Neraca perdagangan merupakan salah satu indikator kesuksesan bagi sebuah negara dalam transaksi perdagangan internasional. Kondisi ini dapat merangsang pertumbuhan ekonomi domestik dan mendorong perusahaan meningkatkan ekspor.
Ketika ekspor meningkat, maka terjadi peningkatan permintaan produk domestik. Dengan adanya peningkatan produksi, otomatis akan menciptakan banyak kolongan pekerjaan dan pendapatan perekonomian domestik pun meningkat.
Pada umumnya, neraca dagang digunakan untuk menilai kegiatan perdagangan dalam skala internasional. Bagi Anda yang ingin lebih jauh memahami tentang neraca dagang, langsung saja simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!
Pengertian Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan atau balance of trade adalah perbedaan antara nilai transaksi ekspor dan nilai transaksi impor suatu negara dalam jangka waktu tertentu. Neraca ini memiliki rumus perhitungan, yaitu nilai ekspor dikurangi nilai impor.
Balance of trade adalah komponen terbesar dari neraca pembayaran, karena dapat menjadi indikator untuk mengukur transaksi antar negara atau internasional.
Selain itu, neraca dagang juga dapat digunakan sebagai indikator kesuksesan perdagangan internasional. Kegiatannya tidak hanya melibatkan aliran barang dan jasa, tetapi mata uang yang berbeda dalam transaksi pembayarannya
Oleh karena itu, posisi neraca dagang dalam perdagangan internasional ikut mempengaruhi nilai tukar uang dan kondisi pertumbuhan ekonomi domestik suatu negara.
Demikian dapat dikatakan, balance of trade sedianya membantu suatu negara mengetahui kondisi dan kinerja ekspor maupun impor dalam perdagangan internasional. Apakah nilainya menguntungkan atau malah mengalami kerugian.
Jenis-Jenis Neraca Perdagangan
Balance of trade suatu negara dapat mengalami beberapa kondisi yang tentu mempengaruhi keuangan dan perekonomian negara tersebut. Sebab, komponen ini dapat menjadi indikator pertumbuhan ekonomi mengalami pengikatan atau tidak.
Berikut ada tiga jenis kondisi neraca perdagangan yang memiliki pengaruh besar terhadap nilai ekspor dan impor. Lebih lanjut, simak penjelasannya di bawah ini!
1. Neraca Perdagangan Defisit
Neraca ini merupakan suatu kondisi untuk menunjukkan nilai transaksi impor lebih besar dibandingkan nilai transaksi ekspor. Kondisi perdagangan ini bagi beberapa negara, khusus negara berkembang dianggap kurang menguntungkan.
Defisit balance of trade menyebabkan kerugian karena negara harus mengeluarkan biaya impor lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh dari ekspor. Namun, perdagangan defisit ini menjadi indikasi ekonomi sedang bertumbuh.
2. Neraca Perdagangan Surplus
Neraca ini berbanding terbalik dengan defisit. Surplus adalah kondisi nilai transaksi ekspor lebih besar dibandingkan nilai impor. Neraea ini sangat menguntungkan bagi negara karena pendapatannya bisa mensejahterakan masyarakat.
Oleh karena itu, banyak negara berlomba menjaga nilai ekspor berada di level yang lebih tinggi dibanding impor. Meskipun perlu upaya mewujudkan kondisi ini guna meningkatkan ekonomi negara dari hasil ekspor yang menguntungkan.
3. Neraca Perdagangan Seimbang
Neraca ini merupakan kondisi yang menunjukkan nilai transaksi impor dan nilai ekspor posisinya seimbang dalam periode tertentu. Artinya, kegiatan perdagangan internasional tidak mengalami kerugian dan juga mendapat keuntungan.
Kondisi ini sebenarnya sangat sulit untuk dipertahankan dan hanya ada sedikit negara yang mampu mempertahankan, meskipun kenyataannya neraca ini cukup jarang terjadi. Sebab, kegiatan perdagangan ada saat kondisi untung dan rugi.
Faktor yang Mempengaruhi Neraca Perdagangan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan, salah satunya adalah daya saing, faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan produksi. Berikut faktor lainnya yang memberi pengaruh besar pada neraca dagang, yaitu:
1. Pertumbuhan Ekonomi dan Pendapatan
Ketika pertumbuhan ekonomi suatu negara meningkat, maka standar hidup dan pendapatan masyarakat akan tinggi. Kondisi bisnis akan mengalami peningkatan dan bisa berekspansi sehingga banyak menciptakan lapangan pekerjaan.
Selain itu, sektor usaha pun akan meningkatkan permintaan terhadap barang dan bahan baku untuk kelancaran proses produksi. Permintaan impor meningkat, negara pengekspor akan melayani sehingga ekonomi global tumbuh kuat.
2. Nilai Tukar Mata Uang
Neraca dagang sangat dipengaruhi oleh nilai tukar. Ketika nilai tukar terapresiasi, daya beli terhadap mata uang asing pun akan meningkat. Pada kondisi ini, produk dari luar negeri relatif murah sehingga merangsang permintaan impor.
