MVP merupakan metode marketing yang berperan terhadap pengembangan produk oleh tim Developer product. Dengan MVP, perusahaan bisa menekan biaya, waktu dan energi dalam meluncurkan produk final yang lebih menguntungkan.
Anda bisa mengenali tujuan, cara pembuatan dan contoh produk MVP dengan menyimak ulasan artikel kali ini.
MVP adalah
MVP atau Minimum Variable Product adalah rangkaian produk yang dikembangkan dengan fitur sederhana dan mempunyai nilai fungsi dalam memuaskan para pengguna dan menerima feedback di awal perilisan.
Meski dibekali dengan fitur sederhana, produk ini tetap memiliki nilai guna yang tinggi dan mewakili Value Proposition utama produk.
Secara singkatnya, Minimum Variable Product merupakan produk yang dapat digunakan dan diandalkan untuk kebutuhan pelanggan, sekalipun produk yang diluncurkan masih dalam versi sederhana.
Dilansir dari jurnal.id metode Minimum Variable Product diciptakan oleh seorang konsultan perusahaan startup yakni Eric Ries, di mana ia ingin meminimalisasi pengembangan produk dengan memaksimalkan masukan (feedback pelanggan) atau pembelajaran yang tervalidasi dari contoh produk sederhana.
Minimum Variable Product memiliki peran penting untuk pengembangan produk (product development).
Dengan menciptakan Minimum Variable product, pelaku bisnis bisa mendapatkan Feedback dari para penggunanya, baik itu feedback positif maupun Feedback negatif.
Feedback inilah yang bisa dijadikan acuan untuk menyempurnakan produk dan menghasilkan produk akhir yang lebih baik.
Minimum Variable Product bukanlah soal menciptakan produk minimalis, tetapi MVP dibuat untuk membebankan Overhead Ekstra untuk produk awalan dan menghabiskan banyak investasi energi untuk komunikasi kepada calon pelanggan mengenai produk yang dirilis.
Dengan demikian produk yang dikembangkan bisa lebih maksimal dengan memanfaatkan masukan calon pelanggan, pada akhirnya perusahaan atau bisnis bisa menghasilkan produk akhir yang sempurna.
Tujuan dari Pembuatan MVP
Pembuatan MVP memiliki tujuan utama dalam pemasaran yang lebih efisien, efektif dan hemat anggaran. Adapun rangkuman dari tujuan pembuatan MVP ini antaranya:
Membangun Fokus Inti Produk
Tim pengembang dapat memaksimalkan satu ide utama untuk membangun produk dengan biaya anggaran minimal pada waktu tertentu untuk melakukan pengujian produk yang dibuat.
Meminimalkan Risiko
Tujuan lain dari membuat produk MVP ialah mengurangi resiko kegagalan produk atau mengurangi bisnis dalam menghasilkan produk final yang tidak memiliki nilai guna yang tepat.
Membangun Peluang Pengujian Produk Awal
Pembuatan produk Minimum Variable Product/MVP mampu meningkatkan ketelitian dan evaluasi tim pengembang pada pengujian awal produk.
Memaksimalkan Feedback atau Umpan Balik Pengguna
Pembuatan produk MVP memiliki tujuan utama untuk mengumpulkan Feedback atau umpan balik dari para pengguna yang berpotensial.
Hal ini dilakukan untuk mencari tahu tentang pendapat mereka mengenai produk dan masukan yang sekiranya bisa dijadikan referensi untuk mengembangkan produk final.
Memungkinkan Proses Validasi Pasar
Dengan adanya proses pengujian oleh pengguna, tim pengembang bisa memetakan validasi pasar bersama tim marketing produk.
Pengujian yang berlangsung pada produk dapat menentukan target pasar yang tepat dan sesuai terkait spesifikasi produk.
Waktu Pengembangan Produk yang Lebih Singkat
Semakin cepat produk MVP diluncurkan, maka semakin cepat pula tim pengembang mendapatkan Feedback dari pengguna.
Di mana feedback ini bisa menjadi bahan untuk melakukan evaluasi terhadap produk. Dengan demikian, proses pengembangan produk pun menjadi lebih singkat.
Ramah Anggaran
Tujuan utama dari pembuatan produk MVP adalah membuat anggaran produksi menjadi lebih ramah.
Dibandingkan menghasilkan produk final yang gagal, dengan merilis produk MVP tim pengembang bisa menekan biaya, waktu dan emosi.
Langkah Pembuatan Minimum Variable Product
Dalam pembuatan Minimum Variable Product ada sejumlah tahapan yang perlu dilewati oleh para pelaku bisnis, khususnya divisi Developer product, antaranya:
Mengidentifikasi Masalah
Langkah pertama, pelaku pengembang product harus melakukan identifikasi masalah dari produk yang ingin dirilisnya.
Di mana para pengembang melakukan identifikasi masalah dan memvalidasi ide serta memeriksa secara analitis tentang kelayakan produk.
Dalam validasi ide ini, pengembang produk akan membutuhkan pengujian ide dan menginvestasikan waktu serta sumber daya dalam membenahi bagian penting dari produk melalui feedback dari pengguna.
Melakukan Riset Pasar dan Menentukan Ide
Selanjutnya melakukan riset dan menganalisis pasar. Pelaksanaan riset ini dilakukan dengan meliputi kegiatan observasi pesaing, identifikasi target konsumen, serta menghitung ukuran pasar.
