Saat Anda mempertimbangkan untuk berinvestasi di sebuah perusahaan atau meminjamkan uang, nilai buku utang adalah salah satu hal yang harus dilihat.
Nilai buku hutang adalah jumlah hutang perusahaan, seperti yang dicatat dalam pembukuan. Jika nilai bukunya 10 persen dari nilai perusahaan, itu adalah prospek yang lebih baik daripada jika hutang sama dengan 80 persen aset.
Memahami Neraca
Neraca perusahaan memiliki tiga bagian: aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset tersebut mencakup semua yang dimiliki perusahaan mulai dari uang tunai hingga komputer dan mobil.
Bagian kewajiban mencantumkan berbagai hutang perusahaan. Jika Anda mengurangi kewajiban dari aset, ekuitas pemiliklah yang tersisa. Untuk menemukan hutang, lihat di bagian kewajiban.
Praktik akuntansi standar mensyaratkan penulisan utang pada nilai buku sebagai kewajiban lancar atau kewajiban jangka panjang.
Silahkan baca juga tentang pengertian Akuntansi, jenis dan cabang akuntansi.
Jangka panjang mengacu pada hutang yang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk dilunasi. Misalnya, Rp 4 juta yang terutang kepada perusahaan listrik adalah kewajiban lancar, sedangkan pinjaman Rp 200.000.000 dengan jangka waktu pembayaran 12 bulan adalah kewajiban jangka panjang. Anda perlu menemukan tiga entri khusus:
- Wesel bayar, yaitu wesel bayar yang memperoleh bunga. Utang wesel bayar tercantum dalam kewajiban lancar
- Hutang jangka panjang, yang dicantumkan di bagian kewajiban jangka panjang
- Bagian saat ini dari hutang jangka panjang, yang merupakan bagian yang akan jatuh tempo tahun depan. Ini masuk dalam kewajiban lancar
Silahkan baca juga mengenai pengertian neraca dan cara membuat neraca.
Anda harus mencari setiap entri dan menjumlahkannya untuk mendapatkan nilai buku utang, bukan hanya menulis total kewajiban / liabilitas.
Bagian kewajiban mencakup entri seperti hutang dagang, yang merupakan tagihan yang belum dibayar dan tidak dihitung dalam nilai buku.
Untuk menghitung bagian saat ini dari hutang jangka panjang, Anda mungkin harus melihat jadwal pembayaran pinjaman dan menghitung beberapa angka.
Misalnya, sebuah perusahaan kosmetik menghasilkan Rp 500.000.000 dalam penjualan tahun lalu dan sedang mencari investor. Hanya melihat angka penjualan sebelum berinvestasi akan menjadi kesalahan.
Anda mengetahui bahwa mereka membayar Rp 100.000.000 untuk gaji non-produksi, Rp 200.000.000 lagi untuk biaya produksi, dan saat ini berhutang Rp 200.000.000 untuk kewajiban jangka panjang.
Saat Anda mengurangi gaji dan biaya produksi Rp 300.000.000 dari penjualan Rp 500.000.000, Anda akan mendapatkan keuntungan Rp 200.000.000. Dengan Rp 200.000.000 dalam kewajiban jangka panjang, perusahaan hampir tidak mencapai titik impas (break even point) dan hilangnya pendapatan tahun ini atau tahun depan dapat berarti kerugian investasi.
Jika perusahaan serupa dengan hanya Rp 50.000.000 dalam kewajiban jangka panjang datang mencari investor, mereka akan memiliki margin keuntungan yang lebih luas, aset yang lebih tinggi dan menjadi taruhan investasi yang lebih aman.
Apa artinya?
Itu normal bagi perusahaan untuk membiayai pertumbuhannya dengan pinjaman atau obligasi, tetapi itu tidak selalu merupakan strategi yang baik. Jika nilai buku utang terlalu besar dibandingkan dengan aset perusahaan, ada risiko perusahaan tidak dapat membayar kembali utang tersebut.
Silahkan juga baca manajemen risiko perusahaan.
Ini dapat terjadi jika perekonomian menurun dan arus kas perusahaan turun, atau jika suku bunga variabel naik. Setelah Anda mengetahui nilai bukunya, bagilah nilai utang dengan asetnya.
Jika hasilnya lebih tinggi dari satu, itu tandanya perusahaan memiliki hutang yang sangat besar. Misalnya, perusahaan memiliki aset Rp 200.000.000 dan kewajiban Rp 250.000.000, sehingga rasio utang 1,25. Risikonya jauh lebih tinggi daripada jika kewajiban hanya Rp 100.000.000. Jika rasio hutang telah naik beberapa lama, itu pertanda peringatan waspada yang lebih besar bagi Anda sebagai investor.
Melihat nilai buku bagi investor sudah seharusnya menjadi semacam SOP agar memastikan uangnya aman jika diinvestasikan pada sebuah perusahaan. Oleh karenanya agar memperlakukan data yang dihadirkan perusahaan dengan teliti dan perhitungan matang, agar tidak menanggung kerugian. Jadikan SOP, itu penting, karena dengan prinsip ini memastikan Anda melakukan hal sesuai prosedur.
Silahkan baca juga tentang pengertian SOP dan format SOP.
Semoga artikel tentang nilai buku (book value) dalam neraca ini bermanfaat bagi rekan semua dan jika memiliki saran dan kritik silahkan haturkan di area komentar. Jangan lupa untuk membagikan informasi ini kepada siapapun yang mungkin membutuhkannya. Sampai jumpa lagi di posting-posting tentang Ekonomi, Bisnis, Investasi dan tips keuangan lainnya dari BelajarEkonomi.com di masa datang.