Komunikasi Vertikal – Definisi, Jenis, Kelebihan dan Kekurangan
Komunikasi vertikal adalah bentuk komunikasi yang terjadi antara dua individu yang berada pada posisi hirarki yang berbeda dalam organisasi yang sama. Ini mengikuti sistem linier di mana informasi mengalir dari satu individu ke individu berikutnya sesuai judulnya.
Apa itu Komunikasi Vertikal?
Komunikasi vertikal adalah proses komunikasi di mana informasi atau pesan mengalir antara atau di antara atasan, penyelia, pemimpin, atau manajer kepada bawahan, karyawan atau anggota tim dari berbagai tingkat struktur organisasi ke bawah atau ke atas.
Dengan demikian, komunikasi vertikal dapat bersifat ke atas atau ke bawah. Beberapa contoh komunikasi vertikal termasuk instruksi, laporan formal, pesanan bisnis, dan laporan kerja. Bentuk komunikasi ini bisa formal atau informal.
Jenis Komunikasi Vertikal
-
Komunikasi ke Bawah
Komunikasi ke bawah melibatkan penyebaran informasi atau perintah dari manajemen senior kepada rekanan. Manajemen berbagi informasi melalui E-mail, dan biasanya tidak dibagikan langsung dengan karyawan.
Penelitian telah menunjukkan komunikasi ke bawah paling efektif ketika manajer puncak berkomunikasi langsung dengan penyelia, yang menyampaikan instruksi kepada staf. Beberapa tujuan komunikasi ke bawah dapat meliputi:
- Menerapkan tujuan baru dan mengumumkannya kepada staf.
- Menjelaskan prosedur organisasi baru kepada magang atau karyawan baru.
- Bersosialisasi dengan staf dan membangun suasana yang bersahabat dan kooperatif dengan mereka.
-
Komunikasi ke Atas
Ketika informasi mengalir dari rekan atau bawahan ke manajemen senior, itu didefinisikan sebagai komunikasi ke atas. Hal ini dilakukan oleh karyawan untuk memperbarui penyelia atau manajer dengan memberikan laporan kerja atau berbagi informasi penting. Beberapa tujuan Komunikasi Ke Atas melibatkan:
- Memperbarui manajemen senior sehubungan dengan kesulitan dan masalah yang dihadapi oleh anggota staf.
- Menyarankan perubahan untuk meningkatkan alur kerja dan produktivitas.
- Memberikan update terkait hasil.
- Menginformasikan manajemen tingkat atas tentang segala keluhan dan keluhan.
Untuk meningkatkan komunikasi ke atas, pemimpin harus selalu siap mental untuk mendengarkan pendapat, membuat keputusan berdasarkan saran dari staf, dan mendengarkan selentingan untuk mendapatkan informasi tentang mood dan bias anggota staf.
Keuntungan Komunikasi Vertikal
- Cara yang tepat untuk menyampaikan pesan – Ini membantu untuk menyampaikan pesan secara efektif dari manajemen tingkat atas ke manajemen tingkat bawah atau sebaliknya.
- Mengembangkan hubungan organisasi untuk manajemen tenaga kerja – Ini membantu menjaga hubungan baik antara atasan dan bawahan karena arus informasi efektif dan terorganisir.
- Memberikan rantai komando – Ini membantu menjaga disiplin, karena ada rantai komando dalam sistem ini.
- Penjelasan kebijakan perusahaan yang mudah – Memudahkan manajemen tingkat atas untuk menyampaikan dan menjelaskan kebijakan perusahaan kepada pendatang baru dan pekerja magang.
- Laporan, umpan balik, dan pengambilan keputusan yang mudah – Informasi dan laporan kerja mudah dikumpulkan melalui Komunikasi Vertikal, sehingga rekan senior dan penyelia sangat terbantu dalam pengambilan keputusan.
- Delegasi tugas yang efektif – Bentuk komunikasi ini berguna untuk mendelegasikan tugas kepada staf dan menghindari terlalu banyak wewenang untuk terkonsentrasi di tangan beberapa individu.
- Menyelesaikan masalah miskomunikasi – Karena manajemen tingkat atas dan supervisor berkomunikasi secara langsung, tidak ada ketidaksesuaian pesan atau kebingungan apa pun.
- Tidak ada informasi yang dilewati – Manajemen tingkat atas dapat dengan mudah berbagi informasi rahasia dengan penyelia alih-alih seluruh organisasi sekaligus.
- Mengoptimalkan disiplin organisasi – Rasa hormat dipertahankan karena staf harus melapor kepada atasan masing-masing, dan setiap orang memahami posisi masing-masing.
Kerugian Komunikasi Vertikal
- Komunikasi vertikal dapat menyebabkan karyawan menjadi terlalu berpuas diri, karena mereka mungkin beroperasi dengan keyakinan bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa dan diperbaiki sebelum diselesaikan.
- Mungkin ada salah tafsir dan konflik karena nada pengirim dan pijatan tubuh.
- Karyawan di bagian bawah hierarki mungkin merasa terabaikan karena terlalu banyak penghalang antara manajemen tingkat atas dan staf di bagian bawah.
- Metode ini membosankan dan dapat menyebabkan penundaan, sehingga mengganggu alur kerja dan melampaui tenggat waktu.
- Jika staf kurang menghormati manajemen tingkat atas, rantai komando dan disiplin kemungkinan besar akan terputus. Reputasi, oleh karena itu, sangat penting.
- Karena informasi diteruskan dari dalam dengan cara yang panjang, mungkin menjadi terdistorsi dalam perjalanan ke atas.
- Kurangnya efisiensi dapat merusak hubungan antara atasan dan bawahan.
- Ada kecenderungan pengurus dan pengawas mengabaikan bawahan karena rantai hirarki.
Kesimpulan
Komunikasi vertikal adalah konsep menarik yang mempertimbangkan hierarki berbagai orang dalam organisasi dan menciptakan rantai komando dalam upaya menanamkan disiplin dan efisiensi.
Jelas sekarang bahwa komunikasi ke atas dan ke bawah menjadi landasan bagi bentuk komunikasi vertikal dalam organisasi.