Anda memiliki usaha yang memproduksi sebuah barang? Mungkin pernah merasa pusing dengan adanya pengeluaran produksi yang membengkak. Itulah yang dinamakan biaya variabel, mengetahui informasi mengenai biaya variabel adalah hal yang penting.
Setiap perusahaan biasanya mengenal istilah satu ini ketika memproduksi suatu barang atau jasa. Dengan mengetahui biaya variabel, sebuah perusahaan bisa memperkirakan pengeluaran dengan akurat.
Mengapa bisa seperti itu? Tentunya dikarenakan biaya tersebut langsung berhubungan dengan proses produksi yang dijalankan oleh perusahaan. Simak ulasan selengkapnya di bawah ini mengenai biaya variabel dan informasi penting lainnya.
Apa itu Biaya Variabel?
Menurut Corporate Finance Institute, definisinya cukup sederhana untuk memudahkan pemahaman para pelaku usaha terutama pemula. Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan secara proporsional dan bervariasi sesuai volume barang atau jasa yang dihasilkan oleh proses produksi.
Secara tidak langsung, biaya variabel ditentukan oleh aktivitas produksi perusahaan termasuk penjualan produknya. Semakin tinggi penjualan produk, maka aktivitas produksinya akan meningkat dan berdampak pada biaya variabelnya juga.
Anda juga bisa mengkategorikan biaya variabel sebagai biaya jangka pendek karena jumlahnya bisa disesuaikan dengan cepat. Di sisi lain ada lawannya biaya variabel yang disebut sebagai biaya tetap.
Rasanya tak lengkap juga ketika membahas biaya variabel tanpa menyertakan ulasan mengenai biaya tetap. Di bawah ini akan disinggung mengenai biaya tetap agar Anda bisa membedakannya dengan cukup mudah.
Pentingnya Menentukan Biaya Variabel
Seperti yang telah disebutkan di atas, biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya sesuai aktivitas produksi. Maka setiap perusahaan harus menentukannya sejak awal karena berperan penting dalam aktivitas bisnisnya.
Bisa Membantu Mengendalikan Biaya Pengeluaran Perusahaan
Sebuah perusahaan harus menentukan biaya variabel karena manfaatnya akan kembali ke perusahaan itu sendiri. Salah satunya bisa membantu dalam mengendalikan biaya pengeluaran perusahaan.
Perusahaan dengan mudah bisa memisahkan secara jelas antara aktivitas yang berasal dari biaya variabel dengan biaya tetap. Tentu saja sumbernya dari laporan laporan laba rugi atau laporan keuangan lainnya.
Membantu Merencanakan Dan Menganalisa Keputusan Jangka Pendek
Selain mengendalikan biaya pengeluaran, biaya variabel bisa membantu Anda dalam merencanakan dan menganalisa keputusan jangka pendek.
Sebagai contoh, Perusahaan bisa menentukan lebih awal harga yang akan ditawarkan. Kemudian penentuan labanya juga berdasarkan perhitungan perubahan volume yang dilakukan perusahaan.
Membantu Menetapkan Penilaian
Selanjutnya, biaya variabel menjadi penting karena ikut membantu menetapkan penilaian efektivitas produksi. Tak hanya itu, penilaiannya juga meliputi kinerja SDM dalam memenuhi pertanggungjawaban bagi setiap departemen.
Dengan begitu, perusahaan bisa melakukan evaluasi secara berkala yang berdampak positif terhadap kinerja secara keseluruhan.
Jenis Biaya Variabel dan Contohnya
Setelah mengetahui betapa pentingnya menentukan biaya variabel, Anda juga perlu mengetahui apa saja biaya variabel itu.
Biaya Bahan Baku
Yang pertama ada biaya bahan baku produksi mulai dari intrinsik sebuah produk hingga pengemasannya. Sesuai namanya, biaya bahan baku yang dikeluarkan sesuai jumlah produksi barang dalam periode tertentu.
Upah Tenaga Kerja
Upah tenaga kerja langsung ini merupakan upah yang dibayarkan ke tenaga kerja yang berhubungan dengan proses produksi. Bedakan antara upah tenaga kerja langsung dengan gaji, upah dibayarkan per unit produksi (bukan bulanan).
Biaya Distribusi Produk
Contoh biaya variabel yang selanjutnya adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengantarkan produk ke distributor atau end user. Biasanya biaya tersebut meliputi bensin, upah driver, upah bongkar dan lainnya.
Biaya distribusi termasuk ke dalam biaya variabel karena jumlah barang yang didistribusikan ke berbagai daerah mempengaruhi besaran biaya variabel.
Insentif Penjualan
Beberapa perusahaan menerapkan insentif penjualan agar bisa mencapai target penjualan. Tentu saja insentif penjualan ini masuk ke dalam biaya variabel karena bergantung pada seberapa banyak tim salesman menjual produk.
Upah Lembur Tenaga Kerja
Selain upah tenaga kerja langsung, uang lemburan juga masuk ke dalam contoh biaya variabel. Karena biaya variabel adalah biaya yang disesuaikan dengan jumlah produksi barang, maka uang lembur pun sesuai berapa lama pegawai mengambil lemburan.
Biasanya perusahaan yang meminta pegawai untuk lembur dalam periode tertentu seperti ketika ingin mengejar target produksi.
