Dalam sebuah bisnis, ada banyak hal merugikan yang bisa jadi hadir, salah satunya adalah fraud. Fraud adalah salah satu penyebab sebuah perusahaan dapat mundur dan bahkan pailit. Sehingga, mencegah tindakan ini bisa sangat menguntungkan perusahaan Anda.
Maka, jika Anda ingin mencegah terjadinya kecurangan yang dapat berdampak besar pada perusahaan, cobalah pahami apa itu fraud triangle. Wajar jika Anda belum memahami kedua istilah tersebut, fraud dan fraud triangle.
Oleh sebab itu, dalam artikel ini kita akan membahas tuntas apa itu fraud dan bagaimana cara mencegah kecurangan dalam bisnis menggunakan fraud triangle?
Fraud Adalah
Secara garis besar, fraud adalah pembuatan dan penyerahan laporan keuangan yang direkayasa secara sengaja dengan menghilangkan atau menambahkan nominal dana dengan tujuan menipu pemilik hak dari laporan keuangan tersebut.
Seperti yang sudah kami singgung di atas, tindakan ini memiliki dampak besar terhadap perusahaan, karena bisa berujung pada kesalahan dalam mengambil keputusan. Selain itu, jika kejadian ini terjadi dalam waktu yang lama, maka dapat menghasilkan kondisi pailit untuk perusahaan.
Tujuan dari tindakan fraud adalah untuk mengambil keuntungan yang tidak jujur untuk salah satu atau beberapa pihak saja. Tidak heran ketika tindakan curang dalam tubuh perusahaan ini diketahui, maka atasan akan langsung memecat bahkan menyeret pelaku ke ranah hukum.
Contoh Tindakan Fraud
Tindakan fraud tidak terbatas pada penyerahan laporan palsu soal pemasukan dan pengeluaran perusahaan saja, namun juga:
- Penipuan pajak
- Penipuan kartu kredit
- Penipuan sekuritas
- Dan penipuan lainnya
Meskipun umumnya dilakukan oleh oknum tertentu, namun tidak jarang juga bahwa perusahaan secara utuh juga melakukan tindakan ilegal ini. Salah satu kasus yang paling sering terjadi adalah penipuan soal laporan keuangan agar jumlah pajak yang ditanggung oleh perusahaan tidak sebesar yang semestinya.
Jenis-jenis Fraud
Korupsi
Anda tentu tidak asing dengan istilah korupsi. Tindakan haram ini merujuk pada perbuatan penyuapan, pemerasan hingga penyalahgunaan informasi dari suatu instansi. Korupsi dilakukan untuk memperlancar urusan salah satu pihak dengan memberikan hadiah, fasilitas atau uang kepada pihak pemberi izin.
Pencucian dan Penggelapan Uang
Istilah “penggelapan” merujuk pada tindakan penyelewengan dana atau aset yang dipercayakan kepada pelaku. Pengeluaran yang dilakukan tidak transparan sehingga menjadi “gelap” atau tidak diketahui.
Biasanya kasus ini akan terungkap ketika ada pemeriksaan laporan keuangan dan si penyidik menemukan kejanggalan, baik berupa harga barang yang dibeli, harga jasa yang sangat tinggi hingga hal-hal yang tidak perlu namun sangat menguras biaya.
Pencurian Data
Sebuah perusahaan dan instansi tentu memiliki data-data penting yang bersifat pribadi. Data-data tersebut dirahasiakan karena terdapat berbagai alasan, seperti menyangkut strategi pemasaran, nama pemasok, jumlah keuntungan dan sebagainya.
Ketika data ini bocor, maka perusahaan akan memiliki kompetitor yang dapat menjiplak hampir seluruh strateginya dan dapat berujung pada pailit. Malah, di beberapa kasus dampak merugikan tidak hanya dirasakan oleh perusahaan korban melainkan juga masyarakat secara luas.
Pencurian data juga disebut sebagai computer fraud. Istilah ini merujuk pada data-data penting yang terpusat pada komputernya.
Penyimpangan Aset
Dengan membaca istilahnya saja tentu Anda sudah memahami tindakan seperti apa yang termasuk dalam kategori penyimpangan aset. Ya, jenis fraud yang satu ini adalah menggunakan aset yang dipercayakan untuk tujuan yang mementingkan diri sendiri.
