Apa itu GNP (Gross National Product) / PNB (Produk Nasional Bruto)?
Gross National Product (GNP) atau Produk Nasional Bruto (PNB) adalah nilai semua barang dan jasa yang dibuat oleh penduduk dan bisnis suatu negara, terlepas dari lokasi produksi.
GNP (Produk Nasional Bruto) menghitung investasi yang dilakukan oleh penduduk dan bisnis di suatu negara — baik di dalam maupun di luar negeri — dan menghitung nilai semua produk yang diproduksi oleh perusahaan domestik, di mana pun mereka dibuat.
GNP tidak menghitung pendapatan yang diperoleh di Indonesia oleh penduduk asing atau bisnis asing, dan mengecualikan produk yang diproduksi di Indonesia oleh perusahaan di luar negeri.
Jadi mudahnya, misalkan perusahaan Indonesia bernama ABCD maka setiap penghasilan perusahaan tersebut masuk kedalam GNP, meskipun perusahaan ABCD membuka cabang di luar negeri, maka semuanya terhitung dalam GNP.
Sedangkan perusahaan EFGH yang merupakan asal Amerika membuka pabrik dan kantor di Indonesia, maka semua penghasilan mereka bahkan pajak tidak termasuk dalam GNP Indonesia. Karena bukan termasuk perusahaan dan penduduk dari Indonesia.
Mari kita bahas rumus dari GNP atau PNB.
Rumus GNP / PNB
Rumus untuk menghitung komponen dari GNP adalah:
Y = C + I + G + X + Z
Itu adalah singkatan dari GNP:
- Consumption (Konsumsi) + Investation (Investasi) + Government (Pemerintah) + X (ekspor neto) + Z (laba bersih yang diperoleh penduduk domestik dari investasi luar negeri dikurangi pendapatan bersih yang diperoleh penduduk asing dari investasi domestik).
GNP vs. GDP
GNP Indonesia mengatakan banyak tentang kesejahteraan finansial orang Indonesia dan perusahaan multinasional yang berbasis di Indonesia, tetapi tidak memberikan banyak wawasan tentang kesehatan ekonomi Indonesia.
Untuk itu, Anda harus menggunakan Gross Domestic Product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB / riil atau nominal) – yang mengukur produksi di dalam suatu negara, tidak peduli siapa yang membuatnya.
GNP sama dengan GDP + Z. Itu berarti GNP adalah ukuran yang lebih akurat dari pendapatan suatu negara daripada produksinya.
Contoh-contoh GNP vs. GDP
Output (Laba) dari pabrik Toyota di Karawang tidak termasuk dalam GNP, meskipun itu dihitung dalam GDP (Gross Domestic Product), karena pendapatan dari penjualan kendaraan Toyota pergi ke Jepang, meskipun produk dibuat dan dijual di Indonesia.
Perusahaan asing termasuk dalam GDP karena menambah kesehatan ekonomi Indonesia dengan menciptakan lapangan kerja bagi penduduk Karawang, yang menggunakan upah mereka untuk membeli barang dan jasa lokal.
Demikian pula, produk kosmetika Sari Ayu yang dijual oleh PT Martina Bento Kilala Tilaar (Martha Tilaar) di Malaysia dan Singapura akan dihitung dalam GNP Indonesia, tetapi bukan GDP, karena keuntungan dari kosmetik itu akan meningkatkan pendapatan dan harga saham Martha Tilaar, berkontribusi pada pendapatan nasional yang lebih tinggi.
GNP tidak merangsang pertumbuhan ekonomi di Indonesia karena pekerjaan – pekerjaan manufaktur umumnya outsourcing.
Para pegawai Martha di Malaysia yang akan meningkatkan ekonomi dan GDP (PDB) negara mereka dengan membeli barang dan jasa lokal sebagai upah berkerja di Martha Tilaar.
Contoh-contoh ini menunjukkan mengapa GNP tidak biasa digunakan sebagai GDP sebagai ukuran ekonomi suatu negara.
GNP memberikan gambaran yang sedikit tidak akurat tentang bagaimana sumber daya domestik digunakan. Misalnya, jika ada kekeringan parah di Indonesia, GNP akan lebih tinggi dari GDP karena investasi dan bisnis penduduk Indonesia di luar negeri tidak akan terpengaruh oleh kekeringan.
GNP juga dipengaruhi oleh perubahan nilai tukar mata uang suatu negara. Jika dolar melemah, maka kepemilikan asing warga Indonesia menjadi lebih bernilai, meningkatkan GNP.
Tetapi itu mungkin tidak secara akurat mencerminkan keadaan ekonomi Indonesia. Dolar yang lebih lemah pada akhirnya dapat meningkatkan GDP (PDB) karena membuat ekspor lebih murah, yang meningkatkan penjualan dan produksi, namun bisa melemahkan GNP.
GNP per Kapita
GNP per kapita adalah ukuran GNP dibagi dengan jumlah orang di negara tersebut. Itu memungkinkan untuk membandingkan GNP negara dengan ukuran populasi yang berbeda.
GNP berdasarkan Negara
Bank Dunia telah menggantikan GNP dengan Gross National Income (GNI / Pendapatan Nasional Bruto). Agar GNI dapat membandingkan lebih adil di antara negara-negara dengan populasi dan standar hidup yang sangat berbeda, Bank Dunia menggunakan GNI per kapita.
Bank Dunia juga menggunakan metode paritas daya beli (Purchasing Power Parity/PPP), yang tidak termasuk dampak nilai tukar. Alih-alih, ia menghargai hasil masing-masing negara dengan nilai di Indonesia.
CIA Factbook tidak mengukur GNP; hanya menggunakan GDP. The Factbook mencatat bahwa di banyak pasar negara berkembang, seperti Meksiko, uang yang dihasilkan oleh penduduk di luar negeri dikirim kembali ke negara asal mereka.
Penghasilan ini dapat menjadi faktor penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi dan akan dihitung dalam GNP, tetapi tidak dihitung dalam GDP — karena dapat menyebabkan kekuatan ekonomi negara-negara ini dikecilkan.
Garis bawah
Sementara GDP adalah ukuran kesehatan ekonomi, GNP memberi tahu kita tentang pendapatan riil suatu negara.
GNP adalah nilai dari semua pendapatan yang diperoleh oleh warga negara dan bisnis, terlepas dari apakah mereka berlokasi di negara mereka sendiri atau di luar negeri.
Meskipun GNP mencerminkan kedudukan keuangan suatu negara, GNP bukan ukuran kesehatan ekonomi yang akurat karena:
1. Nilai tukar mata uang asing mempengaruhinya.
2. GNP tidak memberikan gambaran yang akurat tentang penggunaan sumber daya domestik.
3. GNP bukan ukuran yang baik apakah ekonomi tumbuh atau menyusut.
Karena alasan ini, Amerika berhenti menggunakan GNP pada tahun 1991 sebagai indikator dan mengadopsi GDP sebagai gantinya. GDP masih umum digunakan secara internasional.