Namun jika aset tersebut hanya menghasilkan 11.500 unit saja, skor kinerjanya akan menjadi 0,958 atau 95,8%.
3. Mengukur Kualitas (Quality)
Terakhir, kualitas barang yang diproduksi oleh aset harus ditentukan. Kualitas dihitung dengan membagi jumlah unit yang dapat digunakan diproduksi oleh total unit mulai.
Jika suatu aset menghasilkan 12.000 unit dalam jangka waktu produksi 12 jam, tetapi 300 di antaranya memiliki cacat yang membuatnya tidak dapat digunakan, maka jumlah unit yang dapat digunakan adalah 11.700. Oleh karena itu, skor kualitas akan 0,975 atau 97,5%.
Maka baca juga pengertian produktivitas dan cara memahaminya.
Menghitung Overall Equipment Effectiveness (OEE)
Sekarang bahwa Anda memiliki tiga komponen Anda, Anda dapat menghitung OEE dengan mengalikan mereka.
Misalnya, jika ketersediaan 0,917, kinerja 0,958, dan kualitas 0,975, pengukuran OEE akan menjadi 0,857 atau 85,7%.
Ideal | Normal | |
---|---|---|
Ketersediaan | 90% | 79% |
Performa | 95% | 80% |
Kualitas | 99,9% | 95% |
OEE | 85% | 60% |
Bagaimana OEE digunakan?
Efektivitas peralatan secara keseluruhan merupakan indikator penting seberapa efisien proses pembuatannya. OEE dapat digunakan untuk mengidentifikasi aset yang berkinerja buruk dan menghubungkan kinerja yang buruk dengan satu atau lebih dari tiga faktor utama (ketersediaan, kinerja, dan kualitas).
Setelah sumber masalah ditentukan, masalah yang mendasarinya dapat diselidiki dan diperbaiki.
Apa yang dimaksud OEE untuk pemeliharaan?
Melakukan analisis OEE dapat memberikan wawasan tentang cara Anda menjadwalkan, mengatur, dan melakukan tugas pemeliharaan. Pada akhirnya, informasi ini dapat membantu Anda menghindari masalah umum dan kritis dengan aset yang menghabiskan waktu dan uang perusahaan Anda.
Ketersediaan aset yang rendah dapat memberi tahu Anda bahwa mesin mogok terlalu sering atau terlalu lama. Ini mungkin berarti aset tidak mendapatkan jumlah pemeliharaan preventif yang tepat, atau suku cadang penting tidak tersedia untuk memperbaiki masalah dengan cepat.
Performa rendah dapat mengarah ke masalah dengan bagian tertentu atau tugas pemeliharaan preventif, seperti bearing yang tidak cukup mendapat pelumasan atau sudah terlalu tua dan perlu diganti.
Skor kualitas yang buruk sering kali disebabkan oleh kegagalan proses dan kurangnya standarisasi. Misalnya, jika pengukur tidak disetel dengan benar dari shift ke shift, atau sistem tidak disejajarkan secara konsisten di antara setiap penggunaan, hal ini dapat menyebabkan jumlah cacat produk yang lebih tinggi.
Kesimpulan
Daya saing industri mendorong perusahaan untuk semakin mendorong peningkatan berkelanjutan dalam keandalan, kinerja, kualitas keluaran, dan kepuasan pelanggan.
Sasaran ini dapat dicapai dengan menentukan Key Performance Indicators (KPI) seperti Overall Equipment Effectiveness (OEE), yang secara khusus membantu mengidentifikasi dan mengisi kesenjangan produktivitas dalam proses berkelanjutan dan batch.
Faktanya adalah bahwa setiap variasi atau penyimpangan dari standar operasional prosedur (SOP) akan berdampak pada kualitas produk dan kinerja produksi.
Hal ini dapat menyebabkan banyak kerusakan, terutama dalam industri yang diatur seperti produksi batch bahan kimia dan farmasi.
Bagaimana cara mengurangi konsumsi? Dan meningkatkan hasil panen? Di mana saya dapat mengambil tindakan untuk meningkatkan kualitas produk? Apakah operator memiliki prosedur yang sepenuhnya terkendali? Bisakah mereka membandingkan kinerja saat ini dengan kinerja masa lalu?
Salah satu cara untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini adalah dengan menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE) secara keseluruhan.