Jurnal penyusutan dalam akuntansi merupakan bagian dari ayat jurnal penyesuaian. Sehingga lazim dilakukan setelah proses akumulasi saldo akhir buku besar dilakukan dan kita salin ke dalam neraca saldo sementara.
Objek dari penyusutan ini sendiri adalah aset tetap. Tujuannya untuk dapat menghasilkan nilai akhir aset tetap yang aktual dan realistis. Sehingga menghasilkan data dalam neraca yang lebih reliable.
Sebelumnya kami sempat membahas soal jurnal penyesuaian dan apa saja yang harus tercantum di dalamnya. Termasuk di dalamnya membahas soal ayat penyusutan.
Pada kesempatan kali ini membahas lebih dalam soal bagaimana cara menentukan nilai penyusutan. Juga soal bagaimana mencatat jurnal penyusutan dengan tepat.
Memahami Konsep Penyusutan
Sebelum lebih jauh mendalami soal bagaimana cara menentukan nilai penyusutan atas aset tetap, kita pahami dulu apa sebenarnya konsep dari penyusutan.
ide akan penyusutan atau depresiasi sebagai solusi untuk menentukan nilai dari sebuah aset tetap dengan lebih rasional dan realistis.
Karena sebuah aset tetap pasti akan mengalami penurunan nilai ekonomi seiring dengan masa penggunaan. Terutama pada jenis aset tetap yang mengalami penurunan harga seperti kendaraan, bangunan dan mesin. Biasanya aturan penyusutan ini tidak berlaku pada tanah yang justru cenderung naik harganya.
Kita tentu juga menyadari bahwa ada selisih harga antara membeli mesin baru dengan mesin bekas. Selisih harga inilah yang perlu kita persiapkan dengan menggunakan metode penyusutan.
Ketika sebuah aset tetap kita pakai, maka tentu saja kualitas barang dan nilai ekonominya akan turun di bawah harga belinya. Penurunan ini harus kita akui sejak awal meski aset tersebut belum kita jual kembali.
Tujuannya untuk mendapatkan nilai atas aset tetap tersebut pada angka yang realistis. Sehingga menghasilkan neraca yang juga realistis.
Penurunan nilai ini kemudian harus kita akui secara periodik setiap tahunnya. Caranya adalah dengan menentukan nilai penyusutan tahunan atas aset tersebut.
Biasanya penentuan nilai penyusutan harus kita lakukan dengan perhitungan rumus tertentu dengan mengacu pada masa pakai, tingkat beban dari aset terkait, harga beli dan perkiraan nilai akhir setelah masa pakai usai.
Mengapa Jurnal Penyusutan Masuk Dalam Ayat Penyesuaian?
Pertanyaan berikutnya adalah mengapa jurnal penyusutan hanya bisa kita akui dalam catatan ayat penyesuaian? Kenapa pengakuan atas penyusutan tidak bisa kita lakukan dalam jurnal umum?
Alasannya karena penyusutan sebenarnya bukan berbentuk transaksi nyata. Tidak ada aktivitas keluar dan masuk kas di dalam proses penyusutan. Tidak ada pula transaksi berbentuk serah terima barang di dalamnya.
Penyusutan bukan aktivitas transaksi nyata, tetapi pengakuannya penting untuk mengakui adanya penurunan nilai atas aset. Karena itu hanya bisa Anda tuliskan dalam ayat jurnal penyesuaian.
Sekedar penyegaran, bahwa jurnal penyesuaian adalah bentuk pengakuan sejumlah transaksi yang tidak memungkinkan diakui dalam jurnal umum dan jurnal khusus.
Jurnal penyesuaian adalah bentuk jurnal yang lazim Anda temukan dalam akuntansi berbasis akrual. Maksudnya adalah sistem akuntansi yang mengakui adanya pengeluaran dan pendapatan meski belum atau tidak terjadi proses arus kas.
Hal demikian juga terjadi pada penyusutan, dimana sebenarnya tidak ada aktivitas aliran kas dalam proses penyusutan. Tetapi dalam akuntansi akrual, meski tidak ada proses aliran kas, penyusutan tetap harus diakui sebagai pengeluaran atau pos biaya.
Cara Menghitung Depresiasi
Setelah Anda memahami mengapa sebuah jurnal penyusutan harus masuk ke dalam susunan jurnal penyesuaian, kini saatnya untuk kita memahami bagaimana sebenarnya cara untuk menentukan nilai dari penyusutan atau depresiasi ini.
Menentukan nilai depresiasi atas sebuah aset tetap tentu saja tidak bisa sembarangan. Sebelumnya perlu kita pahami dulu ada sejumlah aspek penting dari aset tetap yang perlu tercatat di awal sebelum perhitungan penyusutan kita lakukan. Beberapa aspek tersebut adalah sebagai berikut.
Nilai awal
Nilai awal adalah nilai perolehan dari aset tetap tersebut. Termasuk di dalamnya adalah harga beli, pajak yang menyertai, biaya-biaya pembelian hingga biaya pengiriman dan biaya bongkar rakit.
Bila aset tersebut dibeli bersamaan dengan aset lain, maka perusahaan wajib melakukan pemisahan nilai aset supaya dapat menentukan nilai tahunan dengan lebih efektif.
Masa pakai
Masa pakai pada umumnya merujuk pada masa pakai ekonomis dari aset tersebut. Penentuan masa pakai ini merujuk pada periode pemakaian atas aset tersebut hingga tidak dapat lagi digunakan.
