Setiap bisnis berdiri dengan orientasi keuntungan. Bila kita bicara soal keuntungan maka kita akan bicara soal margin. Apa sebenarnya margin? Bagaimana perannya atas keuntungan perusahaan?
Berikut adalah sejumlah penjelasan terkait margin. Termasuk membahas tentang perbedaannya dengan mark up serta bagaimana pola perhitungannya yang tepat.
Definisi Margin
Perhitungan margin adalah salah satu cara untuk mengetahui nilai dari keuntungan usaha. Secara definisi, margin adalah selisih nilai antara biaya produksi dan harga jual di pasar.
Sebenarnya kami sudah sempat sedikit membahas soal margin ini pada pembahasan terkait dengan mark up. Pada pembahasan tersebut kita telah mengupas lebih jauh soal perbedaan antara mark up dan margin.
Mengingat keduanya memiliki kaitan kuat dengan keuntungan atau perhitungan laba rugi. Kerap kali banyak orang melihat bahwa mark up dan margin adalah dua hal yang sama.
Untuk sekedar menyegarkan ingatan dan untuk memudahkan Anda memahami bagaimana konsep dari margin. Kita akan coba sedikit bahas kembali terkait soal beda antara keduanya. Beda markup dan margin adalah sebagai berikut.
Perbandingan Markup dan Margin Adalah Sebagai Berikut
Sebenarnya kedua metode perhitungan laba ini bekerja dalam cara yang hampir sama. Tetapi fungsi dan sudut pandang yang digunakan berbeda.
Pada markup, perhitungan berdasarkan pada prosentasi laba atas Harga Pokok Penjualan. Prosentasi dari mark up diputuskan sebelumnya di awal oleh manajemen. Nilai prosentasi ini pada umumnya berdasarkan pada tren harga di pasaran saat itu.
Prosentasi laba yang menjadi nilai mark up ini merupakan bagian dari perencanaan dan strategi perusahaan. Berapa besar laba yang perusahaan targetkan, dari nilai mark up tersebut berapa banyak target penjualan yang harus tim capai.
Kemudian terakhir bagaimana strategi pemasaran dan penjualan yang perlu dilakukan. Terutama untuk mencapai target penjualan sebagaimana manajemen tentukan.
Dapat kita simpulkan bahwa mark up adalah perencanaan keuntungan yang menjadi bagian strategi operasional perusahaan. Jadi penentuan mark up berasal dari kacamata perencanaan.
Sementara itu margin adalah bagian penting dari pelaporan. Karena perhitungan margin berasal dari perhitungan prosentasi selisih penjualan dan harga pokok penjualan. Namun, prosentasi margin diambil dari nilai penjualannya.
Ketika perusahaan sudah melakukan perencanaan dengan penentuan mark up, faktanya di lapangan sejumlah situasi dapat menyebabkan terjadinya perubahan harga. Nilai harga final dari produk kurangi dengan nilai harga pokoknya itulah yang kemudian menjadi nilai margin.
Margin menjadi gambaran atas hasil kinerja perusahaan dan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Perhitungan ini juga muncul dalam proses pelaporan keuangan sebagai bentuk bagian dari penyajian laporan laba rugi.
Perbedaan Makna Margin
Margin sendiri adalah sebuah istilah yang dapat kita artikan sebagai batas atau tepi (menurut KBBI). Dalam sudut pandang akuntansi, margin adalah batasan kinerja yang mampu dicapai perusahaan.
Pembandingnya bergantung pada aspek kinerja apa yang menjadi penilaian. Kita akan mencoba melihat beragam perbedaaan sudt pandang dalam memahami definisi margin.
Nilai Margin Perusahaan
Pada penjelasan sebelumnya, kita sudah membahas soal margin penjualan. Kita sudah memahami bahwa untuk memahami margin dalam dunia ekonomi akan membutuhkan aspek sudut pandang dan pembandingnya.
Bila margin penjualan, maka aspek pembandingnya adalah total pendapatan dari penjualan.
