Jurnal penyesuaian merupakan salah satu bentuk jurnal yang ada dalam proses siklus akuntansi. Ini berperan besar dalam prinsip akuntansi akrual basis.
Sebenarnya kami sudah sempat membahas soal jurnal penyesuaian dalam kesempatan sebelumnya. Bahkan pernah mengulas secara singkat mengenai apa itu sistem akrual basis dalam akuntansi.
Namun secara khusus kita akan mencoba melihat lebih jauh bagaimana cara kerja jurnal penyesuaian. Juga bagaimana peran penting dari ayat-ayat penyesuaian ini pada akurasi data akuntansi perusahaan.
Apa sebenarnya Jurnal Penyesuaian?
Pada sistem akuntansi berbasis akrual, pencatatan dalam jurnal khusus dan jurnal umum acapkali tak cukup mampu mencakup situasi dan keadaan keuangan sebenarnya.
Ada sejumlah situasi dalam keuangan perusahaan yang tidak dapat tercatat dengan mengandalkan metode pencatatan dalam jurnal umum dan jurnal khusus.
Karena pencatatan pada dasarnya hanya bisa kita lakukan bila terdapat bukti transaksi yang menyertai. Ada sejumlah situasi yang mempengaruhi perubahan nilai aset, laba dan modal tetapi tidak atau belum dengan bukti memadai.
Karena tidak dapat tercatat dalam jurnal umum dan jurnal khusus. Maka harus ada cara untuk mengakui adanya perubahan nilai atau nominal tersebut dan memasukannya dalam buku besar.
Dari situasi ini kemudian muncul jurnal penyesuaian. Jurnal ini merupakan pencatatan dan pengakuan atas transaksi yang belum tuntas atau non arus kas. Kedua kondisi ini menyebabkan transaksi tidak memiliki bukti transaksi memadai untuk bisa tercatat dalam jurnal.
Dalam gambaran lebih jauh, jurnal penyesuaian terdiri atas tiga aspek utama yakni :
-
Pencatatan transaksi yang belum tuntas
Transaksi bisa terjadi kapan saja, termasuk saat mendekati waktu tutup buku atau tutup periode. Kadang Karena keterbatasan waktu, transaksi tersebut tidak dapat dituntaskan.
Sehingga faktur belum terbit dan belum ada kejelasan apakah transaksi tersebut akan dibayar lunas secara kas atau dengan sistem kredit.
Meski demikian transaksi yang terjadi pada periode terkait tetap harus diakui secara akuntansi. Namun keterbatasan belum tersedianya bukti transaksi membuatnya tidak dapat dicantumkan dalam jurnal umum atau jurnal khusus.
Pencatatan atas transaksi demikian perlu dilakukan dalam jurnal penyesuaian. Setiap pendapatan dala proses harus diakui sebagai pendapatan, sedang setiap biaya dalam proses diakui sebagai biaya.
-
Pencatatan transaksi yang pembayarannya dimuka
Pendapatan dan biaya juga mungkin terjadi di awal tetapi merupakan alokasi dalam tempo jangka panjang. Seperti ketika perusahaan harus membayar sewa gedung selama 5 tahun ke depan.
Karena akan terpakai selama 5 tahun, maka seluruh biaya sewa harus dialokasikan terlebih dulu dalam pembiayaan tahunan. Dari total biaya selama 5 tahun, berapa banyak biaya yang sebenarnya terpakai untuk periode saat ini.
Pengakuan atas penggunaan biaya periode ini harus pula masuk ke dalam pencatatan terpisah. Ini juga harus tercantum dalam jurnal penyesuaian.
-
Pencatatan transaksi yang tidak disertai aktivitas arus kas
Pengakuan berikutnya adalah terhadap transaksi non arus kas. Tidak ada serah terima uang baik dalam bentuk kas ataupun kredit. Ini bisa berupa penyusutan, amortisasi dan lain sebagainya.
Tidak ada serah terima uang sehingga tidak ada bukti transaksi. Tetapi tetap harus diakui sebagai biaya karena sifatnya yang mengurangi nilai atas aset.
-
Pencatatan atas kondisi khusus
Perusahaan bisa jadi menghadapi situasi khusus seperti adanya situasi inflasi, kesalahan proses entri data, perbedaan data bank dan pembukuan hingga masalah kredit macet.
Semua masalah semacam ini perlu untuk disesuaikan dalam ayat jurnal penyesuaian. Ini membantu mengendalikan ketidak tepatan data akuntansi dengan situasi aktual perusahaan.
Mengapa Perusahaan Harus Membuat Ayat Penyesuaian?
Jurnal penyesuaian berperan untuk memperbarui catatan akuntansi pada akhir periode. Ini untuk memastikan nantinya buku besar akan memuat semua transaksi, termasuk transaksi yang tidak dapat tercatat dalam jurnal umum dan jurnal khusus.
Masalahnya, bila buku besar tidak memuat transaksi-transaksi tersebut, maka nilai pada laporan keuangan tidak akan cukup menggambarkan kondisi keuangan aktual dari perusahaan.
