Ketika Anda memulai sebuah bisnis atau perusahaan, Anda akan menemukan satu pertanyaan klasik. Pada titik berapa Break Even Point (BEP) nya? Tetapi bagaimana sebenarnya cara menghitung BEP ini?
Break Even Point atau BEP biasa menjadi salah satu acuan penting dari sebuah investasi atau bisnis. Ini menjadi parameter dalam menentukan perencanaan dan penentuan target.
Tetapi, apa sebenarnya BEP ini? Bagaimana perannya dalam sebuah roda usaha? Serta bagaimana sebenarnya cara menentukan nilai dari BEP ini?
Mengenal lebih baik Break Even Point
Break Even Point dalam bahasa Indonesia kerap disebut sebagai titik impas. Ini karena dalam gambaran sederhana, BEP sendiri adalah titik ketika perusahaan tidak untung dan tidak rugi, atau dengan kata lain posisi impas.
Lebih tepatnya, Break Even Point adalah titik ketika pendapatan yang masuk menutup secara menyeluruh pengeluaran dari perusahaan. Sehingga perusahaan tidak menanggung rugi maupun tidak pula memperoleh keuntungan.
Prinsip dasar cara menghitung BEP adalah menemukan nilai total pendapatan terakumulasi yang mampu menutup total pengeluaran.
Dalam bentuk lebih luas lagi, BEP juga bisa menjadi titik pertemuan antara total pendapatan dengan seluruh modal awal dan modal kerja.
Ketika BEP berhasil dicapai, maka pendapatan yang perusahaan hasilkan setelahnya dapat kita alokasikan sebagai laba. Bukan lagi untuk menutup biaya.
Biasanya, Break Even Point akan ditunjukan berdasarkan jumlah penjualan minimal yang perlu perusahaan capai untuk bisa menutup seluruh pengeluaran.
Tetapi pada BEP yang sifatnya terkait investasi, hasil dari cara menghitung BEP akan menjadi acuan menemukan nilai balik modal dari seluruh proyek atau bisnis.
Menjadikan BEP sebagai parameter dari sebuah usaha akan membantu perusahaan memahami bagaimana cara mengelola biaya dengan optimal.
Karena di sini, salah satu titik balik yang BEP gunakan adalah jumlah akumulasi biaya yang perusahaan keluarkan.
Di sisi lain, BEP juga menjadi parameter tepat untuk menentukan berapa besar produksi atau penjualan yang perlu perusahaan targetkan untuk bisa menutup seluruh modal dan biaya.
Kadangkala perusahaan bisa saja mendapatkan pendapatan yang besar, tetapi tidak kunjung membukukan keuntungan. Karena nilai BEP yang perusahaan perlukan relatif tinggi.
Biasanya ini terjadi karena ketidak tepatan dalam memutuskan alokasi modal di awal usaha berdiri. Bisa juga karena tingginya alokasi biaya operasional dan non operasional yang perusahaan perlukan.
Mengapa Perlu Menghitung BEP?
Menerapkan cara menghitung BEP yang tepat memiliki peran cukup besar bagi sebuah bisnis. Utamanya untuk membantu pelaku bisnis untuk tidak mengalami kerugian.
Karena dengan menghitung BEP kita akan mengetahui berapa target yang perlu dicapai untuk menutup modal dan biaya.
Untuk lebih detailnya berikut adalah sejumlah manfaat yang bisa Anda dapatkan dengan menghitung nilai BEP untuk usaha.
Membantu menentukan efisiensi dalam perusahaan
Break Even Point akan sangat membantu perusahaan memantau efektivitas biaya yang mereka keluarkan. Nilai dalam BEP akan menjadi salah satu data yang menjadi dasar dalam menentukan efisiensi yang akan perusahaan kembangkan.
Data pada BEP bisa menjadi cerminan untuk menentukan pos biaya mana yang sebaiknya melakukan efisiensi untuk menurunkan akumulasi biaya.
Menentukan nilai margin, harga produk dan target penjualan
Cara menghitung BEP berawal dari akumulasi biaya yang perusahaan perlukan untuk beroperasi. Dari angka tersebut bisa menjadi pertimbangan untuk menentukan periode BEP yang lebih lambat atau cepat.
