Hampir semua negara memiliki mata uangnya sendiri untuk mendukung perdagangan lokal di negara tersebut. Namun, jika ingin berdagang antar negara, setiap negara perlu mengubah mata uang mereka ke USD atau Dolar Amerika Serikat terlebih dahulu.
Nah, untuk menentukan nilai kurs pertukaran mata uang tersebut, Indonesia menggunakan jisdor sebagai acuan.
Ya, jisdor digunakan untuk menentukan berapa rupiah yang dibutuhkan untuk membayar atau menerima bayaran dalam bentuk mata uang atau valuta asing.
Dalam artikel ini, kami akan membahas mengenai jisdor, mulai dari pengertian hingga informasi terkait lainnya.
Apa itu Jisdor
Jisdor adalah singkatan dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate dan merupakan nilai kurs yang dijadikan referensi untuk perdagangan luar negeri Indonesia.
Nah, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate diresmikan pada tanggal 20 Mei 2013 dan dibuat berdasarkan transaksi valuta asing antar bank.
Data transaksi valas antar bank tersebut diperoleh dari sistem yang dimiliki oleh Bank Indonesia yang memiliki sistem SISMONTAVAR atau Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah.
Kurs jisdor berubah-ubah setiap hari dan perubahan tersebut didasarkan atas perhitungan volume perdagangan antar bank dengan pertukaran mata uang USD/IDR.
Nantinya volume tersebut dihitung mulai dari jam 08.00 hingga 09.45 WIB dan rate jisdor akan diumumkan pada jam 10.00 WIB melalui situs resmi BI.
Nah, perlu Anda pahami bahwa rate kurs jisdor akan diperbarui setiap hari kerja yang ditentukan. Dengan begitu, pada hari Sabtu, Minggu dan libur nasional, jisdor tidak akan ter-update.
Jika Anda ingin mengadakan perdagangan pada hari-hari libur tersebut, maka rate yang berlaku adalah rate jisdor sehari sebelumnya.
Mengapa Jisdor Diterbitkan?
Penerbitan jisdor dan pengesahannya untuk digunakan sebagai nilai tukar acuan perdagangan internasional adalah buntut dari kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan kurs acuan yang aktual.
Karena sebelumnya, kurs rupiah dan dolar Amerika dibuat berdasarkan kuotasi bank atau minat beli dan jual yang ditawarkan oleh bank. Meskipun tidak ada salahnya menggunakan kuotasi bank, namun rate kurs yang diterbitkan tidak berdasarkan transaksi aktual serta dinilai tidak efisien.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kurs jisdor ditentukan berdasarkan volume perdagangan di hari yang sama, yaitu pada jam 08.00 hingga 09.45 WIB.
Sedangkan sebelumnya, terdapat 3 hal yang menjadi dasar referensi penentuan kurs rate, yaitu:
Kurs Penutupan Reuters/Bloomberg
Bisa juga disebut sebagai mark to market yang waktu pengumumannya dilakukan pada jam 16.00 WIB saat penutupan pasar.
Nilai kurs yang satu ini berdasarkan oleh bank yang melakukan kuotasi terakhir dan dinilai kurang tepat karena dapat berubah setiap saat.
Kurs BI
Kurs BI menggunakan data transaksi valuta asing yang terjadi antara jam 09.30 hingga 09.50 WIB sebagai dasar penentuan nilai kurs pertukaran USD/IDR.
Referensi rate ini biasanya dimanfaatkan oleh perusahaan perbankan atau non-bank, baik dengan banknote maupun tidak.
Kurs Tengah BI
Di dalam kurs mata uang, terdapat istilah kurs jual, kurs beli, kurs tengah dan kurs pajak. Karena BI atau Bank Indonesia adalah lembaga yang memiliki wewenang dalam menentukan kurs, maka BI menetapkan perhitungan kurs tengah adalah hasil dari penjumlahan kurs jual dan beli lalu dibagi dua.
Hal itu sangat berbeda dengan kurs jisdor yang didasarkan atas transaksi nyata di periode waktu tertentu.
Itulah tiga hal yang menjadi dasar referensi kurs rate sebelum adanya jisdor. Meskipun Kurs BI menggunakan data transaksi di jam tertentu, namun tetap tidak berdasarkan pada transaksi aktual sehingga dinilai kurang akurat.
Ketidakakuratan kurs valuta asing tersebut bisa merugikan salah satu pihak yang bertransaksi dengan mata uang asing tersebut.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kurs
Jika Anda perhatikan, kurs rupiah terhadap dollar selalu mengalami kenaikan dan penurunan. Dalam arti lain, kurs tidak bersifat tetap atau fluktuatif. Jika Anda lihat kurs jisdor pun juga terdapat perbedaan meski selisihnya tipis dengan hari sebelumnya.
Dan ketika kita melihat kurs rupiah terhadap dollar beberapa tahun lalu dengan tahun ini, tentu memiliki selisih yang cukup signifikan.
Memangnya, apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan kurs tersebut?
