Kepemimpinan otoriter merupakan salah satu tipe kepemimpinan dari banyaknya tipe yang seringkali dipandang buruk, hal ini karena pemimpin menjadi tokoh yang paling ditakuti.
Namun kenyataanya, gaya kepemimpinan ini juga bisa sangat tepat dan cocok untuk sejumlah perusahaan yang mengutamakan keseriusan.
Lebih jelasnya terkait, ciri, karakter, kelebihan dan tips penerapan yang tepat bisa Anda lihat pada artikel berikut ini.
Pengertian Otoriter Adalah
Dari sekian banyak jenis kepemimpinan, salah satunya ada jenis pemimpin otoriter. Dalam KBBI otoriter diartikan sebagai sikap berkuasa atau bertindang dengan sewenang-wenangnya atau sesuka pemimpin itu sendiri.
Dikutip dari Buku karya K.H Timotius tepatnya pada judul buku Kepemimpinan dan Kepengikutan Teori dan Perkembangannya menyebutkan bahwa otoriter adalah gaya kepemimpinan yang menggunakan kekerasan mengendalikan semua tindakan untuk memaksakan kehendak, regulasi, aturan, aktivitas ataupun hubungan di dalam lingkungan organisasi itu sendiri.
Arti lainnya pemimpin otoriter adalah pemimpin yang memusatkan kekuasaan pada dirinya sendiri (selaku pemimpin) dan menggunakan kekuasaan tersebut sesuai dengan kehendaknya tanpa memiliki tanggung jawab kepada anggota kelompok atau organisasi perusahaan itu sendiri.
Dengan wewenang yang dipegang secara menyeluruh oleh si pemimpin, gaya kepemimpinan ini tidak memungkinkan untuk melibatkan orang-orang yang dipimpinnya, sehingga para pemimpin akan sangat sedikit bahkan tidak sama sekali memberikan ruang kebebasan kepada anggotanya.
Dengan gaya kepemimpinan hanya pemimpin itu sendiri yang memiliki kekuatan penuh dalam mengambil keputusan dan kontrol secara mutlak akan anggota bawahannya.
Singkatnya kepemimpinan otoriter—Authoritarian Leadership adalah gaya kepemimpinan yang bersifat absolut dan menginginkan semua anggota organisasinya untuk patuh tanpa syarat kepada si pemimpin. Dengan gaya dan karakternya tersebut, seringkali kepemimpinan otoriter dipandang secara negatif.
Ciri-ciri Kepemimpinan Otoriter
Dari Jurnal ilmiah Sri Wahyuni, Dkk tentang Gaya Kepemimpinan Otoriter (Otokratis) dalam Manajemen Pendidikan, disebutkan kepemimpinan Otoriter memiliki 12 ciri, yang mana antaranya:
- Beranggapan bahwa organisasi yang dipimpin sebagai milik pribadi
- Menganggap bawahan atau anggota organisasinya hanya sebagai alat semata
- Pendekatan dengan bawahannya dengan gaya paksaan dan bersifat kesalahan hukuman
- Menonjolkan diri dengan berlebihan untuk menyimbolkan keberadaan organisasi, sehingga cenderung bersikap bahwa dirinya dengan organisasi yang dipimpinnya adalah identik
- Tidak menerima orang yang berpotensial dalam organisasinya sehingga mampu menyaingi dirinya
- Kedisiplinan organisasi keras dan cenderung menjalankannya dengan sikap kekakuan
- Tidak menerima kritik maupun saran dari anggota organisasinya
- Terlalu bersandar pada kekuasaan formal yang dimilikinya
- Mengenali atau menandai tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
- Tujuan organisasi identik dengan tujuan pribadi pemimpin
- Mengutamakan Loyalitas dan mengesampingkan kinerja, kejujuran, etika dan norma-norma moral
Dasar ketaatan para bawahan cenderung didasari bukan karena kesadaran melainkan ketakutan, hal ini karena gaya otoriter menciptakan instrumen pengawasan dengan sedemikian rupa
Dengan ke-12 ciri tersebut, gaya kepemimpinan otoriter ini sering dianggap buruk oleh para anggota atau bawahan organisasinya. Hal ini karena mereka tidak memiliki kepuasan dan kebebasan terhadap pekerjaanya.
Karakteristik Kepemimpinan Otoriter
Namun pada kenyataannya hingga saat ini gaya otoriter masih diterapkan dalam lingkup negara, perusahaan maupun organisasi.
Dengan adanya ciri-ciri tersebut dapat dilihat juga sejumlah karakteristik yang menyongkong gaya kepemimpinan Otoriter, yang mana antaranya:
- Visi, Misi, Tugas dijabarkan dengan jelas dan tegas, tidak menerima adanya penyimpangan dari hal yang telah ditetapkan
- Segala pengarahan maupun mandat mengenai kebijakan, metode dan prosedur yang ada dikerahkan oleh Pemimpin
- Pengambilan keputusan baik keputusan kecil atau besar dipegang penuh oleh sosok pemimpin
- Tidak meminta bahkan tidak menerima masukan atau saran dari orang lain terkait keputusan yang diambil
- Pemimpin jarang bahkan tidak mempercayai bawahan atau anggota organisasinya dalam mengambil keputusan maupun pengerjaan tugas penting
- Pekerjaan cenderung sangat terstruktur dan bersifat kaku
- Kreativitas dan pemikiran yang bersifat out of the box tidak didukung
- Pemimpin lebih mengarah pada hasil tugas yang diberikannya
- Pemimpin mengawasi setiap waktu dengan secara ketat
Dampak Positif dari Kepemimpinan Otoriter
Meski seringkali dipandang negatif, kepemimpinan dengan gaya otoriter ini pun memiliki sejumlah dampak positif atau kelebihan yakni:
- Efektifitas terhadap pengambilan keputusan yang harus dibuat dengan cepat dan efisien tanpa harus konsultasi dengan orang lain atau anggota bawahan
- Mampu mencegah proyek atau bisnis menjadi stagnan dengan adanya organisasi yang kurang kepemimpinan atau buruk
- Individu, tim, kelompok organisasi tidak akan mengalami masa deadline (tenggat waktu) proyek penting
- Ketika kendali sepenuhnya dipegang oleh pemimpin, maka pemimpin bisa dengan mudah mengelola kondisi terutama di masa krisis
- Visi dan instruksi atau arahan menjadi lebih jelas
- Gaya pemimpin otoriter sangat efektif untuk organisasi atau perusahaan yang berada di situasi penuh tekanan, sebab ini akan membuat anggota menghormati gaya kepemimpinannya
- Penerapan gaya kepemimpinan ini juga sangat cocok untuk lingkungan yang memiliki tekanan tinggi atau kondisi darurat penuh konflik, dengan ini dibutuhkan satu komando.
