Apa Gross Profit Margin (GPM) itu?
Gross Profit Margin (margin laba kotor) adalah metrik yang digunakan analis untuk menilai kesehatan keuangan perusahaan dengan menghitung jumlah uang yang tersisa dari penjualan produk setelah mengurangi harga pokok penjualan (HPP).
Margin laba kotor / gross profit margin adalah ukuran keuangan yang digunakan untuk menentukan kesehatan keuangan suatu perusahaan.
Ini menunjukkan persentase dana yang tersisa setelah mengeluarkan harga pokok penjualan dari angka pendapatan. Semakin tinggi persentase margin laba kotor, semakin banyak dana yang tersedia untuk diinvestasikan kembali, ditabung dan / atau membayar biaya.
Kadang-kadang gross profit margin atau margin laba kotor disebut sebagai rasio margin kotor, margin laba kotor sering dinyatakan sebagai persentase dari penjualan.
Penjelasan Kunci
- Gross Proft Margin (GPN) adalah metrik analitik yang dinyatakan sebagai penjualan bersih perusahaan dikurangi harga pokok penjualan (HPP).
- Gross Proft Margin (GPN) sering ditampilkan sebagai laba kotor dalam persentase dari penjualan bersih.
- Gross Proft Margin (GPN) menunjukkan jumlah laba yang dibuat sebelum dikurangi biaya penjualan, umum, dan administrasi, yang merupakan margin laba bersih perusahaan.
Formula untuk Gross Profit Margin (GPM)
GPM = LB / Pendapatan Penjualan
Keterangan:
- LB = Laba Bruto / Laba Kotor.
- GPM = Gross Profit Margin / Marjin Laba Kotor
Cara Menghitung Gross Profit Margin (GPM)
Persentase gross profit margin atau margin laba kotor (MLK) perusahaan dihitung dengan terlebih dengan membagi laba kotor dengan pendapatan penjualan.
Angka hasil pembagian tersebut dalam bentuk presentasi yang disebut marjin laba kotor.
Contoh soal:
Laba kotor perusahaan A adalah Rp 200.000.000 dan pendapatan penjualan yang diterima olehnya adalah Rp 350.000.000. Maka untuk mendapatkan hasil dari Marjin Laba Kotor perhitungannya adalah sebagai berikut.
- Marjin laba kotor = Rp 200.000.000 / Rp 350.000.000.
- Marjin laba kotor = 57%.
Apa yang dapat Marjin Laba Kotor informasikan kepada anda?
Jika margin laba kotor perusahaan berfluktuasi liar, ini mungkin menandakan praktik manajemen yang buruk dan / atau harga produk yang lebih rendah.
Di sisi lain, fluktuasi seperti itu dapat dibenarkan dalam kasus di mana perusahaan membuat perubahan operasional besar- besaran ke model bisnisnya, di mana kasus volatilitas sementara seharusnya tidak ada alasan untuk alarm.
Sebagai contoh, jika sebuah perusahaan memutuskan untuk mengotomatiskan fungsi rantai pasokan tertentu, investasi awal mungkin tinggi, tetapi biaya barang akhirnya menurun karena biaya tenaga kerja yang lebih rendah yang dihasilkan dari pengenalan otomatisasi.
Penyesuaian harga produk juga dapat mempengaruhi margin kotor. Jika sebuah perusahaan menjual produk-produknya dengan premi, dengan semua hal lainnya sama, ia memiliki margin kotor yang lebih tinggi.
Tetapi ini bisa menjadi tindakan penyeimbangan yang rumit karena jika perusahaan menetapkan harga terlalu tinggi, lebih sedikit pelanggan yang membeli produk, dan akibatnya perusahaan dapat mengalami kerugian.
Baca juga kontribusi margin.
Contoh Penggunaan Gross Profit Margin
Analis menggunakan margin laba kotor untuk membandingkan model bisnis perusahaan dengan pesaingnya.
Sebagai contoh, mari kita asumsikan bahwa Perusahaan ABC dan Perusahaan XYZ sama-sama menghasilkan produk elektronik dengan karakteristik yang identik dan tingkat kualitas yang serupa.
Jika Perusahaan ABC menemukan cara untuk memproduksi produknya dengan biaya 1/5, itu akan memberi margin kotor yang lebih tinggi karena berkurangnya biaya barang yang dijual, sehingga memberi ABC keunggulan kompetitif di pasar.
Tetapi kemudian, dalam upaya untuk menebus kerugiannya dalam margin kotor, XYZ melawan dengan menggandakan harga produknya, sebagai metode untuk meningkatkan pendapatan.
Sayangnya, strategi ini dapat menjadi bumerang jika pelanggan terhalang oleh label harga yang lebih tinggi, dalam hal ini, XYZ kehilangan margin kotor dan pangsa pasar.
Kegunaan
Perhitungan ini berguna saat menentukan apakah suatu perusahaan akan memiliki cukup dana untuk menutupi biaya masa depan, tabungan dan potensi investasi kembali. Semakin tinggi persentase margin laba kotor menunjukkan semakin tinggi tingkat dana yang tersedia untuk kebutuhan bisnis saat ini atau masa depan.
Perbandingan
Rasio margin laba kotor dapat menjadi metrik keuangan yang digunakan untuk membandingkan perusahaan pesaing di industri serupa. Angka tersebut digunakan untuk mengetahui efektivitas pengelolaan keuangan suatu perusahaan. Semakin tinggi persentase margin laba kotor, semakin efisien suatu perusahaan dipertimbangkan dalam hal posisi keuangan.
Informasi lainnya
Untuk menilai sepenuhnya rasio marjin laba kotor, analis juga dapat memeriksa: 1) Kebijakan penilaian persediaan; 2) Kebijakan alokasi overhead; 3) Harga jual berbagai produk selama periode waktu yang diteliti; 4) Detail dalam pembelian, seperti diskon, pencurian atau kesalahan; 5) Informasi segmen produk lainnya, seperti penjualan geografis.
Terima kasih sudah membaca posting ini semoga bermanfaat dan sampai jumpa lagi di posting-posting seputar ekonomi, bisnis, investasi dan manajemen akuntansi dari BelajarEkonomi.com berikutnya di masa datang.