Kegiatan Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah kegiatan transaksi yang dilakukan oleh satu negara dengan negara lainnya pada suatu periode tertentu.
Nah, neraca pembayaran yang aktif adalah adanya peningkatan transaksi dari pihak asing dengan pihak lokal yang berpengaruh langsung pada kenaikan kurs mata uang lokal.
Sedangkan di sisi lain, jika neraca pembayarannya pasif alias warga lokal lebih sering membeli barang dari luar negeri. Dampaknya, mereka akan sering menukarkan uangnya ke mata uang asing, maka mata uang lokal bisa mengalami penurunan nilai tukarnya.
Kontrol Pemerintah
Sebagai pihak yang membuat hukum dan kebijakan, ada kalanya pemerintah mengatur sebuah peraturan seputar perdagangan internasional.
Misalnya seperti meningkatkan jumlah pajak terhadap produk impor atau memotong rantai birokrasi untuk memperlancar ekspor, meningkatkan suku bunga, mempermudah masyarakat membuka bisnis dan lainnya.
Apapun kebijakan yang dibuat oleh pemerintah suatu negara, hal itu akan mempengaruhi tingkat penjualan dan pembelian dalam negeri hingga mempengaruhi nilai tukar mata uang negaranya.
Suku Bunga yang Berbeda di Berbagai Negara
Suku bunga yang meningkat mampu memancing investor asing untuk menanamkan modalnya di sebuah negara.
Investor asing tersebut akan menggunakan uang valas untuk berinvestasi ke sebuah negara. Lalu, valas tersebut ditukar menjadi mata uang lokal yang secara langsung meningkatkan kurs beli mata uang lokal.
Trik meningkatkan suku bunga adalah hal yang lumrah di sebuah negara yang sedang gencar melakukan pembangunan dan membutuhkan suntikan dana dari luar negeri.
Pertumbuhan Ekonomi Masyarakat
Tingginya penghasilan masyarakat dapat mempengaruhi tingkat transaksi yang terjadi di sebuah negara.
Maka dari itu, barang-barang yang banyak diminati masyarakat harus diproduksi di dalam negeri untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Jika barang-barang tersebut lebih banyak diimpor, maka akan meningkatkan penukaran uang lokal ke valas yang tentunya menurunkan kurs mata uang lokal.
Dengan kata lain, kegiatan impor akan membuat sebuah negara lebih banyak “membuang” mata uang lokal untuk mendapatkan mata uang asing guna membeli barang impor tersebut.
Hal ini bisa membuat mata uang asing seolah lebih berharga daripada mata uang asing dan menurunkan kursnya terhadap valas.
Kondisi di Dalam Negeri
Pernahkah Anda melihat bahwa negara dengan kondisi perang yang berkepanjangan membuat negara tersebut miskin?
Sebaliknya, jika ada banyak berita positif dalam sebuah negara membuat negara tersebut lebih cepat berkembang.
Hal itu terjadi karena kondisi sebuah negara bisa menentukan seberapa besar minat investor dalam menanamkan modal di negara tersebut.
Jika sebuah negara terlibat perang atau tidak dapat mengendalikan isu negatif yang sedang terjadi, seorang investor akan mengalami kerugian karena bisnisnya terancam akan terdampak.
Dan jika investor sudah terlanjur merugi, mereka tidak akan segan-segan menarik uang investasinya alias menjual mata uang lokal menjadi mata uang valas untuk menyelamatkan kekayaannya.
Kondisi Ekonomi Global
Selain kondisi ekonomi di dalam negeri, ekonomi global atau mayoritas negara-negara di dunia bisa mempengaruhi pergerakan kurs mata uang.
Seperti misalnya ketika pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, ekonomi global menjadi sangat buruk dan mengakibatkan aliran transaksi perdagangan internasional menurun.
Dalam kondisi seperti ini, banyak orang akan berbondong-bondong mengamankan sebagian besar hartanya dalam bentuk valas.
Itu berarti mata uang lokal akan lebih banyak mengalami penjualan sehingga membuat nilai tukarnya menurun.
Maka tidak heran jika dalam masa-masa seperti itu, pemerintah banyak ikut campur dalam kegiatan ekonomi di dalam negeri untuk membantu perekonomian negaranya membaik.
Kesimpulan
Dari artikel ini, apa yang bisa Anda simpulkan mengenai jisdor? Jisdor atau Jakarta Interbank Spot Dollar Rate adalah acuan kurs pertukaran rupiah dan dolar Amerika Serikat.
Nilai tukar dari jisdor dinilai lebih akurat karena berdasarkan kegiatan transaksi yang nyata dalam suatu periode waktu tertentu.
Selain itu, pergerakan kurs juga dipengaruhi oleh beberapa hal sehingga sebuah nilai tukar mata uang selalu berubah setiap harinya.
Demikianlah artikel kami mengenai jisdor dan informasi terkait lainnya. Semoga dengan artikel ini Anda terbantu untuk lebih memahami apa itu jisdor dan manfaatnya dalam perdagangan internasional.