Sabtu, 1 April 2023
  • Login
Belajar Ekonomi
No Result
View All Result
  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
    • Sistem Ekonomi
    • Tips Bisnis
  • Manajemen
    • Pemasaran
    • Investasi
    • Tips Keuangan
    • Informasi Lain
  • Investasi
  • Pinjaman
    • Pinjaman Online
  • Jasa Keuangan
    • Perbankan
      • Kartu Debit
Belajar Ekonomi
  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
    • Sistem Ekonomi
    • Tips Bisnis
  • Manajemen
    • Pemasaran
    • Investasi
    • Tips Keuangan
    • Informasi Lain
  • Investasi
  • Pinjaman
    • Pinjaman Online
  • Jasa Keuangan
    • Perbankan
      • Kartu Debit
No Result
View All Result
Belajar Ekonomi
No Result
View All Result
Home Informasi Lain

Kebijakan Dividen Residual

10 Maret 2023
in Informasi Lain
Reading Time: 3 mins read
A A
0
Kebijakan Dividen Residual

Kebijakan Dividen Residual

Ad 2

Daftar Isi

  • Apa itu Dividen Residual?
  • Cara Kerja Dividen Residual
  • Pertimbangan Khusus
  • Persyaratan untuk Dividen Residual
  • Contoh Dividen Residual

Apa itu Dividen Residual?

Dividen residual adalah kebijakan pembagian dividen yang digunakan perusahaan untuk menghitung dividen yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.

Perusahaan yang menggunakan kebijakan dividen residual maka perusahaan tersebut akan mendanai pengeluaran modal dengan pendapatan yang tersedia sebelum membayar dividen kepada pemegang saham. Ini berarti jumlah rupiah dividen yang dibayarkan kepada investor setiap tahun akan bervariasi.

Penjelasan kunci:

  • Kebijakan dividen residual diadopsi oleh perusahaan untuk memprioritaskan pengeluaran modal daripada pembayaran dividen kepada pemegang saham langsung.
  • Perusahaan yang mempertahankan kebijakan dividen residual berinvestasi untuk potensi pertumbuhan dari laba sebelum membayar dividen kepada pemegang saham.
  • Manajemen mengadopsi kebijakan dividen residual untuk berinvestasi dalam pengembangan perusahaan, seperti meningkatkan kapasitas produksi atau mengadopsi metode baru untuk mengurangi limbah, secara teoritis menghasilkan pertumbuhan jangka panjang yang lebih besar.
  • Dengan pengurangan segera dalam pembayaran dividen dan fluktuasi jumlah dari waktu ke waktu, manajemen mungkin perlu menjelaskan keputusannya yang mengutamakan pengeluaran untuk modal dibandingkan membayar dividen kepada pemegang saham.
  • Kebijakan dividen residual diadopsi berdasarkan keyakinan bahwa investor tidak memiliki preferensi apakah pengembalian mereka dalam bentuk dividen langsung atau keuntungan modal jangka panjang.

Cara Kerja Dividen Residual

Kebijakan dividen residual berarti perusahaan menggunakan pendapatan untuk membayar pengeluaran modal terlebih dahulu, baru membayar dividen dengan sisa pendapatan yang ada.

Struktur modal perusahaan biasanya mencakup hutang jangka panjang dan ekuitas, di mana pengeluaran modal dapat dibiayai dengan pinjaman (hutang) atau dengan menerbitkan lebih banyak saham (ekuitas).

Keberhasilan kebijakan dividen residual dapat dihitung dengan membagi pendapatan bersih dengan total aset untuk menghitung pengembalian aset, yang merupakan metrik yang membantu menganalisis keputusan manajemen.

Pertimbangan Khusus

Sementara pemegang saham dapat menerima strategi manajemen menggunakan pendapatan untuk membayar pengeluaran modal, komunitas investasi tetap menganalisis seberapa baik perusahaan menggunakan pengeluaran aset untuk menghasilkan lebih banyak pendapatan.

