Konsep leverage dapat membantu perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar. Namun, penggunaan leverage harus diikuti dengan pertimbangan dan perencanaan yang lebih matang.
Tanpa hal tersebut, perusahaan bisa memiliki angka rasio leverage dengan tingkat tinggi dan menimbulkan resiko yang berakhir pada gulung tikar.
Anda bisa mempelajari banyak hal seputar leverage baik itu jenis, rumus, hingga kelebihan dan kekurangannya pada penjelasan di bawah ini.
Pengertian Leverage
Sartono (2008:257) menyebutkan bahwa Leverage merupakan penggunaan aset dan sumber dana—source of funds oleh sebuah perusahaan yang mempunyai beban tetap (biaya tetap). Penggunaan aset ini dilakukan untuk meningkatkan potensi keuntungan si pemegang saham.
Leverage didefinisikan juga sebagai tingkat kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk menggunakan aktiva dan dana yang memiliki beban tetap (hutang atau saham istimewa) dengan maksud tujuan untuk maksimasi kekayaan owner perusahaan.
Secara signifikannya Leverage disebut sebagai pinjaman modal atau utang yang digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan bagi kedua pihak, baik perusahaan atau pemegang saham (investor).
Mengingat modal adalah sumber utama bagi perusahaan untuk menjalankan dan mempertahankan operasional bisnisnya, maka akan sangat sulit bagi perusahaan untuk bisa bertahan dengan jangka panjang tanpa modal.
Oleh sebab itulah banyak perusahaan yang berusahaa keras untuk memperoleh modal dengan berbagai cara, salah satunya dengan menggunakan leverage atau ekuitas.
Untuk sebuah perusahaan konsep leverage digunakan untuk memperluas skala bisnis, semisalnya dengan menambah daya tenaga kerja, peralatan untuk meningkatkan produksi ataupun melakukan ekspansi bisnis.
Dengan menggunakan konsep leverage perusahaan diharapkan mampu memperoleh hasil yang lebih besar dari rencana atau prediksi yang dilakukan sebelumnya.
Sementara bagi investor, konsep leverage digunakan dalam meningkatkan daya beli di pasar saham, sehingga mereka bisa mendapatkan return yang kian bertambah.
Dalam dunia investasi, leverage menjadi sebuah fasilitas. Semakin besar leverage yang dimiliki, semakin besar pula daya modal yang bisa digunakan untuk investasi.
Cara Kerja Konsep Leverage Bagi Perusahaan
Perusahaan yang memiliki modal kecil atau bahkan tidak memiliki sama sekali untuk memenuhi kebutuhan kegiatan bisnisnya, maka perusahaan bisa menggunakan leverage atau ekuitas untuk memenuhi kebutuhannya.
Dengan menggunakan leverage perusahaan akan menggunakan dana pinjaman modal atau dana hutang. Dengan demikian cara kerja leverage sama dengan hutang piutang pada umumnya.
Perusahaan dapat memilih leverage untuk pinjam modal dengan perjanjian pelunasan. Gambarannya sama saja seperti saat Anda mengajukan kredit atau permohonan pinjaman.
Sayangnya, leverage memiliki resiko yang lebih fatal. Jika menggunakannya secara berlebihan ini bisa menyebabkan kebangkrutan bagi perusahaan.
Maka agar bisa memanfaatkan leverage untuk meningkatkan keuntungan, perusahaan harus menggunakannya secara tepat dengan pertimbangan yang lebih mendalam.
Jika total aset yang dimiliki oleh perusahaan lebih rendah dibandingkan jumlah aset kreditornya, maka dapat dikatakan perusahaan tersebut mempunyai nilai leverage yang tinggi.
Dengan penggunaan leverage ratio, kita dapat melihat keadaan finansial dan keuangan perusahaan, apakah perusahaan sedang dalam kondisi baik-baik saja atau sebaliknya?.
