Investasi saham sudah menjadi andalan banyak orang untuk memperoleh passive income. Alasannya karena ketika seseorang membeli sebuah saham, maka ia berhak mendapatkan bagi hasil setiap satu atau dua kali dalam setahun. Sekarang, investasi saham semakin mudah karena hadirnya e-IPO.
Anda yang masih awam soal saham pun akan mudah berinvestasi saham karena e-IPO ini. Nah, untuk memahami apa itu e-IPO, pada artikel kali ini kami akan membahas teknologi tersebut yang sudah membantu investor atau orang yang baru dalam dunia investasi untuk berinvestasi saham dengan jauh lebih mudah.
Pengertian e-IPO
IPO adalah singkatan dari Indonesia Public Offering atau proses penawaran saham umum kepada khalayak ramai.
Momen tersebut terjadi ketika sebuah perusahaan menawarkan sahamnya untuk dibeli oleh siapapun yang berminat mendapatkan bagi hasil dari perusahaannya.
Biasanya, perusahaan yang IPO akan menawarkan saham dengan harga yang terbilang sangat rendah.
Maka dari itu, saham-saham muda seperti ini kerap jadi incaran para investor terlebih jika perusahaan tersebut sudah memiliki citra baik sebelumnya.
Nah, seperti fasilitas yang mengalami digitalisasi, maka istilah e-IPO bisa diartikan sebagai penawaran saham umum kepada khalayak ramai secara elektronik.
Dalam sistem elektronik ini, terdapat sederet informasi tentang perusahaan yang akan IPO, seperti soal rentang harga, prospektus dan jangka waktu penawaran.
Dan karena bersistem elektronik, sudah pasti dalam prosesnya sangat mudah untuk dilakukan oleh banyak orang.
Setelah masa IPO selesai, maka pesanan saham tersebut akan dibagi-bagikan sesuai peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan atau OJK.
Manfaat e-IPO
Sebenarnya, tanpa teknologi ini ada banyak sekali orang yang berhasil berinvestasi saham. Namun, karena kemajuan teknologi diadaptasi dalam sistem investasi saham, tentu saja terdapat sederet manfaat yang bisa dirasakan banyak orang, yaitu:
Akses Luas
Sama seperti sistem atau fasilitas lainnya, dengan mengadopsi sistem elektronik dapat mempermudah sebanyak mungkin orang untuk mencapainya.
Seperti itu juga, teknologi ini sangat membantu publik untuk mengetahui informasi perusahaan yang akan IPO sekaligus berpartisipasi dalam pemesanan saham tersebut.
Dengan teknologi ini, Anda bisa membeli saham di harga awal dan tidak ketinggalan momen kenaikan harga yang signifikan di kemudian hari.
Hal tersebut bisa memaksimalkan keuntungan Anda sebagai seorang investor.
Mempermudah Akses Investor Ritel
Apa itu investor ritel? Investor ritel adalah individu yang memiliki kemampuan untuk membeli utang dan ekuitas untuk tujuan pribadi dan bukan berbentuk organisasi atau instansi tertentu.
Dengan kata lain, jika Anda secara pribadi meletakan uang dalam instrumen investasi tertentu, maka Anda dapat disebut sebagai investor ritel.
Nah, karena bersifat perorangan maka kendala terbesarnya adalah kesulitan dalam memperoleh akses serta informasi saham yang akan IPO.
Maka dari itu, dengan adanya sistem IPO elektronik, Anda sebagai investor ritel akan mendapatkan informasi IPO dengan lebih cepat dan dapat segera mengalokasikan dana jika berminat pada saham IPO tertentu.
Partisipasi Perusahaan Efek Semakin Luas
Perusahaan efek biasa juga disebut sebagai perusahaan sekuritas adalah agen penjual saham.
Dengan adanya IPO elektronik, maka perusahaan-perusahaan tersebut dapat memperluas partisipasinya dalam menawarkan saham yang akan IPO.
Hal itu pada akhirnya berantai pada partisipasi masyarakat yang semakin luas saat ada penawaran umum saham baru.
Tahapan Membeli e-IPO
Sebelum Anda dapat membeli sebuah saham IPO melalui sistem e-IPO, terdapat beberapa tahapan yang perlu Anda lalui.
Berikut adalah sederet tahapan membeli e-IPO yang perlu Anda lakukan:
Registrasi
Registrasi atau pendaftaran adalah tahap pertama yang perlu Anda lalui. Caranya adalah dengan memasukan alamat email, mengisi tipe investor dan memberikan data diri secara benar.
Nantinya Anda sebagai investor akan mendapatkan kode autentikasi untuk memastikan bahwa alamat email yang Anda daftarkan sudah benar.
Selanjutnya, Anda perlu membuat password untuk keamanan akun e-IPO Anda agar tidak mudah dibobol orang yang tak bertanggung jawab.
Verifikasi oleh Broker
Selanjutnya, Anda perlu memilih perusahaan sekuritas atau broker untuk dapat melakukan pemesanan saham IPO.
Pada menu registrasi, Anda bisa klik opsi I Have a SID jika sudah memiliki SID. Namun jika belum, maka pilihlah Sub Rekening Efek atau SRE yang nantinya akan mengantarkan Anda ke tahap-tahap membuat SID.
