Fraud dalam pengertian bahasa adalah penipuan. Dalam akuntansi, fraud juga dapat terjadi. Hal tersebut bisa bermuara pada penyelewengan dalam keuangan perusahaan.
Menariknya, fraud dalam akuntansi ini bisa jadi justru dilakukan secara sengaja oleh perusahaan. Bukan oleh karyawan tanpa pengetahuan perusahaan. Tujuannya untuk mengelabui investor atau pihak eksternal lain.
Bagaimana fraud bisa mempengaruhi penilaian pihak eksternal? Bagaimana pula bentuk dan pola dari penipuan semacam ini?
Inilah yang akan kita bahas dalam kesempatan kali ini. Kita akan mencoba melihat lebih dalam mengenai bagaimana modus penipuan ini berjalan.
Apa sebenarnya Fraud?
Fraud memiliki makna penipuan. Sehingga ketika kita mengenal istilah fraud dalam akuntansi, maka ini akan identik dengan penipuan dalam data keuangan.
Fraud dalam akuntansi biasanya dilakukan perusahaan secara sengaja dan berada dalam pengetahuan manajemen dan direksi. Ini jelas bukan bentuk penipuan oleh karyawan untuk tujuan penggelapan uang.
Meski fraud juga bisa saja terjadi karena aspek ini. Namun, penipuan yang justru lebih lazim terjadi melibatkan perusahaan itu sendiri.
Biasanya tujuan dari fraud ini untuk menutupi situasi buruk dalam keuangan perusahaan. Atau untuk memberi kesan positif atas situasi keuangan perusahaan.
Tentu saja kita pahami bahwa perusahaan dengan performa keuangan yang sehat dan berprogres positif akan memberi kesan baik di mata investor dan kreditur.
Perusahaan dengan performa sehat seperti ini akan lebih mudah memikat investor untuk menanamkan dananya ke dalam perusahaan. Juga lebih mudah mendorong pihak perbankan memberikan persetujuan terkait pinjaman yang diajukan.
Masalahnya tidak sedikit perusahaan yang justru membutuhkan suntikan dana karena kondisi kesehatan keuangan perusahaan yang sedang turun.
Tentu saja dengan fakta real bahwa perusahaan sedang tidak baik-baik saja, akan menghambat perusahaan mendapatkan suntikan dana dengan cepat.
Untuk itulah perusahaan menyamarkan fakta tersebut dalam laporan keuangan. Penyamaran ini bisa menjadi salah satu bentuk dari penipuan dalam akuntansi atau fraud.
Bagaimana Perusahaan Melakukan Fraud
Untuk melakukan langkah penipuan, biasanya perusahaan menyajikan data keuangan atau pernyataan yang terkait dengan laporan keuangan perusahaan yang bersifat menyamarkan atau menutupi.
Perusahaan akan memalsukan data untuk memberi kesan tertentu sesuai dengan tujuan fraud. Kadang demi menguatkan data tersebut, proses manipulasi sudah dimulai sejak proses bukti transaksi atau pencatatan.
Sehingga seolah-olah data manipulasi yang terlaporkan dalam laporan keuangan merupakan data benar dan sesuai fakta.
Berikut adalah sejumlah elemen data yang lazim dimanipulasi dalam fraud akuntansi.
-
Pendapatan yang dilebihkan
Salah satu bentuk penipuan dalam data akuntansi adalah dengan menyajikan laporan pendapatan secara berlebihan. Angka yang tersaji dalam laporan keuangan akan lebih besar dari kenyataan.
Perusahaan akan mengakui adanya penjualan yang tidak nyata. Juga bisa dengan melaporkan adanya pendapatan yang sebenarnya tidak terjadi.
Biasanya data manipulasi ini akan muncul untuk menutupi kerugian perusahaan atau performa pendapatan perusahaan yang tidak terlalu prima.