Meskipun kasus penyimpangan aset bukanlah hal yang jarang terjadi, namun tindakan ini paling mudah dideteksi. Syaratnya adalah dengan menjaga pencatatan dan pengelolaan keuangan perusahaan secara benar.
Kenali Fraud Triangle
Fraud triangle adalah model analisis dan pengukuran dalam menemukan potensi kecurangan dalam bisnis. Jika bisnis Anda sudah berkembang pesat dan memiliki banyak karyawan, terdapat potensi yang sangat besar terjadinya tindakan fraud.
Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli penologi bernama Donald R. Cressey pada tahun 1950. Istilah tersebut digunakan karena dalam prakteknya, fraud disebabkan oleh tiga penyebab utama, yaitu:
Tekanan Ekonomi
Tekanan ekonomi menjadi penyebab dan alasan yang paling sering memotivasi banyak pelaku kecurangan. Dalam keadaan normal, bisa jadi gaji yang ia dapatkan cukup untuk menjalani hidup.
Namun, terdapat situasi yang tidak terduga dan menuntutnya untuk mendapatkan uang lebih. Selain itu, jika ia terjerat hutang dan sulit untuk melunasinya, kondisi tersebut juga menjadi alasan untuk berbuat curang pada perusahaannya.
Keinginan Individu
Keinginan individu yang menggerakan seseorang untuk bertindak curang atau fraud terbagi menjadi dua, yaitu moral dan motivasi. Moral adalah ketika seseorang memiliki sifat serakah sehingga apa yang ia dapatkan selalu kurang dan mendorongnya untuk bertindak curang demi memenuhi keserakahannya.
Selanjutnya, kategori motivasi adalah sulitnya seseorang memenuhi kebutuhannya sehingga tindakan fraud seringkali menjadi satu-satunya jalan yang perlu ia tempuh.
Meskipun salah dan merugikan, namun kategori kedua ini seringkali mendapatkan pengampunan dari pihak perusahaan (tidak diseret ke ranah hukum) namun juga diiringi dengan konsekuensi berupa penurunan jabatan atau PHK.
Lemahnya Kebijakan dan Hukum
Lemahnya kebijakan dan hukum yang ditanggung oleh pelaku kecurangan seringkali membuat mereka tidak takut untuk berbuat buruk. Mereka berpikir bahwa sekalipun ketahuan dan tertangkap, hukuman yang ia terima tidaklah terlalu buruk sehingga mudah untuk dijalani hingga masa hukuman berakhir.
Contoh nyata dari lemahnya hukum dalam menindak pelaku fraud adalah pemberian potongan hukuman, sanksi pidana yang ringan dan perlakuan istimewa yang tidak didapatkan oleh pelaku pencurian yang lain.
Cara Mencegah Kecurangan dalam Bisnis
Sebagai pemilik bisnis, tentu Anda ingin sekali memiliki bisnis dan perusahaan yang sehat. Namun, fraud triangle yang disebutkan di atas sulit dicegah jika Anda memiliki karyawan dalam jumlah banyak.
Terlebih jika divisi pemeriksa keuangannya bukan lagi Anda sendiri. Maka dari itu, berikut terdapat tujuh cara mencegah kecurangan dalam perusahaan.
Menanamkan Kode Etik
Kode etik menjadi patokan untuk para pegawai agar memiliki batasan yang membuat kinerja mereka sesuai dengan tujuan perusahaan. Masing-masing divisi memiliki kode etik mereka sendiri-sendiri.
Dalam sebuah kode etik, sebaiknya cantumkan juga sanksi dan hukuman yang mana bisa menjadi pagar batasan untuk membangun kedisiplinan. Salah satu faktor keberhasilan dalam penerapan kode etik adalah konsisten dan tidak pilih kasih dari pihak perusahaan.
Meningkatkan Pengawasan Internal
Pengawasan membuat kondisi menjadi kondusif, terlebih jika hal tersebut dilakukan pada divisi yang rawan kecurangan, seperti keuangan dan kepegawaian. Salah satu tindakan pengawasan yang bisa Anda lakukan adalah dengan memperketat jadwal audit.
