Dalam menganalisis keuangan, baik itu aset atau investasi, perusahaan harus bisa memahami yang namanya korelasi.
Dengan korelasi, perusahaan bisa mengetahui alasan dibalik hubungan dua variabel yang terlibat. Nah melalui artikel ini, Anda bisa mencari tahu apa itu korelasi dan dampaknya.
Apa Itu Korelasi
Menurut KBBI—Kamus Besar Bahasa Indonesia, Korelasi memiliki arti sebagai hubungan timbal balik atau sebab-akibat. Umumnya, korelasi diartikan sebagai keeratan atau hubungan antar variabel.
Dalam statistik, Korelasi diartikan sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara dua variabel atau lebih.
Pada dasarnya, korelasi berfungsi sebagai standarisasi pada hasil kovarians (ukuran hubungan antara dua variabel) yang didapat.
Nilai – Hasil Korelasi
Dalam proses merangkum hubungan variabel dalam satu angka, korelasi mengandalkan metode yang bernama Koefisien. Umumnya, koefisien korelasi dilambangkan dengan simbol r dan memiliki nilai rentang antara -1 hingga +1.
Lebih jelasnya, berikut ini rangkuman nilai pada koefisien korelasi menurut Simplilearn:
Korelasi Positif
Nilai positif pada korelasi terjadi ketika nilainya lebih besar dari 0 alias +1. Nilai ini menunjukkan adanya kedua variabel yang dibandingkan memiliki korelasi (hubungan) yang positif sempurna.
Saat satu Variabel mengalami pergerakan lebih tinggi atau rendah, maka variabel lain pun akan ikut bergerak ke arah sama dengan besaran nilai yang sama juga.
Dalam keuangan, korelasi positif merujuk pada korelasi antara dua varian yang menandakan adanya nilai satu variabel yang bertambah dan diikuti dengan penambahan nilai variabel lain.
Contoh korelasi positif terhadap hubungan harga saham atau aset keuangan ialah ketika harga suatu saham atau aset mengalami kenaikan, maka harga saham atau aset lain pun akan naik. Melalui alat grafik korelasi atau matrik korelasi, Anda bisa melihat dengan jelas mengenai korelasi positif.
Korelasi Negatif
Kebalikan dari nilai positif, nilai negatif muncul disaat nilai korelasi kurang dari 0 atau (-1). Nilai ini menandakan adanya dua variabel yang bergerak ke arah berlawanan. Jelasnya, ketika satu variabel meningkat dan variabel lain mengalami penurunan dengan nilai sama.
Istilah korelasi negatif dalam keuangan adalah hubungan dua variabel, dimana perubahaan salah satu variabel mengakibatkan perubahan arah yang berlawanan pada variabel lain.
Contohnya, ketika harga saham perusahaan naik, tetapi harga obligasi pada perusahaan tersebut mengalami penurunan.
Korelasi negatif dalam keuangan, membantu para investor melakukan analisis hubungan antara aset yang berbeda serta memberikan informasi tambahan mengenai potensi risiko keuntungan yang bisa terjadi.
Nilai nol (tidak ada korelasi)
Korelasi bernilai nol (0) menandakan tidak ada adanya hubungan antar variabel, di mana setiap variabel bergerak ke arahnya sendiri dengan sifat berbeda. Korelasi nol menunjukan kedua variabel aset dalam perusahaan tidak memiliki koneksi satu sama lain.
Dampak Korelasi Positif terhadap Investasi dan Aset Perusahaan
Pada dasarnya, korelasi positif terhadap investasi atau aset perusahaan menunjukkan semakin banyak aset perusahaan yang dimiliki, maka semakin besar juga investasi yang ditujukan untuk aset tersebut.
Lebih dari itu, korelasi positif juga memberikan sejumlah dampak pada aset dan investasi perusahaan, di antaranya:
Meningkatkan Investasi
Dengan meningkatkan jumlah aset yang dimiliki, perusahaan bisa meningkatkan peluang untuk mendapatkan lebih banyak investasi dari para investor. Besar aset yang dimiliki oleh perusahaan bisa meningkatkan daya tarik bagi investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.
Pada akhirnya ini bisa membantu perusahaan untuk meningkatkan penghasilan dan keuntungannya.
Mengurangi risiko investasi
Selain itu, meningkatnya jumlah aset yang dimiliki bisa membantu perusahaan untuk mengurangi risiko terkait investasi.
Selain itu, perusahaan juga bisa memastikan bahwa mereka mendapatkan nilai yang lebih optimal dari investasi yang telah dilakukan. Paling tidak, perusahaan bisa meminimalisir kemungkinan kerugian.
Akses Modal Menjadi Lebih Mudah
Dengan adanya korelasi positif terhadap aset dan investasi, perusahaan bisa terbantu untuk meningkatkan akses modalnya secara lebih mudah, sehingga mereka bisa mengakses modal yang dibutuhkan untuk membiayai proyek maupun inisiatif baru.
Dengan kata lain, korelasi positif antara aset dan investasi perusahaan bisa memberikan manfaat yang penting bagi perusahaan.
Bukan hanya meningkatkan jumlah aset yang dimiliki perusahaan, tetapi juga meningkatkan peluang untuk mendapatkan investasi, mengurangi risiko terkait investasi, serta meningkatkan kemampuan akses modal.