Tujuannya untuk mengelabui investor seolah perusahaan dalam kondisi keuangan yang sangat sehat dengan tingkat pendapatan yang tinggi. Peningkatan pendapatan juga bisa memicu overrate atas kepemilikan saham.
-
Biaya atau beban yang berlebihan
Sejumlah perusahaan melakukan fraud bukan untuk menciptakan kesan positif bagi pihak eksternal. Tetapi justru untuk memberi kesan laba perusahaan terbatas. Caranya dengan memasukan pos biaya yang berlebihan.
Biasanya tujuan dari pengelabuan ini adalah untuk menurunkan potongan pajak yang harus perusahaan tanggung. Karena perhitungan pajak akan merujuk pada pendapatan, biaya dan laba.
Meningkatkan nilai biaya tentu akan menurunkan besaran laba yang perusahaan hasilkan. Potongan pajak sendiri akan berdasarkan prosentasi tertentu atas laba. Sehingga penurunan laba tentu akan menurunkan nilai pajak.
-
Biaya yang tidak tercatat
Cara lain untuk mengelabui laporan keuangan adalah dengan tidak mencatat sejumlah pos biaya. Sehingga memberi kesan seolah biaya yang menjadi tanggungan perusahaan lebih kecil dari seharusnya.
Ini juga menjadi bentuk manipulasi pada laporan laba rugi untuk memberi kesan bahwa laba yang dihasilkan perusahaan lebih besar dari seharusnya.
Karena ketika total biaya yang termuat dalam laporan laba rugi lebih kecil, tentu saja nilai laba yang dihasilkan akan lebih besar dari seharusnya.
Memberi kesan bahwa perusahaan dalam kondisi perolehan laba yang besar. Ini akan membuat investor menilai bahwa menanam saham di perusahaan tersebut akan menguntungkan.
Tak jarang perusahaan juga secara khusus menyembunyikan bukti transaksi tertentu supaya ketika proses audit dijalankan tidak akan menampakan adanya kerancuan.
-
Pencantuman data aset yang tidak nyata
Aset adalah salah satu bentuk perwujudan dari kekayaan perusahaan. Semakin besar aset, akan memberi kesan perusahaan dalam kondisi sangat stabil dan sehat.
Itulah mengapa salah satu bentuk manipulasi dalam laporan keuangan yang kerap terjadi adalah dengan memberikan data aset yang berlebihan dari kenyataan.
Ketika aset tersaji dalam nilai yang lebih besar, akan menunjukan kemampuan perusahaan untuk menutup kewajiban-kewajibannya dengan seluruh kekuatan asetnya.
Karena sebagaimana kita pahami, salah satu standar dalam menilai kesehatan perusahaan adalah dengan melihat rasio keuangannya, termasuk di antaranya adalah rasio solvabilitasnya.
Sekedar menyegarkan ingatan bahwa solvabilitas adalah rasio yang mengukur rasio total hutang dengan total aset. Dalam gambaran sederhana, semakin besar rasio aset atas hutang artinya semakin sehat perusahaan.
-
Penyajian hutang dalam nilai yang lebih kecil
Selain melebihkan nilai aset, perusahaan juga bisa menyajikan laporan hutang dan kewajiban (liabilitas) lain dalam nilai yang lebih kecil dari sebenarnya.
Ini juga terkait dengan upaya untuk mendorong rasio solvabilitas tampak lebih baik dari seharusnya. Nilai solvabilitas juga menjadi aspek penting dalam penilaian performa perusahaan di mata pihak eksternal.
Selain untuk menunjukan rasio solvabilitas yang lebih baik, menurunkan nilai hutang juga dapat memberikan keuntungan lain.
Karena dimata calon kreditur, sedikit atau banyaknya hutang yang menjadi tanggung perusahaan juga menjadi dasar pengambilan keputusan.
Semakin banyak hutang yang menjadi tanggungan perusahaan, semakin kecil pula potensi kreditur untuk mengabulkan pengajuan hutang yang perusahaan lakukan.
