Dalam kacamata pelaku usaha, neraca saldo identik sebagai sistem perhitungan percobaan atas saldo akhir dari buku besar. Kita telah membahas soal neraca saldo secara mendetail dalam pembahasan terdahulu.
Neraca ini berperan memastikan setiap entri data berjalan dengan tepat dengan ditandai adanya keseimbangan antara akumulasi nilai akhir dari debit dan kredit pada neraca saldo. Pernyataan tersebut tentu saja tidak salah.
Hanya saja yang tidak banyak orang tau bahwa sebenarnya neraca semacam ini sebenarnya tidak hanya dalam bentuk 1 format. Terdapat 3 jenis neraca saldo yang ada dalam akuntansi dengan penyusunan dan peran masing-masing
Sebelumnya kita sudah membahas soal pengertian dan gambaran cara penerapan neraca saldo dalam siklus akuntansi. Kini kita akan coba kuak lebih jauh terkait 3 jenis neraca saldo dalam akuntansi.
Mengenal Tiga Jenis Neraca Saldo
Neraca saldo sebenarnya adalah neraca yang menunjukan keseimbangan pencatatan akun dalam kolom debit dan kredit.
Neraca saldo disusun untuk kepentingan internal dan bukan sebagai informasi yang disajikan ke pihak eksternal. Peran utamanya adalah sebagai ikhtisar dari saldo akhir setiap akun yang terdapat dalam buku besar.
Ini akan menjadi dasar bagi perusahaan untuk melihat secara garis besar situasi keuangan perusahaan. Seperti untuk memantau besaran piutang, besaran persediaan, besaran pos biaya atau bahkan besaran kas teraktual.
Namun dalam menjalankan peran dari neraca saldo lebih jauh, neraca saldo kemudian terbagi dalam 3 jenis. Masing-masing jenis tersebut memiliki peran dan fungsi masing-masing dalam siklus akuntansi.
Kita akan mencoba membahas bagaimana konsep dari ketiga jenis neraca saldo tersebut. Juga sekaligus menemukan apa yang pembeda spesifik dari ketiganya. Termasuk apa peran dan fungsi dari masing-masing bentuk neraca saldo tersebut.
Neraca Sebelum Penyesuaian
Neraca saldo sebelum penyesuaian ini harus Anda susun setelah masa periode keuangan berakhir. Karena tujuannya adalah untuk memperoleh data ikhtisar saldo akhir dari buku besar.
Proses penyusunannya adalah dengan menyalin data saldo akhir dari setiap akun dalam buku besar. Salin data saldo akhir tersebut berikut dengan posisi akhirnya baik pada kolom debit maupun kredit.
Tujuan utama dari penyusunan neraca saldo adalah sebagai alat pemeriksaan ketepatan dan akurasi proses entri data jurnal umum dan buku besar.
Sebagaimana kita ketahui saat mencatat dalam jurnal umum dan buku besar, kita harus memperhatikan bagaimana pengaruh sebuah transaksi pada posisi aktiva dan pasiva.
Setiap akun akan memberi pengaruh pada kedua sisi akun dengan menambah nilai pada kolom debit dan kredit sekaligus.
Ambil contoh bila terjadi pengeluaran biaya gaji karyawan, maka Anda akan mencatatnya sebagai pengurang kas dan penambah pos biaya.
Nantinya, transaksi ini akan Anda tulis dalam jurnal umum dengan format pos biaya pada debit dan kas pada kredit. Kemudian menyalin pencatatan pada jurnal umum tadi ke dalam buku besar dengan format yang sama.
Harusnya, transaksi ini akan tercermin dalam saldo dari kas dan saldo dari pos biaya gaji karyawan. Sebagaimana bisa Anda temukan dalam neraca sebelum penyesuaian.
Ketepatan dalam mencatat data transaksi ini sesuai dengan pengaruhnya pada pasiva dan aktiva inilah yang diuji dengan penyusunan neraca sebelum penyesuaian.
Karena bila memang tidak ada kekeliruan, seharusnya saldo akhir dari neraca saldo sebelum penyesuaian akan imbang baik pada kolom debit maupun kredit.
Neraca Setelah Penyesuaian
Dalam prosedur akuntansi akan terdapat sejumlah transaksi tidak berwujud yang harus diakui dalam pembukuan. Hanya saja karena sifatnya tidak berwujud, tidak dapat kita cantumkan dalam jurnal umum.
Kita ambil contoh saja salah satu bentuk dari penyesuaian adalah pencatatan penyusutan. Penyusutan bukan jenis transaksi nyata. Karena faktanya tidak ada aktivitas nyata yang terjadi terkait dengan penyusutan.