Di sini total pendapatan dari penjualan sendiri meliputi dua unsur, yakni HPP dan keuntungan. Sehingga dapat kita maknai margin sebagai batasan pencapaian kinerja penjualan dari seluruh nilai penjualan yang ada dalam satu periode.
Istilah margin adalah konsep yang relatif luas dalam akuntansi. Margin juga bisa kita terapkan dalam menilai kinerja perusahaan. Di sini keuntungan yang berhasil perusahaan capai kita bandingkan dengan seluruh modal akhir.
Sebagaimana kita pahami, dalam penyusunan laporan keuangan bahwa modal akhir sendiri sudah meliputi modal awal dengan tambahan keuntungan perusahaan.
Dalam kata lain, margin perusahaan adalah nilai prosentasi batasan atas kinerja dan pencapaian dengan seluruh modal yang ada dalam satu periode.
Margin dalam kaca mata investasi
Rupanya margin juga menjadi istilah yang lazim pula dalam dunia investasi. Margin memiliki makna khusus di sini. Kita mengenalnya sebagai margin trading.
Margin trading merupakan fasilitas pinjaman yang berasal dari pihak broker pada perusahaan sekuritas kepada investor pemilik rekening efek. Tujuan pemberian pinjaman ini agar investor dapat terus aktif bertransaksi dalam pasar efek.
Bahkan mungkin untuk aktif bertransaksi melebihi kemampuan modal dasarnya. Kemudian margin trading sendiri terbagi dalam dua bentuk, yakni margin call dan margin account.
Yang dimaksud dengan margin call adalah informasi notifikasi dari pihak broker investasi. Informasi ini bertujuan untuk meminta pihak investor menyuntik modal pada rekening efeknya.
Notifikasi ini biasanya berkaitan dengan posisi transaksi yang berada pada posisi menggantung dan berpotensi besar untuk rugi. Kita mengenalnya sebagai floating loss.
Penambahan modal akan membantu investor mampu menahan kerugian sementara lebih besar, sebelum kemudian harga balik arah dan kembali berpotensi menguntungkan.
Kemudian istilah margin account adalah akun dari pihak broker investasi yang dapat berperan membantu menutup kebutuhan modal investor dengan cara peminjaman dana. Dana tersebut bisa investor gunakan untuk menambah batasan performa dan ketahanan dalam bertransaksi.
Pentingnya Perhitungan Margin
Ada sejumlah alasan mengapa margin dalam sebuah perusahaan itu perlu kita hitung. Baik itu margin dalam skala penjualan hingga margin dalam aspek lebih luas, yakni perusahaan.
Berikut alasan pentingnya perhitungan tersebut.
Mengetahui level pencapaian perusahaan
Laba merupakan salah salah tolak ukur penting dalam menilai kinerja. Ini merupakan salah satu standar dalam menilai sebaik apa pencapaian perusahaan. Berapa persen hasil yang perusahaan dapatkan dari total modal dan penjualan yang terjadi.
Pencapaian bisa kita ukur dari nilai margin yang perusahaan capai. Juga dapat kita ukur dari perbandingan antara level margin perusahaan dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang sejenis.
Menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan
Sebelum tutup buku, perusahaan tentu sudah menetapkan sejumlah strategi untuk memastikan rencana mark up dan target penjualan tercapai. Tentunya selama masa tahun berjalan, akan ada banyak situasi tidak ideal yang dihadapi.
Itu sebabnya pada akhir periode, perusahaan membutuhkan data real yang menunjukan hasil nyata dari seluruh pelaksanaan strategi tersebut. Laba atau margin yang tercatat menjadi salah satu parameter dalam melihat sejauh mana keberhasilan strategi tersebut.
Menilai batasan kemampuan perusahaan
Bersamaan dengan evaluasi tersebut di atas, sebenarnya perusahaan juga bisa menjadikan data margin tadi sebagai gambaran bagaimana kemampuan dan kekuatan perusahaan saat ini. Sejauh mana batasan yang perusahaan miliki.
Dari sini perusahaan bisa mulai menelaah kendala apa yang mereka hadapi di lapangan. Seumpama terjadi situasi ketika strategi yang mereka rencanakan tidak mencapai target.
