Kebijakan Diskonto adalah suatu kebijakan moneter untuk mengatur peredaran uang dan tingkat suku bunga. Kebijakan ini diambil Bank Sentral untuk menunjang kegiatan ekonomi berjalan lancar dan menekan laju inflasi yang tinggi.
Bank Sentral memberlakukan diskonto ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak daripada kebutuhannya. Oleh sebab itu, Bank Sentral menaikkan suku bunga untuk mengatasinya agar uang yang beredar saat ditekan.
Salah satu tujuan diberlakukannya kebijakan diskonto adalah untuk mendorong masyarakat agar bisa menabung. Jika ingin mengetahui penjelasan lebih lengkapnya tentang diskonto, langsung saja simak uraian artikel di bawah ini!
Pengertian Diskonto
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diskonto adalah suatu bunga atau potongan yang wajib mereka bayar ketika menjual surat dagang ataupun surat wesel. Pencairannya biasanya sebelum jatuh tempo sesuai ketentuan berlaku.
Istilah diskonto ternyata memiliki kaitan yang erat dengan kebijakan diskonto atau politik diskonto. Meski begitu, jika terlalu banyak uang beredar di masyarakat melebihi kebutuhan, maka akan terjadi inflasi yang berdampak negatif.
Oleh karena itu, perlu upaya untuk mengontrol peredaran jumlah uang supaya laju inflasi terkendali, salah satu caranya dengan menerapkan kebijakan diskonto.
Kebijakan diskonto sebenarnya merupakan kewenangan Bank Sentral untuk membantu masyarakat menghadapi krisis moneter, termasuk mengendalikan inflasi tinggi. Bank Sentral memberi peningkatan suku bunga untuk mengatasinya.
Jika Anda ingin mempelajari lebih jauh tentang kebijakan ini, Anda bisa simak penjelasan di bawah ini. Apa sebenarnya kebijakan diskonto? Apa dampak dari kebijakan ini serta contoh kebijakannya yang perlu Anda ketahui? Yuk, simak!
Memahami Kebijakan Diskonto
Kebijakan diskonto adalah kebijakan dari Bank Sentral untuk mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Hal ini guna mencegah terjadinya inflasi serta meningkatkan gairah investasi dan lain sebagainya.
Kebijakan diskonto merupakan kebijakan krusial karena bisa memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, sebelum memutuskan diskonto biasanya Bank Sentral akan melakukan perhitungan yang matang.
Ketika Bank Sentral menambah jumlah uang yang beredar, maka akan menurunkan suku bunga. Hal ini akan berdampak pada masyarakat yang kurang puas ketika menyimpan uang di bank. Jumlah uang yang beredar pun akan bertambah.
Sementara ketika Bank Sentral mengurangi jumlah uang beredar, maka akan ada kenaikan suku bunga. Hal ini akan mendorong masyarakat menyimpan uang di bank. Dengan begitu, jumlah peredaran uang pun akan berkurang.
Awalnya, hal yang mendasari kebijakan ini adalah pertimbangan yang bersifat kepentingan ekonomi dan teknik perbankan. Namun, saat ini muncul pertimbangan lain bersifat sosial ekonomi yang mempengaruhi konjungsi dalam negeri.
Mengenal Penerapan Bunga Diskonto
Bunga diskonto adalah bunga yang perhitungannya saat awal jangka waktu penabungan atau peminjaman di bank. Diskonto bank sendiri adalah bunga atas pinjaman dikurangi saat melakukan pinjaman dibuat di bank bersangkutan.
Bunga atas pinjaman tersebut perhitungannya di muka, kemudian ada proses perhitungan secara lumpsum saat jumlah pinjaman pihak bank telah berikan.
Penerapan bunga diskonto bank biasanya saat pinjaman diberikan dan akan otomatis berkurang dari jumlah pinjaman. Efek dari deduksi ini membuat nasabah cukup membayar kembali nilai nominal pinjaman tanpa perlu membayar bunga.
Hanya saja, masyarakat atau nasabah yang akan mengajukan bunga diskonto bank harus memiliki catatan kuat. Mereka yang tepat waktu membayar pinjaman akan mendapat diskon bank. Jika gagal bayar, maka tidak dapat diskon bank.
Tujuan dari bunga diskonto bank sendiri adalah untuk memperlancar likuiditas negara. Dengan adanya kebijakan ini, maka dapat mengontrol masalah ekonomi masyarakat serta menciptakan pemerataan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Model Penetapan Tingkat Diskonto
Tingkat diskonto adalah tingkat pengembalian yang mempengaruhi nilai pada saat ini dari investasi yang diaplikasikan pada present value. Tingkat pengembalian akan hilang ketika investor memilih mengambil asel di masa mendatang.
Adapun tingkat diskonto dalam perhitungan nilai saat ini cukup subjektif. Hal ini karena tingkat pengembalian yang masyarakat harapkan sesuai nilai yang sudah mereka investasikan saat ini, tentunya dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Tingkat diskonto dalam perhitungan keuangan sama dengan modal. Modal keseimbangan pasar sama dengan tingkat pengembalian atas aset keuangan. Penyesuaian bisa dengan memperhitungkan risiko terkait arus kas tidak pasti.