Dengan semakin tinggi leverage yang dimiliki, maka semakin tinggi pula risiko gagal bayar ke kreditur (pihak peminjam modal), inilah salah satu penyebab kebangkrutan sebuah perusahaan.
Jenis-jenis Leverage
Setidaknya ada 3 jenis leverage yang digunakan oleh perusahaan, antaranya sebagai berikut:
Leverage Keuangan—Financial Leverage
Pertama ada Financial Leverage (leverage keuangan) yakni modal yang digunakan oleh Manajer Keuangan untuk meningkatkan return para investor, pemilik saham ekuitas.
Modal yang ada pada perusahaan terbagi menjadi beberapa jenis, yakni ekuitas, preferensi, simpanan publik, surat utang, obligasi dan sumber modal lainnya.
Dalam penggunaan konsep leverage keuangan ini, manajer keuangan diharapkan dapat berhati-hati untuk memilih sekuritas dalam mengelola modal dananya.
Hal yang paling penting ialah penggabungan utas atas ekuitas harus dikelola dengan secara tepat, sehingga bisa mendapatkan return yang lebih maksimal.
Leverage Operasi—Operating Leverage
Kemudian ada leverage operasi, konsep leverage ini memperlihatkan kemampuan perusahaan dalam membayar modal biaya operasi tetap. Dengan ini diharapkan dapat meningkatkan faktor perubahan penjualannya terhadap laba operasi bisnis.
Leverage operasi digunakan untuk menunjukkan relasi perubahan penjualan dan biaya pendapatan operasional tetap milik perusahaan.
Leverage Gabungan—Combined Leverage
Leverage Gabungan atau istilahnya Combined Leverage yakni pinjaman modal dengan angka keuntungan lebih tinggi sebab adanya biaya tetap di dalamnya.
Modal atau dana yang terlibat didalamnya mencakup biaya keuangan yang pasif dan biaya operasional tetap.
Dari keseluruhan modal biaya ini bisa memberikan manfaat dan risiko leverage dengan besaran yang tepat.
Biasanya perusahaan kompetitif lebih memilih tingkat Combined Leverage dengan nilai yang tinggi, sementara perusahaan basis konservatif lebih senang memilih leverage dengan nilai yang rendah atau minim.
Rumus-rumus Leverage
Setelah mengenali jenis-jenis leverage, maka selanjutnya Anda bisa mencari tahu dan mempelajari rumus-rumus leverage yang ada di bawah ini:
Debt to Asset Ratio—DAR
DAR—Debt to Assets Ratio (rasio utang terhadap aset), rumus ini digunakan untuk mengukur dan menghitung besaran utang milik perusahaan yang akan mempengaruhi pengelolaan asetnya.
Rumus DAR dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengandalkan hutang untuk membayar aset yang dimilikinya.
Perhitungan DAR—Debt to Asset Ratio dilakukan dengan membagi total utang dengan aset milik perusahaan.
Adapun rumus yang digunakan untuk perhitungan ini ialah:
DAR= Total utang : Total aset
Jika perusahaan memiliki nilai DAR—Debt to Asset Ratio yang rendah, maka dapat dikatakan kondisi keamanan dana yang dimiliki oleh perusahaan dalam tingkat yang baik. Sebab, hutang perusahaan dapat ditutupi oleh aset yang dimilikinya.
Debt to Equity Ratio—DER
DER—Debt to Equity Ratio (rasio utang terhadap ekuitas), rumus rasio utang terhadap ekuitas dapat menunjukkan relasi jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal yang dimiliki perusahaan.
Perusahaan menggunakan rasio utang terhadap ekuitas atau DER untuk membayar operasional perusahaan. Hal ini karena DER mempunyai nilai keseimbangan relatif antara ekuitas dan utang.