Berikut gambaran mengapa perusahaan membutuhkan adanya jurnal penyesuaian
Memenuhi standar dari sistem akuntansi akrual basis
Sistem akrual melihat adanya kelemahan dari pencatatan berdasarkan bukti transaksi. Karena faktanya ada banyak situasi yang terjadi dan mempengaruhi nilai-nilai akun buku besar tetapi tidak memiliki bukti transaksi dan tidak melibatkan aliran kas.
Sistem akrual basis memang mendapat pengakuan secara internasional memiliki ketepatan lebih optimal untuk memberikan laporan lebih akurat atas keuangan perusahaan.
Karena data yang masuk tidak hanya meliputi aliran kas saja, tetapi juga semua bentuk transaksi yang akan mempengaruhi nilai aset, nilai modal, hutang piutang dan nilai laba.
Pencatatan dalam ayat penyesuaian justru meliputi aktivitas transaksi yang tidak atau belum melibatkan aliran kas. Sehingga nantinya laporan laba rugi dan neraca menyajikan angka-angka yang benar dan terkini.
Pencatatan dalam jurnal umum dan jurnal khusus belum tentu mewakili
Selain itu, jurnal penyesuaian juga penting dalam perannya untuk mengatasi kendala=kendala yang mungkin terjadi karena adanya pencatatan kecil yang tidak cukup efisien untuk tercatat secara rutin dalam buku jurnal.
Adapun yang masuk dalam kategori ini antara lain adalah pencatatan transaksi kecil harian; seperti penggunaan perlengkapan dan perhitungan upah tenaga harian lepas.
Sejumlah transaksi yang belum tuntas juga mungkin tidak bisa tercatat dalam jurnal umum dan jurnal khusus. Padahal bila transaksi tersebut memang terjadi pada periode terkait maka harus tercantum dalam laporan.
Adanya transaksi-transaksi yang pembayarannya terjadi pada satu periode tetapi memiliki nilai manfaat untuk beberapa periode juga bisa menunjukan bagaimana data jurnal tidak sepenuhnya dapat mewakili.
Pada kondisi demikian, ayat penyesuaian menjadi krusial untuk memasukan transaksi tersebut dalam buku besar.
Memudahkan sistem perbaikan dan akurasi data
Ayat penyesuaian juga memiliki peran penting untuk menutupi ketidak tepatan data yang muncul dalam neraca awal dan neraca akhir sementara.
Contoh dari kasus ini terletak pada penempatan penyusutan dan amortisasi. Penyusutan atau amortisasi merupakan biaya penyesuaian yang wajib Anda regulasikan dalam perhitungan atas nilai aset.
Tanpa perhitungan dan pengakuan atas penyusutan, maka neraca akan mengakui aset dalam nilai yang berlebihan. Nilai yang muncul tidak realistis dan tidak aktual.
Padahal semua aset tetap yang digunakan tentu saja akan mengalami penurunan nilai. Aset yang telah berusia 3 tahun tidak akan memiliki nilai ekonomis yang sama dengan barang baru.
Masalah ketidak tepatan data juga bisa terjadi ketika ada aktivitas rekonsiliasi bank. Ketika data dalam perusahaan tidak sesuai dengan data dari pihak bank.
Adanya pedoman akuntansi yang membutuhkan jurnal penyesuaian
Dalam akuntansi PABU, kita megenal sejumlah prinsip dasar. Adapun prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut.
-
- Prinsip pengakuan pendapatan
Jurnal penyesuaian penting untuk mengakui adanya pendapatan yang memiliki pengaruh jangka panjang. Ini terjadi ketika penerimaan pendapatan namun mewakili aktivitas dalam beberapa periode. Perlu ada pemutakhiran data atas pengakuan pendapatan di awal ini.
-
- Prinsip pengakuan biaya
Prinsip ini berperan untuk mengakui adanya pengeluaran biaya yang sifatnya juga mempengaruhi aktivitas perusahaan dalam beberapa periode. Sehingga perlu adanya pencatatan atas pembiayaan yang telah keluar di muka ini.
Entri penyesuaian yang diperlukan bergantung pada jenis transaksi yang terjadi pada perusahaan. Setiap perusahaan memiliki situasi yang berbeda. Sehingga mungkin memerlukan standar penyesuaian yang berbeda.
Apakah Jurnal Penyesuaian Ada Dalam Akuntansi Kas Basis?
Kita pahami sebelumnya, jurnal penyesuaian merupakan bagian penting dari akuntansi berbasis akrual. Lalu apakah jurnal penyesuaian tetap perlu ada bilamana perusahaan mengadopsi sistem kas basis?
Karena dalam sistem kas basis tidak ada pengakuan atas transaksi yang tidak atau belum mencapai proses arus kas, maka sebagian besar ayat jurnal penyesuaian tidak perlu ada dalam sistem kas basis.
Prinsip utama kas basis hanya mengakui adanya transaksi bilamana perusahaan benar-benar sudah menerima uang atau sudah mengeluarkan uang.
Karena itu pengakuan atas transaksi yang belum terselesaikan atau dibayar di muka tidak perlu. Demikian pula dengan pencatatan atas transaksi non kas seperti penyusutan dan amortisasi.
Namun demikian jurnal penyesuaian tetap perlu ada karena perusahaan tetap mungkin berhadapan dengan situasi yang memerlukan penyesuaian. Termasuk ketika terjadi perbedaan data dengan pihak bank, kesalahan entri data dan lain sebagainya.