Biaya Overhead
Yang terakhir ada biaya overhead, apa yang dimaksud biaya overhead? Ini meliputi biaya alat tulis, cetak dokumen, konsumsi harian, atau biaya untuk beli perlengkapan kebersihan.
Biasanya biaya ini tidak dimasukkan secara detail ke dalam laporan keuangan, hal ini dikarenakan tidak terlalu penting juga stakeholder mengetahuinya.
Jenis Biaya Variabel Berdasarkan Tujuan dan Perencanaan
Berdasarkan tujuan dan perencanaannya, Anda bisa mengenali biaya variabel yang terbagi menjadi dua jenis yakni engineered variable cost dan discretionary variable cost.
Engineered Variable Cost
Engineered variable cost diartikan sebagai biaya variabel yang memiliki hubungan fisik dengan ukuran kegiatan tertentu. Bisa juga diartikan sebagai biaya yang berhubungan erat antara masukan dan keluarannya seperti biaya bahan baku.
Bisa dibilang hampir seluruh biaya variabel itu sebenarnya masuk ke engineered variable cost. Jika masukan dari biaya mengalami perubahan, maka hal yang sama terjadi pada keluarannya yang sebanding.
Discretionary Variable Cost
Jenis yang kedua ada discretionary variable cost yang besaran biayanya dipengaruhi oleh kebijakan atau keputusan dari pihak manajemen. Contoh nyata dan mudah sekali ditemukan dari discretionary variable cost adalah biaya iklan, anggarannya ditetapkan oleh manajemen.
Menurut Akuntansi Manajemen, discretionary variable cost ini memiliki pola grafis variabilitas seperti bahan baku langsung atau tenaga kerja langsung. Biaya yang mengalami peningkatan ini lebih berhubungan dengan otoritas manajemen dalam kegiatan belanja.
Bedanya dengan jenis yang pertama, discretionary variable cost ini jika masukannya berubah maka keluarannya belum tentu berubah. Dengan demikian, biaya variabel ini bisa dibilang sebagai biaya variabel tidak murni.
Perbedaan Biaya Tetap dan Biaya Variabel Adalah
Lawan dari biaya variabel yakni biaya tetap yang berarti pengeluaran tetap dan konstan dalam jangka waktu tertentu. Biaya tetap tidak bergantung pada volume produksi atau penjualan sebuah produk.
Berikut ini beberapa perbedaan yang bisa Anda ketahui antara biaya variabel dengan biaya tetap.
Dari Segi Waktunya
Biaya variabel terjadi dalam rentang waktu yang lebih pendek, bisa setiap hari atau mungkin satu minggu sekali. Sedangkan biaya tetap biasanya dikeluarkan dalam rentang waktu satu bulan, satu tahun atau beberapa tahun sekali.
Dari Segi Hubungan Dengan Produksi
Perbedaan yang kedua bisa dilihat dari hubungannya dengan aktivitas produksi dimana biaya variabel biasanya memiliki keterkaitan dengan proses produksi sebuah perusahaan. Sedangkan biaya tetap tidak memiliki hubungan itu dan nominalnya tetap, tidak mengalami perubahan.
Dari Segi Nominal Pembayaran
Nominal pembayaran biaya tetap biasanya lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel. Sedangkan biaya variabel jauh lebih kecil dan mungkin perusahaan mengaturnya sedemikian rupa sesuai kondisi keuangan.
Dari Segi Penentuan Harga
Biaya tetap tidak dimasukkan dalam hal penentuan harga suatu produk, hal ini karena nominalnya yang besar tadi. Sedangkan biaya variabel selalu menjadi salah satu dasar yang kuat untuk menentukan harga terhadap barang atau produk.
Cara Menghitung Biaya Variabel Adalah
Biaya variabel adalah biaya sifatnya proporsional sesuai perubahan volume produksi dan biaya per unit. Untuk itu ada cara menghitung biaya variabel yang cukup mudah seperti di bawah ini.
Total biaya variabel = biaya per unit x jumlah total unit
Contohnya, sebuah perusahaan memperoleh orderan khusus untuk memproduksi 50 unit produk. Dari satu unit produk membutuhkan biaya sebesar Rp. 20.000, maka bagaimana cara menghitung biaya variabelnya?
Rp. 20.000 x 50 = Rp. 1.000.000
Sedangkan, cara menghitung biaya variabel per unit (BEP) adalah sebagai berikut:
BEP = Biaya Tetap / (Harga jual/unit – biaya variabel/unit)
Contohnya, perusahaan mengeluarkan Rp. 60.000.000 untuk biaya tetap, Rp. 35.500 untuk biaya variabel dan Rp. 5.500 untuk harga jual per unitnya. Berikut cara menghitung BEP per unitnya.
- Rp. 60.000.000 / (Rp. 35.500 – Rp. 5.500)
- = Rp. 60.000.000 / Rp. 30.000
- = Rp. 2.000
Jadi, BEP (Break Even Point) per unitnya yang diproduksi adalah Rp. 2.000.
Bagaimana? mudah bukan cara menghitung biaya variabel itu? Jadi, bisa disimpulkan bahwa biaya variabel atau biaya tetap merupakan bagian dari beban biaya yang perlu ditanggung sebuah perusahaan. Beban biaya ini ditanggung setiap kali produksi barang berjalan.
Itulah ulasan lengkap mengenai biaya variabel, jenisnya, hingga cara menghitungnya. Biaya variabel adalah biaya yang perlu diperhatikan oleh perusahaan karena memiliki peran penting di dalamnya.