Memantau progress perusahaan dari waktu ke waktu
Data margin memang selayaknya tersedia dan terakses dari tahun ke tahun. Ini bisa menjadi alat evaluasi untuk memantau tren perkembangan perusahaan.
Idealnya dari waktu ke waktu usaha berkembang semakin baik. Penjualan semakin besar dan margin semakin besar. Semakin landau tren yang terbentuk semakin menunjukan bahwa pencapaian perusahaan belum optimal.
Sebagai dasar dalam penentuan kebijakan periode mendatang
Data margin pada tahun sebelumnya akan menjadi salah satu landasan dalam memprediksi situasi pada tahun berikutnya. Inilah kemudian data margin adalah elemen penting dalam perusahaan.
Karena di sini perusahaan membutuhkannya untuk menjadi informasi dasar dalam penentuan strategi pada periode berikutnya.
Jenis Margin Dan Perhitungannya
Setidaknya terdapat 3 jenis perhitungan margin. Dan dari ketiga perhitungan margin adalah sebagai berikut.
Profit Margin ( Margin Penjualan Bersih)
Ini merupakan jenis perhitungan margin penjualan yang paling banyak digunakan. Jenis margin ini menggunakan laba atau keuntungan bersih sebagai dasar perhitungan.
Laba bersih sendiri merupakan laba yang telah bersih dari pajak dan bunga. Untuk memperoleh nilai laba bersih, kita perlu mengurangkan seluruh total penjualan dengan total Harga Pokok Penjualan (HPP).
Selisih dari kedua angka tersebut kemudian dikurangkan kembali dengan pajak dan bunga atas laba. Baru kita memperoleh laba bersih.
Kemudian margin kita hitung dengan membandingkan atau membagi laba bersih dengan total penjualan. Prosentasi dari perbandingan inilah kemudian kita kenal sebagai margin penjualan bersih.
Rumus untuk margin penjualan bersih
Margin = Keuntungan bersih / Total Penjualan x 100%
Gross Margin ( Margin Penjualan Kotor)
Sebagaimana kita sudah pahami mengenai bagaimana menghitung laba bersih pada poin sebelumnya. Kita juga sebenarnya sudah membahas soal bagaimana menghitung laba kotor.
Pada penjelasan di atas sudah kami jelaskan bahwa laba awalnya berasal dari perhitungan selisih total penjualan dengan total biaya atau total HPP. Nilai selisih inilah sebenarnya yang dimaksud dengan laba kotor.
Untuk menghitung margin dari penjualan kotor ini, kita bisa menghitung perbandingan laba kotor dengan total penjualan. Prosentasi dari perbandingan inilah nilai marginnya.
Bila profit margin biasa menjadi bagian dari berkas laporan keuangan. Maka gross margin ini lebih banyak menjadi data untuk pihak internal perusahaan.
Rumus untuk margin penjualan kotor
Margin = Keuntungan kotor / Total Penjualan x 100%
Margin Operasional Perusahaan
Dalam area lebih luas, margin juga bisa menjadi parameter untuk melihat kinerja perusahaan dalam garis besar. Perhitungannya kali ini tidak berdasarkan penjualan saja, tetapi berdasarkan keseluruhan modal.
Asumsinya, modal merupakan sumber daya utama dari roda operasional perusahaan. Jadi menjadikan modal sebagai tolak ukur menjadi relevan karena dapat menggambarkan daya kekuatan perusahaan dalam menjalankan operasional.
Rumus untuk margin operasional perusahaan
Margin = Keuntungan / Total Modal Akhir x 100%
Hasil dari margin operasional akan menjadi informasi dasar untuk melihat perkembangan perusahaan dalam periode terkait. Ini juga bisa menjadi pembanding dengan periode sebelumnya dan dengan perusahaan sejenis lainnya.
Margin adalah bagian penting dalam mendapatkan nilai lebih sistematis dari laba. Ini menjadikan keuntungan tidak lagi sekedar sebagai hasil, tetapi juga sebagai parameter keberhasilan perusahaan.