Rumus Return On Asset (ROA) adalah laba bersih dibagi dengan total aset, dan ROA adalah alat yang biasa digunakan untuk menilai kinerja manajemen perusahaan.

Contohnya misalkan sebuah perusahaan yang memproduksi pakaian jadi membelanjakan Rp 150.000.000 untuk keperluan modal, ternyata merupakan keputusan yang tepat, hasilnya perusahaan dapat meningkatkan produksi atau mengoperasikan mesin dengan biaya lebih rendah, dan kedua faktor ini dapat meningkatkan laba bagi perusahaan.

Seiring peningkatan laba bersih, rasio ROA meningkat, jika begitu para pemegang saham lebih bersedia untuk menerima kebijakan dividen residual di masa depan karena keuntungan tersebut.

Namun, jika perusahaan menghasilkan pendapatan yang lebih rendah dan terus mendanai pengeluaran modal pada tingkat yang sama, dividen akan turun akan menghasilkan ketidak puasaan pada pemegang saham.

Silahkan baca juga rencana reinvestasi dividen (DRIP).

Persyaratan untuk Dividen Residual

Ketika bisnis menghasilkan pendapatan, perusahaan dapat mempertahankan pendapatan untuk digunakan di perusahaan atau membayar pendapatan sebagai dividen kepada pemegang saham. Saldo laba digunakan untuk mendanai operasi bisnis saat ini atau untuk membeli aset.

Setiap perusahaan membutuhkan aset untuk beroperasi, dan aset itu mungkin perlu ditingkatkan seiring waktu dan akhirnya diganti. Manajer bisnis harus mempertimbangkan aset yang diperlukan untuk mengoperasikan bisnis dan kebutuhan untuk memberi hadiah kepada pemegang saham dengan membayar dividen.

Agar kebijakan dividen residual berfungsi, ia mengasumsikan teori pukul rata. Teori ini menunjukkan bahwa investor tidak peduli dengan bentuk pengembalian yang mereka terima dari perusahaan — apakah itu dividen atau capital gain. Berdasarkan teori ini, kebijakan dividen residual tidak mempengaruhi nilai pasar perusahaan karena investor menghargai dividen dan capital gain secara merata.

Perhitungan untuk sisa dividen dilakukan secara pasif. Perusahaan yang menggunakan laba ditahan untuk membiayai pengeluaran modal cenderung menggunakan kebijakan residual. Dividen untuk investor umumnya tidak konsisten dan tidak dapat diprediksi.

Contoh Dividen Residual

Sebagai contoh, misalkan sebuah produsen pakaian menyimpan daftar pengeluaran modal yang diperlukan di tahun-tahun mendatang. Pada bulan ini, perusahaan membutuhkan Rp 1.500.000.000 untuk upgrade mesin produksi dan membeli peralatan baru.

Dan perusahaan menghasilkan Rp 2.500.000.000 dalam pendapatan untuk bulan itu dan menghabiskan Rp 1.500.000.000 untuk belanja modal.

Penghasilan yang tersisa sebesar Rp 1.000.000.000 dibayarkan sebagai dividen residual kepada pemegang saham, yaitu Rp 400.000.000 lebih sedikit dari yang dibayarkan sebelumnya yakni Rp 1.400.000.000 yakni masing-masing dalam waktu tiga bulan terakhir.

  • Jadi pembayaran dividen sekarang Rp.1.000.0000.0000.
  • Sedangkan dividen sebelumnya adalah Rp 1.400.000.000.

Karena kebijakan dividen residual mengutamakan belanja untuk modal dari laba yang didapat baru setelah itu membayarkan dividen kepada para pemegang saham.

Pemegang saham mungkin akan kecewa ketika manajemen memilih untuk menurunkan pembayaran dividen, dan manajemen senior harus menjelaskan alasan di balik pengeluaran modal untuk membenarkan pembayaran dividen yang lebih rendah itu.

Baca juga bagaimana cara menghitung modal usaha.

Post Views: 1,014
Tags: DividenDividen Residual

Related Posts

Apakah E-Money RIba?
Informasi Lain

Apakah E-Money Sebagai Bentuk Riba?