Bagaimana Mengenali Adanya Manipulasi Data Dalam Laporan Keuangan?
Fraud dalam akuntansi sebenarnya bukan hal baru. Ini kerap terjadi dan kadang sulit untuk terdeteksi. Namun beberapa kondisi berikut bisa menjadi sinyal bahwa ada ketidak wajaran dalam laporan keuangan yang perlu kita telusuri lebih lanjut.
- Data akuntansi dengan anomali tidak wajar. Biasanya berupa penyajian laporan pendapatan yang besar namun tidak berimbang dengan tingkat pemasukan dalam arus kas.
- Data laporan penjualan yang tampak sehat dan tumbuh baik padahal saat itu pasar sedang turun bahkan pesaing lain sedang dalam kondisi tidak cukup baik.
- Muncul data lonjakan performa perusahaan yang tampak cukup signifikan tanpa bisa dipahami alasannya.
- Munculnya perhitungan penyusutan, amortisasi dan estimasi masa pakai yang tidak wajar atau tampak berbeda dari kebanyakan perusahaan dalam industri sejenis.
- Perubahan nilai aset yang tidak wajar atau muncul setelah prosedur revaluasi yang terlihat rancu.
- Muncul transaksi dengan pihak ketiga yang terlihat tidak wajar dan rumit.
- Pengakuan hutang yang tiba-tiba berubah lebih kecil dalam tempo singkat padahal data keuangan perusahaan secara total tidak mengalami peningkatan.
- Muncul pos-pos biaya yang nilainya lebih kecil dari kebanyakan data pos biaya dari perusahaan sejenis dalam industri yang sama.
- Data kompensasi manajemen yang terlihat tidak proporsional dengan nominal bonus yang dasar datanya tidak jelas.
Cara Menemukan Data Manipulasi
Ketika Anda sebagai pihak eksternal yang berkepentingan dengan sebuah kewajaran laporan keuangan perusahaan, akan lebih baik Anda melakukan sejumlah langkah berikut ini untuk menemukan ketidak wajaran dan potensi manipulasi.
Deteksi dari laporan keuangan
Anda perlu melakukan pembandingan dengan detail antara data pada laporan keuangan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas dan neraca.
Pastikan setiap data di dalamnya terkoneksi dengan tepat dan tidak ada kerancuan. Untuk setiap ketidak imbangan antara keempat laporan keuangan tersebut, bisa jadi merupakan potensi manipulasi.
Penelusuran dari data tahun sebelumnya
Seharusnya perkembangan sebuah perusahaan tidak terjadi sekonyong-konyong. Dan bilapun terjadi, maka seharusnya ada penjelasan rasional untuk kondisi tersebut.
Karena itu, Anda bisa gunakan data laporan keuangan dari periode sebelumnya sebagai pembanding. Temukan adanya lonjakan perubahan nilai yang signfikan dan pengakuan yang terlihat berlebihan.
Data ini bisa menjadi dasar awal dari penelusuran lebih lanjut terkait potensi fraud. Ini bisa menjadi awal dari penyidikan lebih lanjut.
Pembandingan dengan data industri yang sama
Selain dengan melakukan perbandingan data tahun sebelumnya, perbandingan yang juga bisa Anda coba lakukan adalah dengan menjajarkan data satu perusahaan dengan perusahaan lain dari industri yang sama.
Seharusnya setiap perusahaan memiliki benang merah yang sama mengingat mereka menghadapi situasi pasar yang sama. Sehingga bila terlihat adanya perbedaan yang terlalu mencolok bisa menjadi titik awal investigasi lebih lanjut.
Itulah sedikit gambaran mengenai apa itu fraud dalam akuntansi. Fraud bisa menjadi ancaman investor dan kreditur dalam pengambilan keputusan keuangan yang mereka ambil. Karenanya mengenali format manipulasi dan bagaimana bentuk dari pengelabuan ini akan sangat membantu.