Istilah Break Even Point (BEP) atau titik impas sering digunakan dalam dunia bisnis, terutama yang berhubungan dengan penjualan, dan juga investasi dan bidang lainnya dalam usaha perusahaan memperoleh pendapatan.
Analisis BEP atau titik impas melibatkan penghitungan dan penilaian margin bisnis, berdasarkan pendapatan dan biaya terkait.
BEP menunjukkan kepada perusahaan jumlah penjualan yang perlu mereka capai untuk menutupi keseluruhan biaya modal.
Pada dasarnya, ini mengungkapkan titik di mana bisnis, atau produk baru, akan mendapatkan keuntungan. Dan pada artikel ini kita akan membahas mengenai titik impas atau break even point. Ayo disimak.
Pengertian Apa Itu Break Even Point (BEP) Adalah?
Pengertian BEP (Break Even Point) merupakan perhitungan bisnis untuk mengetahui berapa besar penjualan yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas atau balik modal, setelah itu mulai mengharapkan laba.
Jadi break even point adalah titik balik modal artinya pendapatan yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan untuk produksi, tidak untung dan tidak rugi, tapi pas. Misalkan modal Rp 10.000.000 maka break even point-nya juga Rp 10.000.000.
Sebuah perusahaan yang tampak mendapatkan uang banyak tidak berguna sama sekali apabila tidak mencapai break even point, apalagi menuai laba.
Proses perhitungan break even point adalah dengan membagi biaya tetap (fixed cost) untuk produksi dengan pendapatan penjualan per-unit kemudian dikurangi biaya variabel per-unit.
Sedikit keterangan tentang biaya tetap ialah biaya yang tidak berubah dan tidak berpengaruh terhadap aktivitas produksi perusahaan, sedangkan biaya variabel sifatnya dinamis yakni selalu berubah tergantung aktivitas produksi.
Nah break even merupakan titik atau situasi balik modal, dimana total pendapatan untuk produk sama dengan total biaya pengeluaran.
Selain mengukur titik balik modal, break even point dapat pula digunakan dalam berinvestasi. Rumus break even untuk investasi saham dengan melakukan perbandingan harga pasar suatu aset dengan biaya asli, nah break even point dalam saham adalah kedua harga sama.
Breakeven Point (Titik Impas)

Memahami Breakeven Point (BEP)
Perusahaan menggunakan break even point untuk menentukan posisi balik modal dan dari posisi itu mulai meraih laba, caranya adalah dengan membagi biaya tetap dengan presentasi margin laba kotor (gross profit margin).
Manfaat menghitung Break Even Point
Break even point sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai analisis keuangan utama bagi perusahaan dan pemilik usaha.
Setelah biaya tetap dan biaya variabel untuk produk telah diketahui atau tepat memperkirakan kedua biaya itu. Maka langkah selanjutnya Anda dapat menggunakan informasi itu untuk menghitung titik impas atau break even point yang perlu perusahaan Anda capai.
Pemilik usaha kecil dapat menggunakan perhitungan break even point sebagai rujukan guna menentukan berapa unit produk yang harus dijual pada titik harga tertentu guna mencapai break even point atau balik modal.
Jadi kesimpulannya adalah manfaat menghitung break even point untuk:
- Mengukur laba dan rugi di berbagai tingkat produksi dan penjualan.
- Memperkirakan kemungkinan dampak perubahan harga penjualan.
- Mengoordinasikan hubungan antara biaya tetap dan variabel.
- Memperkirakan dampak perubahan biaya dan efisiensi pada profitabilitas.
- Menentukan harga produk.
Bagaimana Menghitung Break Even Point (BEP)
Untuk menghitung BEP (titik impas) Anda, Anda perlu memahami beberapa metrik bisnis lainnya dan bagaimana metrik tersebut berlaku untuk perusahaan Anda. Anda perlu mengetahui harga jual per unit, biaya tetap, biaya variabel, pendapatan dan perhitungan margin kontribusi.
1. Harga jual per unit
Ini adalah harga yang Anda rencanakan untuk dijual kepada pelanggan. Adalah cara terbaik untuk menetapkan harga yang menyisakan margin yang cukup besar sehingga Anda dapat mencapai titik impas dengan cepat. Namun, Anda tidak ingin menakut-nakuti pelanggan dengan harga tinggi. Harga jual yang sesuai jatuh tepat di sekitar titik di mana penawaran dan permintaan bertemu.