Penentuan masa pakai ini sendiri biasanya berpatokan pada sejumlah aspek. Seperti tren, kemajuan teknologi, masa pakai lazim, ketahanan, kemampuan fungsional dan lain sebagainya.
Nilai residu
Nilai residu adalah nilai ekonomi dari aset tetap tersebut di akhir masa pakai. Biasanya nilai residu ini menggunakan nilai asumsi berdasarkan pertimbangan nilai akhir aset terdahulu atau berdasarkan perkiraan nilai aset sebagai barang bekas di pasaran.
Kadang, nilai residu ini memiliki nilai nominal yang cukup baik. Tetapi tak jarang Anda akan mendapati nilai residu yang sangat rendah atau bahkan sama sekali tidak bernilai, tergantung perkiraan respon pasar atas aset tersebut setelah habis masa pakainya.
Nilai sekarang
Ini adalah nilai suatu aset tetap setelah dipotong nilai depresiasi tahunannya. Biasanya setiap tahun atau periode nilai sekarang atas setiap aset akan mengalami pembaruan.
Nilai sekarang setiap periode sama dengan nilai perolehan awal dikurangi dengan seluruh nilai depresiasi sejak awal pembelian hingga periode terakhir. Hasil nilai sekarang atas aset tetap inilah nanti yang akan tersaji dalam neraca.
Nilai Depresiasi
Anda sudah memahami apa saja yang penting dalam perhitungan penyusutan, berikut adalah beberapa cara yang paling lazim digunakan dalam menghitung depresiasi.
Metode Penyusutan Berdasarkan Masa Pakai
Kita mengenal setidaknya ada 3 cara perhitungan penyusutan berdasarkan masa pakai. Ketiga cara tersebut adalah dengan metode garis lurus, metode saldo menurun dan metode angka tahun.
Metode garis lurus menjadi metode yang paling mudah, karena hanya menggunakan rumus simpel seperti berikut ini.
Nilai penyusutan tahunan = ( Nilai awal – Nilai residu ) / Masa pakai
Hasilnya nilai penyusutan tahunan akan sama hingga akhir masa pakai. Biasanya digunakan untuk penyusutan aset tetap yang tidak terpengaruh volume produksi dan jam kerja. Seperti pada bangunan dan pada peralatan kantor.
Kemudian terdapat metode saldo menurun yang berasumsi bahwa semakin bertambah usia suatu aset maka nilai penyusutannya seharusnya semakin turun. Nilainya berdasarkan prosentasi tertentu atas nilai sekarang.
Nilai penyusutan sekarang = nilai aset periode lalu x prosentasi depresiasi
Terakhir terdapat metode angka tahun yang sebenarnya tak banyak berbeda dengan metode saldo menurun. Asumsinya hampir sama, yakni nilai penyusutan tahunan harusnya semakin turun seiring dengan masa pakai.
Hanya saja rumusnya akan sedikit kompleks karena mengutamakan akurasi rasio nilai pemakaian untuk tiap tahunnya. Cara ini tetapi dianggap kontroversial karena kadang menyebabkan penurunan aset berlebihan di tahun-tahun awal pemakaian.
Metode penyusutan berdasarkan produktivitas
Pada aset tetap yang berkaitan dengan produksi seperti mesin, penilaian penyusutan biasanya lebih berdasarkan pada produktivitas. Karena ini dianggap lebih relevan dengan penggunaan dari mesin tersebut.
Depresiasi atas mesin ini bisa Anda lakukan dengan berdasarkan pada jam kerja harian dari mesin tersebut. Bisa juga berdasarkan pada hasil produksi harian dari mesin tersebut.
Karena biasanya ketika mesin tiba, akan ada informasi dari pihak produsen mesin soal jam kerja maksimal atau kapasitas produksi. Ini menjadi acuan dasar untuk menentukan nilai residu dan nilai penyusutan.
Metode penentuan nilai depresiasi untuk jurnal penyusutan dengan metode jam kerja adalah sebagai berikut.
Tarif penyusutan = ( Nilai awal – Nilai residu ) / kapasitas jam produksi
Nilai Penyusutan Tahun Sekarang = Jam kerja tahun sekarang x Tarif Penyusutan
Kemudian untuk penentuan nilai depresiasi jurnal penyusutan dengan metode kapasitas produksi adalah sebagai berikut.
Tarif penyusutan = ( Nilai beli – nilai akhir ) / kapasitas unit produksi
Nilai Penyusutan Tahun Sekarang = total produksi tahun sekarang x Tarif Penyusutan
Pengakuan Dengan Jurnal Penyusutan
Anda sudah memahami 5 aspek penting dari penyusutan di atas, Lalu bagaimana cara pengakuan atas depresiasi ini dalam jurnal penyesuaian?
Berikut adalah gambaran soal bagaimana cara menulis jurnal penyusutan dengan tepat.
Kita asumsikan saja sebuah mesin tercatat memiliki nilai akhir periode sebelumnya sebesar Rp 50.000.000. Kemudian memiliki nilai depresiasi tahunan sebesar Rp 9.000.000. Maka pencatatan jurnal penyusutannya adalah sebagai berikut.
Jurnal penyusutan adalah bagian penting dari penyesuaian setelah akumulasi buku besar awal dilakukan. Jurnal ini kita lakukan di akhir karena memang bukan bagian dari transaksi nyata yang bisa Anda muat dalam jurnal umum dan jurnal khusus. Tetapi memiliki korelasi kuat dengan nilai akhir aset pada neraca.
Kini Anda bisa memahami soal konsep dasar dari penyusunan jurnal penyusutan. Juga soal bagaimana cara memperoleh nilai yang tercantum dalam jurnal penyusutan.