ERP/WMS merupakan dua program yang sama-sama dibutuhkan dalam dunia industri, khususnya terhadap manajemen inventory.
Meski demikian, sistem ERP (Enterprise Resource Planning) dan WMS (Warehouse Management Software) ini memiliki sejumlah aspek yang membedakan, terutama dalam ruang lingkup dan integrasinya.
Inilah kenapa kedua sistem ini digunakan pada perusahaan yang berbeda-beda atau bahkan digunakan untuk saling melengkapi. Untuk mengenal lebih jauh tentang perbedaan dan kecocokan penggunaanya bisa Anda simak di bawah ini.
Sekilas Tentang ERP/WMS
Di artikel sebelumnya telah dijelaskan secara detail mengenai apa itu Enterprise Resource Planning (ERP) dan Warehouse Management Software (WMS).
Yang mana dijelaskan bahwa Enterprise Resource Planning adalah sebuah program yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola aktivitas usaha rutinnya di setiap hari, semisalnya aktivitas pengadaan barang dan dana, manajemen rantai pasokan, manajemen proyek, manajemen risiko dan kepatuhan, serta akuntansi.
ERP sendiri dibuat secara otomatis untuk mendukung proses bisnis administrasi dan operasional di berbagai industri.
Sementara WMS ialah sistem yang digunakan untuk membantu staf pergudangan dalam mengelola stok barang secara efisien dan efektif.
Sistem ERP/WMS ini memang sama-sama berhubungan dengan kegiatan manajemen komersial terutama dalam bisnis distribusi. Meski demikian, keduanya jelas memiliki aspek yang membedakan, khususnya dalam penggunaannya.
Perbedaan ERP/WMS
Adapun perbedaan sistem Enterprise Resource Planning dan Warehouse Management System yang harus Anda ketahui, di antaranya:
Ruang Lingkup
Ketika WMS hanya berfungsi untuk mendukung kegiatan operasional pergudangan (inventaris maupun logistik), sistem program ERP justru lebih luas dari itu.
Secara jelasnya, Warehouse Management System hanya berfokus pada logistik dan inventaris gudang untuk membuat mekanisme operasinya berjalan dengan kohesif.
Sementara ERP memiliki ruang lingkup yang lebih luas dan lengkap, di mana pihak bisnis tidak hanya bisa menggunakannya untuk inventaris dan logistik, melainkan juga terintegrasi dengan proses keuangan, produksi, SDM, dan proses bisnis lainnya.
Tentunya Enterprise Resource Planning juga didukung dengan berbagai jenis modul, sehingga fungsi yang didapat lebih maksimal.
Kualitas Fitur
Meski program Enterprise Resource Planning lebih lengkap dan sudah mencakup beberapa fungsi WMS sekaligus, akan tetapi soal kualitas fitur yang disediakannya tidak sekuat pada tipe WMS lengkap.
Umumnya, perangkat ERP menawarkan solusi yang dibutuhkan oleh bisnis distribusi dan grosir berskala kecil menengah.
Melalui program ERP, siapapun bisa mengakses informasi bisnisnya sesuai jenis model yang digunakan. Hal ini karena sistem ERP memiliki fitur dengan solusi yang terpusat.
Meski demikian, sistem ERP dirancang secara modular, sehingga memungkinkan Anda untuk bisa meningkatkan dan melengkapi lebih banyak produk seiring dengan pertumbuhan bisnis Anda.
Sementara sistem WMS menghadirkan fitur-fitur yang lebih canggih, semisalnya fitur otomatisasi, manajemen operator, alokasi dan optimalisasi tenaga kerja, hingga perhitungan gelombang dan siklus.
Untuk memperoleh data ROI dalam waktu dua tahun, WMS membutuhkan waktu 6 hingga 8 bulan penerapannya.
Sistem Pelacakan Produk
Mekanisme pelacakan pada program ERP/WMS ini jelas berbeda, karena ERP yang menawarkan solusi terpusat, Anda bisa menggunakannya untuk melakukan pelacakan terhadap produk di ruang penyimpanan dengan mudah dan cepat.
Namun, pada sistem ERP yang lama biasanya terdapat opsi pelacakan yang terbatas dibandingkan dengan menggunakan sistem WMS dengan caliber sama.
Jika pelacakan produk merupakan kegiatan bisnis, semisalnya bagi perusahaan logistik, maka perangkat WMS Standar menjadi pilihan yang cocok.
Meski demikian, mungkin akan terdapat masalah dalam hal integrasi perangkat ERP dan WMS pada kasus ini.
Fleksibilitas
Analisis dalam kegiatan bisnis yang lebih real-time lebih diutamakan, sehingga waktu ke waktu membuat banyak pergeseran dari logika berbasis transaksi.
Pada sistem ERP tipe lama biasanya menawarkan persepsi linier pada lingkungan operasi bisnis yang mungkin tidak selalu terjadi dalam bisnis dinamis modern.
Sistem program WMS/ERP yang telah terakomodasi dengan perubahan prioritas mungkin lebih cocok digunakan oleh bisnis yang terpengaruh oleh perubahan.
Namun, perlu diingat bahwasannya setelah menerapkan sistem ERP akan sulit bagi bisnis untuk mengubah tujuan dan prioritasnya.
Hal ini karena seluruh kegiatan bisnis bekerja dalam bisnis dengan satu sistem yang belum pasti memiliki fungsional yang mendalam di semua modulnya.