Dalam tahap riset, pengembang harus memastikan dan membuat produk yang akan dirilisnya memenuhi kebutuhan para konsumen.
Selain itu, pengembang juga harus bisa menentukan ide untuk menambah nilai dari produk yang akan dibuatnya.
Memetakan Alur Pengguna
Setelah melakukan riset dan ide untuk menambah nilai produk, langkah selanjutnya yang harus dilakukan ialah memetakan alur pengguna.
Dengan membuat alur pengguna yang mudah, dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna yang menggunakan produknya.
Tim perusahaan harus memprioritaskan fitur yang ditambahkan dari MVP, sehingga dapat sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Membuat Prototipe
Tahap awal yang diperlukan dalam pembangunan produk ialah prototipe, begitupun pada metode Minimum Variable Product.
Metode prototipe adalah proyeksi akhir dari citra suatu produk yang dapat dijadikan sebagai acuan dari bentuk produk akhirnya. Prototipe dilengkapi dengan berbagai fitur atau elemen yang diterapkan pada produk.
Prototipe membantu tim pengembang dalam perusahaan untuk melihat kemungkinan revisi atau koreksi dalam proses penyempurnaan produk.
Membangun MVP dan Mengumpulkan Feedback
Setelah pembuatan prototipe, pengembang bisa mulai membangun Minimum Variable Product dengan mengacu pada prototipe yang telah dibuat sebelumnya.
Produk MVP memiliki bentuk dan fitur seperti produk yang tengah direncanakan dan belum dilengkapi dengan berbagai fitur lain. Dapat dikatakan ini merupakan produk dasar yang sederhana.
Dalam pembuatan Minimal Product Variable, pengembang bisa mulai mempresentasikan produk sebagai contoh kepada penggunanya.
Di sini pengguna dapat mencoba menggunakan produk MVP dan memberikan umpan paling atau feedback sebagai bahan evaluasi bagi pihak pengembang.
Dengan adanya Feedback dari calon konsumen, produk MVP akan dibangun dan dikembangkan kembali menjadi produk final.
Setelah peluncuran MVP, pengembang dapat mengumpulkan feedback dari para pengguna atas produk yang diluncurkannya.
Selain menjadi bahan evaluasi, Feedback juga bisa menjadi acuan untuk mengembangkan produk tersebut menjadi lebih baik
Produk Final
Setelah mengevaluasi produk dari feedback para calon pengguna, produk MVP akan kembali dibangun dan dikembangkan menjadi produk yang sempurna, yakni dengan melengkapi fitur dan elemen sesuai dengan hasil pengadaan produk.
Tentunya pembangunan produk final ini mengacu pada feedback calon konsumen yang telah merasakan produk tersebut.
MVP sendiri adalah metode untuk meminimalisir resiko kerugian perilisan produk oleh tim pengembang. Dengan adanya produk MVP, produk final yang dihasilkan bisa sesuai dengan kebutuhan konsumen dan menarik potensial.
Contoh minimum variable product
Dilansir dari laman Product Plan, ada sejumlah perusahaan Startup dunia yang menggunakan metode MVP dengan sukses.
Berikut sejumlah contoh perusahaan yang menggunakan MVP dalam pengembangan produknya:
AirBnB
Pendiri AirBnB memanfaatkan apartemennya sendiri untuk proses validasi ide dalam menciptakan pasar dengan subjek sewa hunian peer-to-peer secara daring.
Para pelaku inisiator AirBnB menciptakan situs jejaring minimalis dan mempublikasikan foto serta detail informasi tentang property mereka. Mulai dari sana, AirBnB mampu meraup pelanggan atau tamu berbayar untuk pertama kalinya.
FourSquare
FourSquare merupakan jaringan sosial berbasis lokasi. Mulanya dikembangkan sebagai MVP, satu fitur yang menawarkan check in lokasi dan hadiah dari fitur gamifikasi (teknik dasar permainan mekanis) saja.
Seiring waktu, tim developer FourSquare mulai menambahkan fitur rekomendasi, panduan kota hingga berbagai fitur jejaring lainnya yang berbasis peta.
Siapa yang tidak tahu dengan platform media sosial populer satu ini? Facebook merupakan jejaring sosial yang paling banyak pengguna.
Di mana pada permulaannya, Facebook diluncurkan sebagai produk MVP yang menghubungkan antar mahasiswa melalui pesan. Ya, ide utamanya ini hanya menghubungkan teman melalui platform sosial online.
Namun, setelah mendapatkan feedback yang sangat banyak Facebook mulai dikembangkan dengan fitur yang lebih luas.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak 1,3 miliar lebih pengguna aktif yang tersebar di seluruh dunia.
Sama halnya dengan Facebook, Twitter pun dahulunya menjadi produk MVP, sebuah platform media sosial yang hanya berbasis SMS singkat dengan nama pertama kalinya “Twttr”.
Produk ini mulanya dirilis untuk penggunaan internal serta pengujian di antara pengguna. Namun kini, Twitter mulai berkembang menjadi platform popular meski teks konten masih dengan karakter terbatas.
MVP atau Minimum Variable Product merupakan strategi untuk menghasilkan produk final yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan konsumen, sehingga bisa mendapatkan banyak peminat. Pada dasarnya MVP dibuat agar perilisan produk tidak berakhir pada kegagalan.