Sementara itu, ketika nilai tukar terdepresiasi, maka harga barang domestik akan relatif lebih murah bagi negara asing. Hal ini akan mengarah pada kegiatan peningkatan ekspor guna memenuhi semua kebutuhan masyarakat luar negeri.
3. Faktor Daya Saing
Harga jual dan kualitas produk di pasar internasional dapat memberi pengaruh terhadap daya saing. Sementara itu, faktor kunci untuk harga jual adalah struktur biaya. Harga yang rendah memiliki struktur biaya yang rendah pula.
Dengan kondisi demikian, negara dapat menjual barang dengan harga murah sehingga akan lebih kompetitif di pasar internasional. Meskipun harga tidak menjamin kualitas produk. Kualitas tergantung diferensiasi produk pada suatu negara.
4. Hambatan Perdagangan
Balance of trade sangat bergantung pada jenis hambatan perdagangan dapat berupa tarif atau non tarif, seperti kuota impor, lisensi ekspor dan impor, embargo, devaluasi mata uang, hingga persyaratan muatan atau kandungan lokal
Oleh karena itu, eksportir dan importir penting untuk mengetahui hambatan perdagangan agar kegiatan perdagangan internasional berjalan lancar. Meski ada hambatan, maka dapat mengatasinya dengan baik sesuai aturan yang berlaku.
Pengaruh Neraca Perdagangan Terhadap Ekonomi
Kegiatan perdagangan internasional mempengaruhi secara langsung aktivitas produksi dan permintaan, sehingga dampaknya dapat terasa pada pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar. Lebih jelasnya, silahkan simak uraian berikut ini:
1. Pertumbuhan Ekonomi
Kegiatan ekspor dapat merangsang pertumbuhan ekonomi domestik yang dapat diukur dari pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto). PDB ini mempresentasikan nilai barang yang diproduksi ekonomi domestik pada harga konstan.
Jika ekspor barang meningkat, permintaan terhadap produk domestik pun akan meningkat. Sebaliknya, ketika impor meningkat, maka produksi di negara mitra yang akan meningkat. Oleh karena itu, impor mengurangi PDB domestik.
Jadi, ketika suatu negara melapor adanya peningkatan nilai surplus perdagangan, hal ini dapat mendorong PDB naik sehingga merangsang pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, penting melakukan analisis ekonomi yang tepat.
2. Nilai Tukar Mata Uang
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa kegiatan ekspor dan impor tidak hanya melibatkan aliran barang dan jasa tetapi mata uang yang berbeda sebagai alat pembayaran. Hal ini cukup mempengaruhi kondisi balance of trade.
Ketika kenaikan ekspor, permintaan mata uang domestik meningkat, terjadi apresiasi mata uang domestik. Sebaliknya, kenaikan impor, permintaan mata uang negara mitra meningkat, dan mengarah pada depresiasi mata uang domestik.
Depresiasi akan membuat harga produk domestik murah bagi pembeli luar negeri, maka seharusnya ekspor meningkat. Sementara di sisi lain, impor menurun karena produk luar negeri mahal, maka mengarah pada kondisi apresiasi.
Contoh Perhitungan Neraca Perdagangan
Pada dasarnya, untuk memahami dan mengerti neraca perdagangan tidaklah sulit. Namun, tanpa contoh perhitungannya mungkin terasa kurang lengkap. Oleh karena itu, berikut terdapat rumus perhitungan yang biasanya dipakai.
Adapun rumus perhitungan neraca dagang atau balance of trade cukup sederhana, yaitu nilai ekspor dikurangi nilai impor. Lebih jelasnya, mari simak contoh di bawah ini!
1. Contoh Nilai Surplus
Diketahui pada tahun 2022, negara memiliki nilai transaksi ekspor Rp 150 miliar dan nilai impor Rp 130 miliar. Berdasarkan data ini, neraca perdagangan negara tersebut mengalami surplus dengan nilai surplus mencapai Rp 20 miliar.
Nilai surplus ini diperoleh dari nilai ekspor dikurangi nilai impor. Sebab, nilai transaksi ekspor barang lebih besar daripada nilai transaksi impor pada periode tahun 2022.
2. Contoh Nilai Defisit
Pada tahun 2022, negara memiliki nilai ekspor mencapai Rp 170 miliar dan nilai transaksi impornya Rp 200 miliar. Dari data ini bisa diketahui, bahwa neraca perdagangan mengalami defisit sebanyak Rp 30 miliar pada periode satu tahun.
Nilai defisit ini diperoleh dari nilai impor lebih besar dibandingkan nilai transaksi ekspor yang dilakukan negara, sehingga negara mengalami kondisi defisit tahun 2022.
Penutup
Pada dasarnya, apapun jenis perdagangan yang dilakukan dalam skala internasional perlu melakukan pencatatan agar bisa mengetahui setiap transaksi perdagangan. Perusahan harus bisa menilai perbedaan antara ekspor dan impor barang atau jasa.
Demikian penjelasan tentang neraca perdagangan yang penting untuk dipahami, terutama bagi Anda yang ingin berprofesi sebagai eksportir maupun importir. Ada banyak sekali istilah dalam ilmu ekonomi yang perlu Anda pelajari lebih jauh dan mendalam.