Setelah Anda selesai membuat SID, maka sistem akan mengarahkan Anda pada halaman partisipan. Di situ terdapat kolom yang perlu Anda isi dengan nama perusahaan sekuritas yang Anda pilih.
Kemudian terdapat tahap verifikasi oleh broker yang durasinya bisa memakan beberapa waktu tergantung kebijakan broker yang telah Anda pilih.
Dalam tahap ini Anda hanya perlu menunggu hingga proses verifikasi selesai dan Anda siap melakukan pemesanan menggunakan akun Anda.
Pemesanan atau Order
Setelah verifikasi berhasil dan pengajuan disetujui oleh broker, maka Anda siap melakukan pemesanan atau order.
Anda dapat melakukan order pembelian saham yang sedang IPO dan menurut Anda memiliki potensi yang bagus di masa depan.
- Pertama, Anda perlu melihat-lihat saham yang sedang IPO terlebih dahulu
- Jika terdapat saham yang cocok dengan Anda, cobalah cek tombol Info Selengkapnya
- Kemudian, lakukan pengisian Form Pemesanan dan Anda akan menerima kode OTP
- Lalu, masukan kode OTP yang Anda terima dan tunggu pesanan Anda selesai diverifikasi
Konfirmasi Baca Prospektus
Karena Anda sedang memesan saham IPO alias saham yang belum launching di pasar, maka terdapat tahap yang perlu Anda lalui sebelum menerima saham tersebut.
Ya, Anda perlu membaca dokumen bernama Prospektus dan menyetujui apa yang tertulis di sana.
Anda wajib melakukan konfirmasi ini selama saham masih berstatus IPO. Jika tidak, pemesanan Anda dianggap hangus dan Anda tidak bisa membeli di harga IPO.
Nah, jika Anda sudah melakukan konfirmasi, pastikan bahwa Anda memiliki saldo RDN yang cukup untuk menebus dan menerima saham tersebut.
Menerima Saham
Setelah melalui beberapa tahap, akhirnya saham yang awalnya IPO sudah launching. Nah, Anda bisa buka kolom History dan melihat status apa yang Anda peroleh.
Terdapat beberapa status yang perlu Anda perhatikan, yaitu:
- Alloted: mendapatkan penjatahan;
- Alloted w/ Scale Back: mendapatkan penjatahan dengan penyesuaian;
- Not Alloted: tidak mendapatkan penjatahan;
- Not Carried Over: Pesanan tidak diteruskan.
Jika Anda memperoleh History berupa Alloted, maka Anda resmi memiliki sebagian saham dari perusahaan tersebut.
3 Poin yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Saham IPO
Saham adalah salah satu dokumen berharga yang menjadi aset Anda dan dapat menambah kekayaan. Namun, untuk memperoleh saham yang sesuai dengan tujuan Anda, maka ada beberapa poin yang perlu diperhatikan sebelum membeli saham IPO.
Berikut adalah poin-poin yang perlu Anda perhatikan:
Membaca dan Membandingkan Prospektus Awal dan Akhir
Dalam sebuah saham IPO, terdapat dua prospektus yaitu prospektus awal dan akhir atau final.
Nah, seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Anda wajib membaca dokumen bernama prospektus dan hal ini terjadi ketika masa Bookbuilding.
Salah satu alasan mengapa Anda perlu membaca dokumen ini adalah memastikan perbedaan yang ada antara prospektus awal dan final.
Karena dokumen ini bisa berbeda isinya pada periode Bookbuilding dan Offering. Biasanya, perbedaan terdapat pada jumlah saham.
Ada beberapa penyebab mengapa jumlah saham yang tertera bisa berbeda, seperti permintaan yang melebihi kapasitas dan sebagainya.
Maka dari itu, selain membacanya, tidak ada salahnya untuk menyimpan dokumen tersebut dan membandingkan isinya ketika prospektus final dirilis.
Mengetahui Tujuan Penggunaan Dana
Ada banyak alasan mengapa sebuah perusahaan akhirnya mengadakan IPO, seperti membutuhkan dana tambahan untuk ekspansi bisnis atau membayar hutang. Nah, Anda perlu perhatikan tujuan penggunaan dana hasil dari penjualan saham.
Jika mayoritas dana akan dipakai untuk membayar hutang, maka saham ini bisa Anda waspadai namun tidak dilarang untuk dibeli.
Selanjutnya, jika mayoritas dana akan dipakai untuk membeli peralatan atau untuk ekspansi bisnis, ada kemungkinan besar perusahaan tersebut dapat memberi untung besar untuk para investornya.
Memperhatikan Laporan Keuangan
Membaca laporan keuangan bisa memberi Anda gambaran mengenai jumlah pendapatan perusahaan yang sedang IPO.
Meski informasi laporan keuangan biasanya terbatas, yaitu hanya 2 atau 3 tahun belakang, namun hal itu cukup membantu Anda mempertimbangkan apakah akan membeli saham IPO tersebut atau tidak.
Selain itu, laporan keuangan juga bisa memberi Anda gambaran seberapa besar keuntungan yang bisa Anda peroleh saat masa pembagian dividen.
Demikianlah artikel kami yang membahas tentang IPO elektronik yang bisa membantu Anda memahami apa itu e-IPO dan informasi yang terkait lainnya.