Perhitungan DER—Debt to Equity Ratio dilakukan dengan men-totalkan kewajiban utang dan membaginya dengan angka total ekuitas perusahaan kemudian dikalikan 100%, lebih jelasnya berikut ini rumusnya:
DER= Total utang keseluruhan : Modal yang dimiliki perusahaan x 100%
Perusahaan dengan keamanan keuangan yang baik ditunjukan dengan rendahnya nilai DER. Semakin rendah angka DER perusahaan maka semakin baik pula keamanan finansialnya.
Debt to Capital Ratio—DCR
DCR—Debt to Capital Ratio (Rasio utang terhadap modal) merupakan nilai rasio leverage yang berfokus terhadap kewajiban utang perusahaan yang menjadi bagian dasar total modal biaya perusahaan.
Utang perusahaan yang dimaksud mencakup pada seluruh utang yang dimiliki oleh perusahaan, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Contohnya; modal yang masuk ke dalam utang perusahaan dan ekuitas investor (pemegang saham).
Adapun perhitungan DCR menggunakan rumus:
DCR= Total utang saat ini : (Total utang + Total ekuitas)
Jika rasio utang terhadap modal (DCR) milik perusahaan berada di angka yang tinggi, maka perusahaan memiliki resiko kegagalan untuk membayar utang. Hutang yang tak terbayar bisa berdampak buruk bagi kondisi keuangan dan finansial perusahaan.
Kelebihan dan Kekurangan Leverage
Sebelum memutuskan untuk menggunakan konsep leverage, ada baiknya untuk mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan seputar leverage, yakni:
Ekspansi Bisnis
Leverage dapat dimanfaatkan untuk ekspansi bisnis dalam mengembangkan bisnis perusahaan secara spesifik dan jangka pendek.
Misalnya dalam kegiatan akuisisi atau buyout bersama perusahaan lain atau membayar one time dividen bagi pemilik perusahaan.
Memperoleh Modal
Jika perusahaan mampu mengelola rasio leverage dengan sebaik mungkin, maka perusahaan bisa memperoleh modal untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Dengan ini, leverage yang digunakan dapat memperoleh keuntungan sebagai modal dan aset bagi perusahaan.
Contohnya dalam investasi, ketika MK—Manajer Keuangan dapat mengelola leverage dengan baik, perusahaan bisa memaksimalkan pendapatan dari return of investment.
Risiko yang Dimiliki Lebih Tinggi
Perusahaan yang memiliki angka rasio leverage yang tinggi bisa menimbulkan risiko yang tinggi pula. Di mana perusahaan bisa mengalami kegagalan dalam membayar hutangnya kepada pihak kreditur.
Risiko yang tinggi pada Leverage mengharuskan perusahaan untuk melakukan pertimbangan yang lebih mendalam mengenai leverage sebelum menggunakannya. Sebab jika tidak, ini bisa berakibat fatal dan berakhir pada perusahaan yang mengalami kebangkrutan, gulung tikar.
Sulit Mendapat Keuntungan
Jika perusahaan memiliki ratio leverage yang tinggi, perusahaan bisa mengalami kesulitan untuk memperoleh keuntungan. Dengan semakin tinggi rasio leverage yang dimiliki, maka semakin sulit perusahaan untuk mengumpulkan keuntungan.
Oleh karena itu, perusahaan disarankan untuk memilih konsep leverage yang digunakan dengan jumlah yang bisa dikelolanya dengan baik.
Bunga Utang yang Tinggi
Seperti yang telah disinggung, pada dasarnya leverage memiliki mekanisme yang sama dengan kredit atau pinjaman utang pada umumnya. Dengan ini perusahaan memiliki kewajiban membayar utang berikut bunga yang tinggi kepada investor.
Jika perusahaan tidak mendapatkan keuntungan yang signifikan, ini bisa memicu resiko di masa mendatang. Bahkan bisa menyebabkan kegagalan dalam membayar kewajiban serta bunga kepada investor jika kondisi finansial perusahaan dalam keadaan tidak stabil.
Oleh karena itu, dalam menggunakan konsep leverage perusahaan harus membuat perencanaan yang lebih matang baik terkait jumlah leverage maupun pengelolaanya.