Tentunya, Untuk mempercepat titik BEP dicapai, perusahaan harus menentukan nilai margin dan harga lebih tinggi. Atau dengan cara menentukan target penjualan yang lebih besar.
Keseimbangan BEP yang sehat adalah dengan menemukan titik impas yang tepat antara pengeluaran dengan pendapatan.
Di sini, pendapatan yang menjadi target tentunya harus rasional. Baik itu rasional dalam penentuan nilai margin, harga jual juga jumlah penjualan yang menjadi target.
Memberikan jaminan investasi
Ketika sebuah perusahaan menawarkan investasi pada pihak ketiga. Tentunya pihak ketiga juga memerlukan jaminan bahwa investasi mereka tidak akan merugi.
Salah satu cara dalam memberikan jaminan tersebut adalah dengan menyajikan data BEP yang potensial. Terdapat keselarasan antara nilai investasi yang perusahaan ajukan dengan nilai BEP dan potensi keuntungan yang dapat ditawarkan.
Menghitung nilai Break Even Point akan sangat membantu perusahaan menentukan nilai pengajuan investasi yang tepat dan rasional.
Sebagai dasar dalam anggaran dan perencanaan
Nilai BEP akan menjadi acuan penting perusahaan ketika menentukan anggaran dan rencana kerja. Ketika sebuah bisnis sukses mencapai titik BEP, artinya pendapatan telah berhasil menutup modal awal dan modal kerja.
Perusahaan dapat lebih leluasa untuk melakukan perencanaan dan pengembangan usaha sesuai dengan pendapatan yang telah diproyeksikan.
Mengenali perubahan situasi perusahaan akibat perubahan ekonomi dan pasar
Sebagaimana Anda pahami, Break Even Point berkaitan dengan penjualan dan pengeluaran. Titik impas pada satu waktu bisa jadi akan berubah di waktu lain karena beberapa aspek.
Sebut saja seperti perubahan harga, inflasi, perubahan biaya produksi, pergeseran minat pasar dan lain sebagainya. Melakukan perhitungan BEP pada setiap perkembangan akan membantu perusahaan memahami situasi yang mereka hadapi.
Sebagai parameter kondisi perusahaan
Bila perusahaan secara periodik menerapkan cara menghitung BEP atas produk mereka, maka perusahaan akan lebih memahami di mana batasan aman atas pendapatan yang masuk.
Perusahaan dapat lebih waspada ketika pendapatan perusahaan mulai mendekati titik BEP. Sehingga mereka dapat segera mengantisipasi situasi keuangan perusahaan untuk mencegah kerugian terjadi.
Bagaimana Cara Menghitung Break Even Point
Setelah Anda memahami bagaimana manfaat dari perhitungan BEP. Kini saatnya untuk mempelajari bagaimana sebenarnya cara menghitung BEP dengan tepat.
Untuk Anda pahami, perhitungan Break Even Point yang akan kita pelajari ini adalah perhitungan yang fokus pada BEP atas perusahaan berjalan. Perhitungan ini berlaku baik itu perusahaan jasa, perusahaan penjualan atau perusahaan produksi.
Karenanya fokus utamanya lebih pada pendapatan produk berbanding dengan biaya tetap dan variabel. Tanpa melibatkan aspek modal awal dan modal kerja dalam perusahaan.
Sebagaimana dipahami BEP juga bisa Anda terapkan sebagai titik impas pada investasi. Di sini BEP akan melibatkan modal awal dari usaha bersangkutan.
Sebelum kita memasuki tahapan untuk mempelajari bagaimana cara menghitung Break Even Point. Pahami dulu, bahwa perhitungan BEP akan berkaitan dengan sejumlah data. Adapun data-data tersebut adalah sebagai berikut.
- Biaya Tetap (Fixed Cost), merupakan jenis biaya produksi yang sifatnya tetap berapapun jumlah produksi atau penjualan yang perusahaan hasilkan.
- Biaya Variabel (Variable Cost), adalah jenis biaya produksi yang memiliki sifat dinamis dan nilainya meningkat seiring dengan peningkatan jumlah produk yang dihasilkan atau dijual.