Anda harus memiliki gambaran umum tentang harga jual per unit Anda nantinya. Tanpa ini, Anda tidak akan dapat menghitung titik impas.
Jika Anda sudah memiliki bisnis dan berjalan, maka Anda sudah tahu untuk apa Anda menjual produk dan layanan saat ini.
Jika Anda menguji ide bisnis, lihat bagaimana pesaing Anda memberi harga pada produk dan layanan mereka untuk mengukur berapa harga jual Anda seharusnya. Jangan khawatir jika Anda tidak memiliki harga jual unit yang ditetapkan, karena analisis break even point (BEP) akan membantu Anda menemukan harga yang tepat.
2. Biaya tetap
Biaya tetap adalah biaya yang harus Anda bayar, terlepas dari volume produksi atau layanan Anda. Bahkan jika Anda tidak menjual produk, Anda tetap bertanggung jawab untuk membayar pengeluaran yang disebut biaya tetap ini setiap bulan.
Biaya tetap dapat mencakup utilitas, peralatan, sewa tempat, pinjaman bisnis, pajak properti atau asuransi tertentu. Anda perlu mengetahui biaya tetap Anda untuk menghitung total pengeluaran Anda.
3. Biaya variabel per unit
Komponen lain dari biaya total Anda adalah biaya variabel per unit Anda. Metrik ini mengukur apa yang Anda bayarkan untuk memproduksi setiap unit atau layanan. Semakin banyak unit atau layanan yang Anda jual, semakin banyak uang yang harus Anda bayarkan.
Biaya variabel dapat mencakup bahan mentah untuk membuat produk, upah tenaga kerja per jam untuk menyediakan layanan, komisi penjualan, dan biaya pengiriman untuk mengirim unit ke pelanggan.
Misalnya, jika Anda menjual burger di restoran Anda, Anda harus melacak berapa banyak Anda membayar untuk daging sapi, roti, dan topping. Untuk setiap burger yang Anda jual, total biaya variabel Anda akan naik.
4. Pendapatan
Pendapatan adalah berapa banyak uang yang Anda hasilkan untuk menjual produk atau layanan Anda sebelum dikurangi total biaya. Anggap saja sebagai uang yang Anda terima.
Anda dapat menggunakan penghitungan pendapatan sederhana di bawah ini.
Pendapatan = Jumlah unit yang terjual * Harga jual per unit
Pendapatan Anda juga digunakan untuk menghitung keuntungan bisnis Anda. Keuntungan hanyalah pendapatan total dikurangi biaya total Anda.
5. Margin kontribusi
Margin kontribusi produk memberi tahu Anda seberapa besar kontribusi setiap unit yang terjual terhadap pendapatan Anda secara keseluruhan. Produk dengan margin kontribusi tinggi berdampak positif bagi pertumbuhan perusahaan Anda.
Margin kontribusi per unit dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Margin kontribusi per unit = Harga jual per unit – Biaya variabel per unit
Anda harus membidik margin kontribusi yang tinggi per unit. Jika Anda memiliki margin kontribusi positif yang tinggi untuk unit tertentu, ini berarti kontributor utama margin keuntungan Anda.
Jika Anda memiliki margin kontribusi rendah atau negatif untuk unit tertentu, ini berarti produk tersebut tidak membantu mendorong kenaikan total pendapatan, atau lebih buruk lagi, produk tersebut membuat uang perusahaan hilang karena memproduksinya alias merugi.
6. Rasio margin kontribusi
Rasio margin kontribusi mirip dengan margin kontribusi. Perbedaannya adalah rasio margin kontribusi dinyatakan sebagai persentase dari harga jual per unit dan bukan jumlah rupiah.
Rasio margin kontribusi dapat dihitung dengan rumus berikut.
Rasio margin kontribusi = Margin kontribusi per unit ÷ Harga jual per unit
Mengetahui rasio ini memungkinkan Anda menjawab pertanyaan seperti “Berapa persentase dari harga jual unit ini yang secara langsung memberikan kontribusi positif terhadap pendapatan saya?”