Adapun metode untuk melihat nilai tingkat diskonto yang benar adalah model penetapan harga aset modal. Ada tiga model variabel yang bisa membentuk tingkat diskonto, yaitu tingkat bebas risiko, beta, dan premi risiko pasar ekuitas.
Contoh Penerapan Diskonto
Jika Anda ingin memahami tentang diskonto, berikut ini ada beberapa contoh penggunaan kebijakan ini. Penerapan diskonto bertujuan mencapai keseimbangan ekonomi tertentu. Adapun contoh diskonto adalah sebagai berikut:
1. Perilisan Surat Berharga Negara (SBN)
Perilisan atau peluncuran Surat Berharga Negara (SBN) bisa berupa surat utang, SBR (Saving Bond Ritel), dan obligasi negara. Tujuannya untuk mengumpulkan dana dari masyarakat sebanyak-banyaknya dengan periode pengembalian tertentu.
Dana hasil penjualan Surat Berharga Negara (SBN) ini akan pemerintah manfaatkan untuk membiayai sektor penting. Adapun sektor penting ini seperti pembangunan infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan sektor penting lainnya.
2. Penurunan Tingkat Suku Bunga
Contoh lain dari penerapan kebijakan ini adalah penurunan suku bunga yang terjadi karena beberapa kondisi. Jika tingkat konsumsi masyarakat rendah, Bank Sentral akan menurunkan suku bunga pinjaman di seluruh bank umum.
Tentunya dengan adanya penurunan suku bunga, masyarakat menjadi lebih terbantu terutama yang ingin melakukan pinjaman bank untuk modal usaha. Masyarakat tidak akan terbebani bunga tinggi pada saat pengembalian pinjaman.
3. Kenaikkan Tingkat Suku Bunga
Terjadinya kenaikan suku bunga karena beberapa kondisi sehingga Bank Sentral harus memberlakukan kebijakan diskonto. Adapun salah satu kondisinya seperti tingkat konsumsi masyarakat sangat tinggi dan terjadi inflasi tinggi.
Jika kondisi ini terus berlangsung lama dan mempengaruhi ekonomi negara, maka Bank Sentral akan menaikkan suku bunga pinjaman pada seluruh bank umum. Dampaknya adalah jumlah uang yang beredar mengalami penurunan.
4. Harga Barang menjadi Menurun
Dengan adanya peningkatan suku bunga, maka akan memberikan efek pada dunia usaha atau perdagangan. Hal ini karena akan memberikan pengaruh pada harga barang menurun sehingga tujuan pembangunan nasional bisa tercapai.
Dengan menurunnya harga barang, hal ini menjadi salah satu bentuk dari pemerataan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, daya beli masyarakat kelas bawah pun meningkat karena harga barang tetap terjangkau oleh mereka.
Dampak Kebijakan Diskonto
Ada sejumlah dampak yang mungkin bisa masyarakat rasakan terkait penetapan kebijakan diskonto, salah satunya memperkuat nilai kurs mata uang. Selain itu, beberapa dampak lain dari kebijakan ini adalah sebagai berikut:
1. Stabilitas Harga Terjaga
Seperti kita ketahui, tingginya harga barang atau jasa punya pengaruh terhadap pasar ekonomi. Harga yang terlalu tinggi akan membuat permintaan menurun. Saat permintaan menurun, maka daya produksi pun akan menurun.
Dengan kebijakan moneter seperti salah satunya diskonto, maka hal yang mengakibatkan menurunnya permintaan bisa teratasi. Diskonto akan membuat harga barang atau jasa menjadi stabil dan perputaran ekonomi pun tidak terhambat.
2. Menjaga Stabilitas Ekonomi
Ketika jumlah uang beredar di masyarakat melebihi jumlah barang atau jasa, maka akan terjadi inflasi. Hal ini tentunya akan mengganggu roda perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, perlu kebijakan ekonomi yang tepat.
Agar laju inflasi terkendali, Bank Sentral akan menetapkan suatu kebijakan sesuai dengan kondisi negara. Salah satu kebijakan ekonomi yang diambil adalah diskonto. Hal ini guna membantu menstabilkan perekonomian suatu negara.
3. Meningkatkan Kesempatan Kerja
Salah satu dampak kebijakan ini yaitu Bank Sentral bisa mengontrol jumlah uang yang beredar di masyarakat. Dengan adanya kebijakan ini, perekonomian pun akan lebih stabil sehingga meningkatkan suntikan dana dari investasi baru.
Jika ada banyak investasi baru pada dunia usaha, maka hal ini mampu memberi kesempatan kerja dan akan ada penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian, jumlah pengangguran di suatu negara pun akan mengalami penurunan.
Kesimpulan
Diskonto merupakan mekanisme keuangan di mana masyarakat yang meminjam memiliki hak untuk menunda pembayaran dalam jangka waktu tertentu dengan imbalan biaya atau bunga. Bunga dikurangi saat pinjaman dibuat di bank.
Dengan adanya kebijakan diskonto, Bank Sentral memiliki kewenangan untuk menambah atau mengurangi peredaran uang. Hal ini bertujuan mencegah terjadi inflasi dan membuka keran investasi baru di dunia usaha atau bisnis.
Kebijakan diskonto adalah suatu kebijakan yang diambil oleh pihak Bank Sentral untuk mengontrol jumlah peredaran uang di masyarakat. Demikian penjelasan mengenai diskonto beserta contoh dan dampak pada perekonomian.