- Harga Jual (Selling Price), nilai ekonomis perproduk yang perusahaan jual atau produksi.
- Pendapatan (Revenue), merupakan total akumulasi pemasukan perusahaan yang berasal dari penjualan produk, berasal dari hasil akumulasi dari total penjualan.
- Laba (Profit) , adalah selisih antara pendapatan yang telah dikurangi biaya tetap dan biaya variabel yang kemudian diakui sebagai keuntungan usaha.
- Margin kontribusi, merupakan perhitungan margin atau kelebihan nilai antara harga dan biaya variabel.
Terdapat dua pendekatan dalam menghitung Break Even Point. Berikut adalah dua pendekatan tersebut beserta dengan rumus yang digunakan.
BEP berdasarkan unit produksi
Break Even Point ini menghitung target jumlah unit produk yang harus sukses untuk perusahaan jual atau produksi untuk bisa mencapai nilai impas.
Berikut rumus yang bisa Anda gunakan untuk cara menghitung BEP berdasarkan unit produksi.
BEP = Biaya Tetap : margin kontribusi
Margin kontribusi = Harga jual per unit – biaya variabel per unit
BEP berdasarkan nilai mata uang
Selain tersaji dengan jumlah unit produk, BEP juga bisa diukur dalam nilai Rupiah. Ini akan menunjuk pada berapa jumlah pendapatan yang akan menjadi nilai BEP. adapun rumus yang bisa Anda gunakan di sini adalah sebagai berikut.
BEP dalam mata uang = harga jual per unit x BEP per unit
Apa Sebenarnya Margin Kontribusi?
Dalam rumus Break Even Point yang kami sampaikan di atas, terdapat salah satu data yang mungkin relatif asing, yakni Margin Kontribusi.
Dari sisi definisi, Margin Kontribusi merupakan nilai selisih antara harga jual per unit produk setelah dikurangi biaya variabel per unit produk.
Sebagaimana Anda pahami, bahwa biaya terbagi dalam dua bagian. Keduanya adalah biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya variabel memiliki pengaruh langsung terhadap nilai produk. Karenanya dapat secara langsung dikenakan sebagai biaya perproduk.
Sementara biaya tetap adalah seluruh biaya yang harus keluar berapapun perusahaan memproduksi atau menjual produknya. Jadi terlepas dari perusahaan berhasil menjual berapa unit pun, perusahaan harus mengeluarkan biaya tersebut.
Jadi untuk memperoleh hasil dari cara perhitungan BEP yang lebih akurat, kemudian muncul konsep Margin Kontribusi. Ini untuk memperoleh nilai pendapatan bersih atas penjualan produk.
Cara ini sekaligus untuk melihat seberapa mampu pendapatan bersih ini menutup seluruh biaya tetap. Ini akan menjadi parameter seefektif apa penjualan yang berhasil perusahaan capai.
Gambaran perhitungan Break Even Point
Untuk memudahkan dalam mempelajari bagaimana sebenarnya perhitungan Break Even Point. Berikut kami sajikan contoh kasus dalam cara menghitung BEP.
Bila sebuah perusahaan memproduksi produk A dengan biaya tetap Rp.5.000.000 dan biaya variabel per produknya sebesar Rp 150.000. Kemudian produk tersebut dijual dalam harga Rp 350.000
Berapa BEP dari produk tersebut?
Berikut perhitungan dari contoh kasus di atas.
Margin Kontribusi = Rp 350.000 – Rp 150.000
= Rp 200.000
BEP unit produk = Rp 5.000.000 : Rp 200.000
= 25 unit.
BEP dalam Rupiah = Rp 350.000 x 25 unit
= Rp 8. 750.000
Dari perhitungan di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa pada penjualan 25 unit barang, perusahaan akan mencapai titik impas.
Sementara itu, bila perusahaan dapat membukukan pendapatan lebih dari Rp 8. 750.000, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan.
Demikian gambaran mengenai cara menghitung BEP. Penting untuk perusahaan melakukan perhitungan Break Even Point, karena nilai pada Break Even Point tersebut memberikan kontribusi dalam penentuan kebijakan dan perencanaan perusahaan.