Sekarang mari kita lihat beberapa rumus analisis break even point atau titik impas yang dapat Anda terapkan ke bisnis Anda.
Rumus Break-Even Point
Rumus Breakeven Point akan menghadirkan angka rupiah yang dibutuhkan untuk menjadi impas. Selanjutnya angka tersebut dikonversi menjadi unit dengan menghitung margin kontribusi (yakni harga jual unit dikurangi variable cost atau biaya variabel).
Selanjutnya kita menggunakan biaya tetap dibagi dengan margin kontribusi agar memberikan hasil mengenai berapa banyak unit produk yang harus dijual untuk mencapai break even point atau titik impas.
Ada dua rumus dasar untuk menghitung break even point dalam bisnis.
Rumus pertama didasarkan pada jumlah unit produk yang dijual dan rumus kedua yakni didasarkan pada
rupiah atau pendapatan dari penjualan (revenue sale).
1) Menghitung Break even point berdasarkan Unit:
- Untuk menghitung break even point berdasarkan unit adalah:
Bagi biaya tetap dengan pendapatan per unit dikurangi biaya variabel per unit. Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah tidak peduli berapa banyak unit yang terjual. Pendapatan adalah harga di mana Anda menjual produk dikurangi biaya variabel, seperti tenaga kerja dan bahan.
Rumus Break Even point berdasarkan unit:
BEP = FC ÷ (P – VC)
Keterangan:
- FC : Fixed Cost / Biaya Tetap.
- P: Price per/unit : harga per-unit.
- VC: Variable Cost / Biaya Variable.
Contoh soal break event point berdasarkan unit:
Perusahaan ABC ingin menjual 1.000 t-shirt, seharga Rp 60.000/unit. Biaya tetap si perusahaan adalah Rp 10.000.000 / tahun, biaya variable Rp 20.000/unit.
Maka perhitungannya adalah:
Break Event Point = Rp 10.000.000 ÷ (Rp 60.000 – Rp 20.000)
Break Event Point = Rp 10.000.000 ÷ Rp 40.000
Maka Break Event Point adalah = 250 unit.
Jadi BEP per unit perusahaan adalah 250 unit.
Maka untuk mencapai break even point perusahaan harus menjual 250 unit. Setelah penjualan melewati 250 unit maka perusahaan baru memperoleh laba karena sudah melewati titik impas / balik modal.
2) Menghitung Break even point berdasarkan Rupiah:
- Saat menentukan break even point berdasarkan rupiah (revenue) adalah:
Bagi biaya tetap dengan margin kontribusi. Margin kontribusi adalah selisih harga jual produk dengan harga variable per-unit.
Rumus Break Even point berdasarkan Rupiah:
BEP = FC ÷ M / P
Keterangan:
- FC : Fixed Cost / Biaya Tetap.
- M: Margin.
- P: Price per/unit : harga per-unit.
Contoh soal break event point berdasarkan Rupiah:
Perusahaan ingin menjual 1.000 t-shirt, seharga Rp 60.000/unit. Biaya tetap si perusahaan adalah Rp 10.000.000 / tahun, biaya variable Rp 20.000/unit.
Maka perhitungannya adalah:
Break Event Point = Rp 10.000.000 ÷ Rp 40.000/Rp 60.000
Break Event Point = Rp 10.000.000 ÷ 0,666
Maka Break Event Point adalah = Rp 15.015.015.
Jadi BEP perusahaan adalah Rp 15.015.015.
Maka untuk mencapai break even point dalam rupiah perusahaan harus menjual senilai Rp 15.015.015. Setelah penjualan melewati nominal itu, maka perusahaan baru memperoleh laba karena sudah melewati titik impas / balik modal.
Itulah keseluruhan cara untuk menghitung break even point (BEP) / titik impas baik dari sudut unit produk atau dari rupiah berdasarkan revenue / pendapatan. Semoga bermanfaat dan jika ada pertanyaan silahkan ajukan di area kolom komentar posting ini dan akan saya jawab semampu dan sesegera mungkin. Sampai jumpa lagi di posting-posting dari BelajarEkonomi.com berikutnya di masa datang.