- Pemimpin lebih tegas dan cepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan
- Hasil kepemimpinan organisasi terlihat sempurna
- Tipe kepemimpinan ini sangat tepat untuk perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan umum rumah sakit, perusahaan manufaktur, konstruksi dan perusahaan yang membutuhkan keseriusan tinggi.
- Pemimpin memiliki tanggung jawab atas setiap kemajuan dan kejatuhan secara penuh
- Dengan karakter pemimpin yang memaksakan bawahannya untuk taat pada perintah, maka organisasi mampu berjalan dengan secara terstruktur.
Dampak Negatif dari Kepemimpinan Otoriter
Adapun dampak negatif dari gaya kepemimpinan yang bertindak otoriter ialah sebagai berikut:
- Pemimpin bersikap keras kepala dan menjadi orang yang sangat dominan
- Cenderung membuat bawahan merasa takut sekali benci dengan atasannya (pemimpin), jika tidak mendapatkan koordinasi yang baik bisa menyebabkan kejatuhan pemimpin otoriter
- Membuat bawahan tidak ingin berkontribusi lebih, sehingga mereka hanya bekerja sesuai porsinya, sehingga;
- Anggota tim atau organisasi tidak memiliki rasa tanggung jawab dan ownership terhadap pekerjaannya.
- Membuat bawahan menjadi tidak nyaman di bawah tekanan sehingga bisa mengalami turnover
- Pemimpin otoriter cenderung ulung terhadap pemecahan masalah kreatif sehingga bisa merugikan kelompok.
- Perusahaan berisiko untuk menyandarkan pada satu orang saja, sehingga sangat rentan pemberdayaan orang-orang tersebut ketika orang pemimpinnya keluar
- Kesuksesan kepemimpinan didasarkan pada rasa takut dan kepatuhan bawahan yang kaku
Tips Menerapkan Kepemimpinan Otoriter
Agar gaya kepemimpinan ini bisa diaplikasikan dengan sukses khususnya di berbagai industri modern, maka sejumlah tips menerapkan otoriter berikut ini dapat diikuti:
Menghormati bawahan sebagai rekan kerja
Hal yang pertama untuk membuat keberhasilan implementasi kepemimpinan otoriter ialah dengan menunjukkan empati dan rasa hormat kepada rekan kerja. Jika seorang pemimpin menunjukkan rasa hormatnya bawahan bisa memancing budaya saling menghormati.
Ketika pemimpin dan anggota bawahan (organisasi atau tim) saling menghormati, maka ini bisa membantu meredakan adanya perselisihan di lingkungan tempat kerja.
Berkomunikasi secara Detail
Selanjutnya tips yang bisa diterapkan dalam gaya otoriter kepemimpinan ialah melakukan komunikasi secara detail dan gamblang mengenai semua rencana kerja, ekspektasi dan tujuan akhir.
Apalagi gaya kepemimpinan ini memiliki kedisiplinan dan tekanan yang kuat, agar semua kepemimpinan otoriter memahami apa yang benar-benar dibutuhkan dalam melakukannya, maka komunikasi sangat penting.
Dengan komunikasi detail dan pemberian kejelasan yang menyeluruh dapat membuat staff dan organisasi memahami aturannya dengan mudah, sehingga mereka bisa berpotensi untuk diajak kerja sama dengan baik.
Bersikap adil
Dibalik kekuasaan kepemimpinan, otoriter ini memungkinkan risiko timbulnya rasa ketidakpercayaan. Maka dengan ini pemimpin diharuskan untuk memastikan bawah sikap mereka memperlakukan semua orang secara adil dan mereka menjalankan kebijakan yang sama terlepas siapapun orang tersebut.
Konsistensi ini menciptakan kepercayaan dan bisa membuat pemimpin untuk mendapatkan rasa hormat dari anggotanya. Perlu diingat bukan hanya karyawan tetapi semua orang sangat menginginkan keadilan dan perlakuan yang tidak memihak.
Memberikan Ruang Berpendapat
Memberikan ruang berpendapat, ruang untuk menawarkan saran dan menuangkan ekspresi sekecil apapun kepada pekerja atau anggota organisasi sangatlah penting dilakukan.
Meski sekalipun jika dirasa tidak ada ide yang terwujudkan dari unjuk pendapat tersebut, setidaknya mereka tetap menghargai pemberian ruang dan kebebasan terkait sharing pendapatnya.
Jika hal-hal tersebut terwujud dengan baik, maka ini bisa menciptakan gaya otoriter yang sukses dan berhasil untuk membuat sebuah kemajuan yang lebih baik di lingkup kerja tersebut.