Integrasi Program
Integrasi ERP sendiri memberikan solusi otomatisasi terhadap proses bisnis dan alur kerja melalui perangkat lunak yang berbeda, sehingga dapat menyediakan entri data atau database yang terpadu.
Sementara integrasi WMS memberikan solusi terhadap operasional manajemen gudang.
Pada dasarnya WMS sendiri dapat diintegrasikan dengan ERP untuk memperoleh fungsional dan operasi yang lebih maksimal.
Biasanya hal ini dilakukan oleh pelaku bisnis yang ingin maksimasi operasional bisnis dan perusahaan besarnya. Dengan demikian, mereka akan melengkapi sistem dengan cara mengintegrasi WMS pada ERP.
Tentu saja, model WMS yang terintegrasi pada ERP jauh lebih canggih dibandingkan menggunakan perangkat WMS Mandiri terbaik sekalipun.
Biaya Penggunaan Program
Jika dibandingkan dengan perihal biaya, penggunaan sistem ERP jauh lebih mahal dibandingkan program WMS.
Apalagi seiring dengan pertumbuhan perusahaan yang lebih pesat, mengharuskan Anda untuk menambahkan modul tambahan ke sistem ERP.
Perlu Anda ketahui juga, biasanya penerapan sistem ERP hanya bertahan beberapa tahun saja.
Dari beberapa sumber yang ada, tarif penggunaan ERP bisa mencapai ratusan juta, sedangkan program WMS bisa sekitar puluhan juta.
Tentunya, biaya penggunaan ini tergantung pada tipe dan developer program itu sendiri.
Jenis Industri Cocok untuk Sistem ERP/WMS
Sistem ERP memang menawarkan aspek kerja yang lebih luas. Dari nilai dan fungsi yang dimilikinya, ERP akan cocok digunakan pada ke-7 industri berikut ini:
Industri Medis
Regulasi hingga proses biaya administrasi dapat berlangsung secara mudah dan cepat dengan adanya bantuan ERP. Adapun aspek kegiatan yang dapat dibantunya mencakup perawatan pasien, kontrol stok obat, hingga penggajian tenaga medis.
Dengan ini, ERP dapat membantu industri medis menjadi lebih maju, dan memberikan kesempatan untuk industri medis swasta lebih berkembang.
Industri Konstruksi
Mengingat Industri konstruksi memiliki bidang kerja dan operasional yang sangat luas, maka dari itu penggunaan sistem ERP merupakan solusi terbaik.
Dengan ERP, perusahaan bisa meringkas operasi dan alur kerja yang terkustomisasi.
Dengan penggunaan modul ERP yang lebih lengkap, perusahaan juga bisa memanfaatkan sistem manajemen inventaris untuk operasi yang berhubungan dengan stok barang.
Industri Mesin, Elektronik dan Otomotif
ERP juga membantu industri satu ini dalam hal laporan keuangan dan stok barang. Berkat operasi kerja yang terotomatisasi dengan aspek penting (produksi dan inventory), perusahaan industri akan semakin meningkat.
Industri Pakaian
Toko retail seperti industri pakaian akan sangat membutuhkan sistem ERP untuk membantu meningkatkan operasionalnya dalam hal persediaan dan keuangan.
Industri Makanan
Sistem ERP dalam industri makanan berperan untuk melakukan pengecekan tanggal kadaluarsa makanan, sehingga Anda bisa mendapatkan pemberitahuan soal tanggal expired pada produknya.
Industri Susu
Sama halnya pada industri makanan, penggunaan sistem ERP juga membantu industri susu untuk mengelola stok persediaan dalam memenuhi permintaan konsumen.
Bahan dasar yang harus disediakan dalam industri ini berjumlah besar dan Anda diharuskan untuk melakukan kontrol agar bisa memenuhi permintaan konsumen dengan tepat. Itulah kenapa dibutuhkan program ERP.
Industri Karet
Untuk memudahkan proses bea cukai dalam industri karet dibutuhkan sistem ERP yang diintegrasikan dengan sistem inventory.
Industri Plastik
Sama halnya seperti industri sebelumnya, industri plastik juga membutuhkan sistem ERP yang dapat membantu proses kerjanya, mulai dari pengolahan hingga menyalurkannya ke konsumen.
Jenis Industri yang Cocok untuk Sistem WMS
Jika sistem ERP memiliki nilai dan peran yang lebih luas, maka WMS memiliki cakupan menengah. Di mana WMS akan cocok digunakan oleh sebuah pabrik dan gudang.
Namun, kenyataannya di lapangan sistem WMS juga banyak digunakan oleh industri, seperti manufaktur, ritel, makan minum, dan tentunya perusahaan logistik pihak ketiga (3PL).
Kesimpulan
Dari penjelasan diatas antara ERP/WMS, Anda dapat menyimpulkan sendiri mana yang paling dibutuhkan dalam bisnis dan industri Anda.
Program WMS dapat digunakan untuk memantau/mengontrol berbagai jenis proses dalam pergudangan, mulai dari pengiriman, penerimaan, dan penyimpanan. Sistem WMS juga membantu para staf untuk mengambil produk barang yang akan dikeluarkan untuk disalurkan ke konsumen atau bisnis lain secara mudah.
Sedangkan program ERP memiliki ruang lingkup yang lebih luas dalam mengintegrasi dan mengelola berbagai informasi dan proses bisnis yang dalam secara efisien.
Dengan demikian, ERP lebih cocok digunakan oleh perusahaan yang memiliki kompleksitas operasional dibandingkan program WMS.