31 Maret 2023
Biaya Jasa Arsitek Saat Bangun Rumah
Informasi Lain

Biaya Jasa Arsitek Saat Bangun Rumah

31 Maret 2023
Shareholder Bondholder
Informasi Lain

Perbedaan Shareholder Dan Bondholder Dan Resikonya

31 Maret 2023
Menjawab Pertanyaan Anak Tentang Coronavirus
Informasi Lain

Menjawab Pertanyaan Anak Anda Tentang Coronavirus

29 Maret 2023
Nilai Ekonomi dan Manfaat Timah
Informasi Lain

Nilai Ekonomi dan Manfaat Timah

29 Maret 2023
Beragam! Ini Jurusan di UB (Universitas Brawijaya) Malang
Informasi Lain

Beragam! Ini Jurusan di UB (Universitas Brawijaya) Malang

28 Maret 2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • Trending
  • Comments
  • Latest
Pengertian Pangsa Pasa Contoh

Apa Itu Pangsa Pasar? Pengertian, Rumus Menghitung Nilai Dan Volume Pasar

2
16 Ide Konten Video Youtube Yakin Viral & Duit Pasti Cair

16 Ide Konten Video Youtube Yakin Viral & Duit Pasti Cair

2
Apa Itu Enterprise Resource Planning (ERP): Pengertian Dan Manfaat

Apa Itu ERP (Enterprise Resource Planning): Pengertian Dan Manfaat

2
Bagaimana Berinvestasi Dengan Bitcoin? Temukan Tipsnya Disini

Bagaimana Berinvestasi Dengan Bitcoin? Temukan Tipsnya Disini

1
Apa Itu Return On Asset (ROA), Rumus Dan Contoh

Apa Itu Return On Asset (ROA), Rumus Dan Contoh?

1 April 2023
Branding Adalah: Pengertian, Jenis Dan Pentingnya Branding

Apa Itu Branding: Pengertian, Jenis Dan Pentingnya Branding

1 April 2023
Permintaan Agregat: Pengertian, Rumus Dan Komponen

Permintaan Agregat: Pengertian, Rumus Dan Komponen

1 April 2023
Pengertian Direct To Consumer (D2C)? Model Pemasaran D2C dijelaskan

Pengertian Direct To Consumer (D2C)? Model Pemasaran D2C dijelaskan

1 April 2023

Recent News

Apa Itu Return On Asset (ROA), Rumus Dan Contoh

Apa Itu Return On Asset (ROA), Rumus Dan Contoh?

1 April 2023
Branding Adalah: Pengertian, Jenis Dan Pentingnya Branding

Apa Itu Branding: Pengertian, Jenis Dan Pentingnya Branding

1 April 2023

Kategori

  • Akuntansi
  • Asuransi
  • Berita
  • Featured
  • Fintech
  • Ilmu Ekonomi
  • Informasi Lain
  • Investasi
  • Jasa Keuangan
  • Kartu Debit
  • Manajemen
  • Pemasaran
  • Perbankan
  • Pinjaman
  • Pinjaman Online
  • Sistem Ekonomi
  • Sosial
  • Tips Bisnis
  • Tips Keuangan

Site Navigation

  • Tentang Kami
  • Tim Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pasang Iklan
  • Kebijakan Cookie
  • Disclaimer

© 2023 BelajarEkonomi.com - Belajar Ilmu Ekonomi, Bisnis, dan Investasi.

No Result
View All Result
  • Akuntansi
  • Ilmu Ekonomi
    • Sistem Ekonomi
    • Tips Bisnis
  • Manajemen
    • Pemasaran
    • Investasi
    • Tips Keuangan
    • Informasi Lain
  • Investasi
  • Pinjaman
    • Pinjaman Online
  • Jasa Keuangan
    • Perbankan
      • Kartu Debit

© 2023 BelajarEkonomi.com - Belajar Ilmu Ekonomi, Bisnis, dan Investasi.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In