Selain itu, penggunaan teknologi terbaru dalam menyusun data dan laporan yang terintegrasi juga mencegah terjadinya tindakan manipulasi. Namun, tahap ini belum juga cukup karena tindakan pengawasan perlu diaudit setiap kurun waktu tertentu untuk memastikan bahwa si pengawas melakukan pekerjaannya dengan baik.
Menggunakan Aplikasi atau Program untuk Menyimpan Data
Cara yang ketiga adalah menggunakan aplikasi atau program yang mutakhir untuk menyimpan data. Sekarang sudah banyak sekali teknologi yang mempermudah setiap divisi pekerjaan dalam melakukan pekerjaannya dengan baik.
Nah, untuk proses pendataan keuangan perusahaan memang lebih baik menggunakan teknologi terkini, karena selain mudah cara ini bisa mencegah penipuan dan manipulasi data.
Anda bisa membagikan akses kepada seseorang yang Anda percayai saja. Di sisi lain, program tersebut terintegrasi dengan komputer Anda sehingga sebagai pimpinan Anda bisa memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik.
Pemberian Reward atau Hadiah
Siapa yang tidak suka jika diberi hadiah yang sepadan dengan pengorbanannya? Banyak orang suka dengan hadiah terlebih jika itu berasal dari atasan. Pemberian hadiah tersebut menjadi pendorong setiap pegawai untuk memberikan yang terbaik untuk perusahaan, termasuk dalam bertingkah laku disiplin dan jujur.
Reward atau hadiah ini tidak selalu berupa uang. Hadiah bisa Anda berikan berupa barang atau fasilitas tertentu. Apapun hadiahnya, jika dirasa menarik dan sangat menguntungkan, pegawai akan lebih mengejar reward tersebut daripada berlaku curang dan merugikan tempatnya bekerja.
Bertindak Koersif
Cara mencegah fraud yang sudah terbukti berhasil adalah bersikap koersif. Koersif adalah tindakan keras yang dilakukan oleh atasan untuk meningkatkan kinerja dan disiplin perusahaan. Tindakan ini juga berlaku untuk mencegah adanya kecurangan dalam bekerja.
Salah satu bentuk dari tindakan koersif adalah tegas dalam menerapkan hukuman yang sudah ditetapkan. Seperti yang sudah kita bahas pada bagian menanamkan kode etik, terdapat hukuman yang dapat mencegah seseorang untuk berbuat curang.
Kode etik tersebut menjadi lebih efektif jika benar-benar dilakukan ketika dibutuhkan.
Melakukan Audit dan Evaluasi Secara Berkala
Audit dan evaluasi bertujuan untuk memastikan bahwa semua bagian menjalankan tugasnya dengan benar. Audit yang dilakukan secara berkala dan sesuai jadwal dapat mengendurkan niat seseorang untuk berbuat curang.
Bagaimana bisa? Karena audit biasanya dilakukan secara teliti dan kritis serta menuntut pertanggungjawaban pada pihak yang bersalah. Soal seberapa sering audit dilakukan, hal itu bergantung pada kebijakan perusahaan.
Menanamkan Dampak Tindakan Fraud
Menanamkan dampak tindakan fraud lewat penyuluhan bisa menjadi efektif jika dilakukan secara berkala. Cara ini dapat menanamkan ketakutan setiap karyawan untuk melakukan tindakan haram yang satu ini.
Selain menonjolkan tentang kerugian yang akan dialami perusahaan, penyuluhan ini juga bisa menonjolkan dampak yang terjadi ketika seseorang melakukan tindakan fraud. Dampak buruk seperti terkena PHK, sulit mendapatkan pekerjaan pengganti hingga diseret ke meja hijau bisa sangat efektif untuk mencegah mereka berbuat buruk.
Itulah sederet informasi kami mengenai fraud dan fraud triangle yang bisa Anda ketahui jika ingin memiliki bisnis yang sehat dan berkembang. Semoga artikel ini dapat membantu Anda dalam mencegah kecurangan dalam bisnis sehingga bisa maju dan bertahan lama.