Dampak Korelasi Negatif terhadap Investasi dan Aset dalam Perusahaan
Kebalikan dari korelasi positif, korelasi negatif bisa memberikan dampak yang negatif pula dan mungkin untuk menyebabkan kerugian pada perusahaan itu sendiri. Adapun dampak pengaruh dari adanya korelasi negatif, ialah:
Membatasi Pertumbuhan Investasi
Korelasi negatif dapat membatasi pertumbuhan investasi. Hal ini karena investor enggan untuk menanamkan modalnya pada instrumen yang berkorelasi negatif. Pada umumnya, Investor memiliki rasa takut terhadap aset yang diinvestasikan akan menurun nilainya.
Dengan demikian, perusahaan akan kesulitan untuk mendapatkan investasi yang besar.
Menurunkan Nilai Aset Perusahaan
Korelasi yang bernilai negatif dapat menurunkan nilai aset perusahaan. Sebab, hal ini bisa mengakibatkan kerugian pada perusahaan.
Nilai aset yang rendah bisa mengakibatkan kenaikan biaya untuk menutupi (membayar) kerugian yang disebabkan oleh korelasi negatif.
Mempengaruhi Kinerja Perusahaan
Dengan adanya korelasi negatif yang membatasi pertumbuhan investasi dan membuat nilai aset menurun, maka kinerja perusahaan dapat terpengaruh secara keseluruhannya.
Sebab, korelasi negatif bisa mempengaruhi arus kas perusahaan, sehingga menyebabkan penurunan pada nilai laba bersih.
Meningkatkan Risiko Investasi
Korelasi negatif dapat meningkatkan risiko investasi, sebab tadi korelasi negatif bisa mempengaruhi arus kas dan nilai aset.
Hal ini menjadi nilai pertimbangan bagi Investor yang ingin menanamkan modalnya. Pada akhirnya, para Investor akan merasa tidak aman untuk berinvestasi dalam instrumen yang memiliki korelasi negatif.
Contoh Kasus Korelasi Positif dalam Keuangan
Contoh I
Nilai pasar perusahaan yang mendasari akan meningkat seiring harga saham naik. Begitu sebaliknya, ketika harga saham mengalami penurunan, maka nilai pasar perusahaan akan ikut menurun.
Contoh II
Ketika harga minyak meningkat, maka harga saham di industri sektor energi seperti perusahaan gas, minyak atau batu bara akan ikut meningkat. Begitupun sebaliknya, ketika harga minyak jatuh, maka harga saham di industri sektor energi pun akan mengalami penurunan.
Contoh III
Harga saham perusahaan yang melakukan bisnis internasional akan naik seiring dengan nilai tukar mata uang mengalami kenaikan. Begitupun sebaliknya, ketika nilai tukar mata uang mengalami penurunan (jatuh), maka harga saham perusahaan yang menjalin hubungan bisnis internasional akan ikut menurun.
Contoh Korelasi Negatif dalam Keuangan
Contoh I
Semakin banyak perusahaan memiliki hutang, maka semakin lambat perusahaan membayar kewajibannya. Sebab, mereka harus menyimpan sebagian besar pendapatannya yang diperoleh untuk membayar hutang yang dimilikinya.
Contoh II
Semakin banyak pinjaman yang dilakukan oleh perusahaan, maka semakin tinggi tingkat bunga yang harus dibayar.
Seperti yang kita ketahui, umumnya pemberi pinjaman akan cenderung mengenakan tingkat bunga yang tinggi pada perusahaan yang mengajukan pinjaman bernominal tinggi.
Contoh III
Semakin banyak investasi yang dibuat perusahaan, maka semakin rendah laba bersih yang bisa dihasilkannya. Hal ini karena biaya yang dikeluarkan untuk investasi akan mengurangi laba bersih yang didapatnya.
Lantas, Bagaimana Cara Kerja Korelasi dengan Beta?
Untuk bisa memahami risiko dan pengembalian beberapa portofolio saham di bidang keuangan, perusahaan harus bisa menganalisis korelasi antara variabel-variabel tertentu di pasar saham.
Beta mewakili ukuran paling umum mengenai bagaimana harga saham individu berkorelasi dengan pasar yang lebih luas di bursa saham. Jelasnya, Beta adalah salah satu bentuk korelasi yang digunakan dalam menentukan tingkat korelasi antara dua variabel, yang dinyatakan dengan nilai -1 hingga 1.
Sebuah saham disebut berkorelasi kuat dengan pasar, apabila memiliki beta 1.0. Jika Anda menambahkan beta 1.0 pada portofolio saham, maka tidak ada risiko yang sistematis dan juga tidak ada jaminan bahwa portofolio bisa mengembangkan lebih banyak pengembalian.
Jika beta kurang dari 1.0 ditambahkan ke portofolio, maka keamanan secara teoritis akan kurang stabil daripada pasar. Artinya, memiliki saham dalam portofolio kurang berisiko dibandingkan tidak memilikinya sama sekali.
Contoh kasusnya dalam saham utilitas yang sering kali memiliki beta rendah, sebab biasanya bergerak lebih lambat dibandingkan rata-rata pasar tentu. Inilah yang disebut sebagai korelasi antara risiko saham dengan beta rendah dan pengembalian lambat berdasarkan rata-rata pasar, yang mana setiap variabel bergerak ke arah yang sama.
Ketika beta lebih besar dari 1.0, maka keamanan suatu saham secara teoritis akan lebih fluktuatif. Contohnya, jika beta saham adalah 1.4, maka kemungkinan 40% lebih tidak stabil dibanding pasar. Umumnya, saham teknologi memiliki beta yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata pasar (Benchmark).
Jika saham teknologi ditambahkan pada portofolio, maka portofolio tersebut bisa lebih berisiko, tetapi juga bisa mendapatkan potensi pengembalian yang lebih besar. Inilah yang disebut sebagai korelasi positif antara variabel risiko dan pengambilan di saat beta lebih besar dari 1.0.