Pinjaman (juga dikenal sebagai “pembiayaan”) dalam arti yang paling umum adalah pemberian uang atau properti sementara kepada orang lain dengan harapan bahwa pemberian itu akan dilunasi. Dalam konteks bisnis dan keuangan, pinjaman mencakup berbagai jenis pinjaman komersial.
Pinjam-meminjam adalah transaksi yang sama dari dua sudut pandang.
Apa itu Pemberi Pinjaman?
Pemberi pinjaman adalah perusahaan atau lembaga keuangan yang meminjamkan uang, dengan harapan akan dibayar kembali. Bank dan serikat kredit adalah semua pemberi pinjaman potensial untuk bisnis kecil.
Pemberi pinjaman dibayar dengan bunga atas pinjaman mereka berikan sebagai biaya pinjaman. Semakin tinggi risiko tidak dibayar kembali, maka semakin tinggi tingkat bunga yang dibebankan kepada debitur.
Biasanya pembebanan bunga tinggi jika kreditur meminjamkan uang kepada bisnis (terutama untuk bisnis baru) yang berisiko, itulah sebabnya pemberi pinjaman mengenakan suku bunga yang lebih tinggi namun seringkali kreditur tidak memberikan pinjaman kepada usaha kecil.
Pemberi pinjaman tidak ikut ambil bagian dalam bisnis Anda dengan cara yang sama seperti pemegang saham di perusahaan atau pemilik / mitra dalam bentuk bisnis lainnya.
Dengan kata lain, pemberi pinjaman tidak memiliki porsi kepemilikan pada bisnis Anda.
Pemberi pinjaman memiliki risiko yang berbeda dengan pemilik / pemegang saham bisnis. Pemberi pinjaman diprioritaskan sebelum pemilik saham dalam hal pembayaran.
Itu berarti Anda harus membayar kreditur terlebih dahulu, sebelum Anda dan pemilik lain menerima uang jika perusahaan bangkrut.
Apa Jenis-Jenis Pinjaman Komersial?
- Pinjaman untuk meratakan arus kas yakni pinjaman modal kerja
- Pinjaman Komersial dan Industri untuk kebutuhan jangka pendek, dengan jaminan diperlukan.
- Pembiayaan aset untuk peralatan dan mesin atau kendaraan bisnis.
- Hipotek.
- Pembiayaan kartu kredit.
- Pembiayaan vendor (melalui kredit perdagangan) dari pemasok.
Jenis pinjaman lain adalah untuk keperluan khusus, seperti pinjaman untuk membiayai pemulihan bencana atau pinjaman untuk memulai bisnis .
Jenis pemberi pinjaman yang Anda perlukan untuk pinjaman usaha tergantung pada beberapa faktor:
- Jumlah pinjaman: Jumlah uang yang ingin Anda pinjam memengaruhi jenis pemberi pinjaman. Untuk pinjaman yang lebih besar, Anda mungkin perlu kombinasi jenis pinjaman komersial.
- Aset yang dijaminkan: Jika Anda memiliki aset bisnis yang dapat Anda janjikan sebagai jaminan untuk pinjaman, Anda bisa mendapatkan persyaratan yang lebih baik.
- Jenis aset: Hipotek biasanya untuk tanah dan bangunan, sedangkan pinjaman peralatan untuk membiayai pengeluaran modal seperti peralatan.
- Startup atau ekspansi: Pinjaman awal biasanya lebih sulit didapat daripada pinjaman untuk ekspansi bisnis yang ada. Untuk startup, Anda mungkin harus melihat beberapa jenis pemberi pinjaman yang lebih tidak tradisional yang dijelaskan di bawah ini.
- Jangka waktu pinjaman: Berapa lama Anda membutuhkan uang? Jika Anda membutuhkan pinjaman jangka pendek untuk memulai bisnis, Anda akan mencari pemberi pinjaman yang berbeda daripada pinjaman jangka panjang untuk tanah dan bangunan.
Berbagai Jenis Pemberi Pinjaman?
Pemberi pinjaman yang paling umum adalah bank, serikat kredit, dan lembaga keuangan lainnya.
Baru-baru ini, istilah “pemberi pinjaman” telah dikeluarkan untuk merujuk pada sumber dana yang kurang konvesional untuk pinjaman usaha kecil, termasuk:
- Pemberi pinjaman peer-to-peer: Meminjam dari individu, melalui organisasi online seperti pinjaman online KTA berbasis fintech.
- Crowdfunding (galang dana): Melalui organisasi seperti Kitabisa dan Akseleren, dan lainnya. Hal yang baik tentang pemberi pinjaman ini adalah bahwa mereka tidak memerlukan pembayaran bunga karena berbasis donasi.
- Meminjam dari keluarga dan teman: Jika Anda mempertimbangkan pinjaman dari seseorang yang Anda kenal, pastikan untuk membuat perjanjian pinjaman. Perjanjian-perjanjian ini kadang-kadang disebut pinjaman pihak swasta.
- Meminjam dari diri sendiri: Anda juga dapat meminjamkan uang ke bisnis Anda yang lain sebagai alternatif untuk berinvestasi di dalamnya, tetapi pastikan Anda memiliki kontrak tertulis yang secara khusus menyebutkan peran Anda sebagai pemberi pinjaman, dengan pembayaran dan konsekuensi rutin jika bisnis gagal bayar atau wanprestasi.
Perlindungan Konsumen dan Pemberi Pinjaman Bisnis
Ketahuilah bahwa pemberi pinjaman membedakan antara pinjaman usaha dan pinjaman pribadi, karena beberapa perlindungan hukum yang berlaku untuk pinjaman pribadi tidak tersedia untuk pinjaman usaha.
Untuk layanan Fintech yang dilakukan oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) yang telah mendapatkan izin dan diawasi oleh OJK (atau dapat disebut sebagai Fintech 2.0), maka PUJK tersebut wajib memperhatikan dan melaksanakan ketentuan perlindungan konsumen pada Peraturan OJK No. POJK No. 1/POJK.07/2013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan.
Sedangkan untuk layanan Fintech yang dilakukan oleh nonPUJK (atau dapat disebut sebagai Fintech startup) maka Fintech tersebut wajib memperhatikan dan melaksanakan ketentuan perlindungan konsumen pada Peraturan OJK No. 77/POJK.07/ 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi. Sampai dengan saat, Fintech startup yang telah diatur oleh OJK baru Fintech P2P Lending. (Sumber: Konsumen.Ojk.Go.ID.)
Mencari Pemberi Pinjaman?
Ketika Anda mencari pemberi pinjaman, pertimbangkan jenis pinjaman yang Anda butuhkan, apakah Anda memiliki aset untuk dijaminkan terhadap jumlah pinjaman yang anda inginkan, dan faktor-faktor lain yang akan menentukan kemampuan Anda untuk mendapatkan pinjaman bisnis dan ketentuan-ketentuan pinjaman itu. Bersiaplah dengan membuat laporan keuangan pribadi, rencana bisnis, dan laporan keuangan untuk bisnis Anda.