Namun, penyusutan harus kita akui karena sifatnya memberi nilai aktual atas aset yang perusahaan punya. Faktanya secara umum aset akan mengalami penurunan nilai karena efek penggunaan dan masa pakai.
Penyusutan akan menurunkan nilai ekonomi suatu aset agar nilainya sesuai dengan nilai nyatanya. Meski sebenarnya tidak terjadi transaksi yang terjadi terkait hal tersebut.
Situasi-situasi semacam akan cukup banyak terjadi pada perusahaan. Sebut saja seperti amortisasi, deplesi, biaya bayar dimuka, pendapatan bayar dimuka dan masih banyak lagi.
Pengakuan akan hal ini akan membantu memberikan data saldo akhir yang lebih real atas kekayaan perusahaan.
Teknis dari penyesuaian ini adalah dengan menyusun jurnal penyesuaian yang mencatat transaksi tidak berwujud tadi. Kemudian menyalinnya kembali pada akun-akun buku besar sebagaimana Anda lakukan sebelumnya dengan jurnal umum.
Setelah itu, salin ulang seluruh saldo akhir dari tiap-tiap akun buku besar untuk memperoleh data terakurat dari neraca saldo setelah penyesuaian.
Perbedaan utama antara neraca saldo sebelum penyesuaian dengan setelah penyesuaian adalah data di dalamnya. Ini karena setelah penyesuaian akan ada sejumlah perubahan nilai yang berasal dari data penyesuaian.
Selain itu data dari neraca saldo setelah penyesuaian ini akan menjadi rujukan dalam melakukan tahapan lanjut dari siklus akuntansi berikutnya, yakni neraca lajur.
Neraca lajur akan memuat data neraca saldo setelah penyesuaian namun dengan memisahkan elemen-elemen setiap pelaporan dalam kolom terpisah. Nantinya dari sini kita bisa menyusun laporan keuangan dengan lebih efisien.
Neraca Penutupan
Pada akhir periode keuangan, tepat setelah laporan keuangan usai diterbitkan, saatnya perusahaan melakukan sejumlah catatan dalam jurnal penutup. Jurnal ini sendiri terbagi dua yakni berupa jurnal penutup dan jurnal pembalik.
Jurnal Penutup
Jenis jurnal penutup berfungsi mengembalikan beberapa akun pada posisi nol. Jenis akun yang dimaksud adalah jenis akun yang datanya tidak akumulasi dari beberapa periode.
Adapun penyesuaian yang harus Anda masukan dalam jurnal penutup antara lain adalah jenis akun nominal. Supaya nilai saldo akhir pada akun nominal usai pelaporan menjadi nol kembali untuk memulai siklus akuntansi periode baru.
Yang masuk dalam kelompok jurnal nominal adalah akun pendapatan dan akun pengeluaran. Termasuk di antaranya akun pendapatan, biaya, laba rugi dan prive. Karena pelaporan pada setiap periode hanya menggambarkan situasi pada periode tersebut tanpa perlu ada kontribusi dari periode sebelumnya.
Jurnal Pembalik
Jurnal pembalik justru bekerja untuk memastikan data saldo akhir berada pada nilai aktual. Biasanya ini berkaitan dengan jenis akun yang berkontribusi pada data neraca. Pembalikan data ini bertujuan suapay tidak terjadi laporan ganda.
Untuk itu pada akun tertentu, bila terjadi beberapa penyesuaian pada periode tersebut justru harus dikembalikan dengan menghapus penyesuaian di awal tadi setelah pelaporan rampung disusun.
Biasanya jenis akun seperti beban dibayar dimuka, pendapatan dibayar di muka, kewajiban yang belum terselesaikan, pendapatan tertangguhkan, pemakaian perlengkapan dan lain sebagainya.
Keberadaan akun-akun ini untuk mengakui adanya biaya meski transaksi realnya belum terjadi atau belum selesai. Tujuannya untuk mendapatkan nilai lebih nyata akan sebuah aset, biaya atau pendapatan.
Namun, setelah pelaporan rampung, nilai pada tersebut harus kembali dihapus karena memang sebenarnya transaksinya belum terjadi atau belum selesai.
Penyusunan menjadi neraca saldo
Sebagaimana pada jurnal penyesuaian, data dalam jurnal pembalik dan penutup pada dasarnya tidak berdasarkan pada transaksi nyata. Melainkan hanya cara akuntansi mengakui adanya situasi-situasi tertentu yang mempengaruhi nilai.
Karena menggunakan prinsip yang sama, jurnal tersebut juga akan menggunakan prosedur yang sama untuk bisa Anda ubah menjadi neraca penutupan.
Setelah Anda menyalin jurnal penutup dan jurnal pembalik ke dalam buku besar. Sebagaimana prosedur akuntansi sebelumnya, saldo akhir dari tiap akun dalam buku besar akan terikhtisarkan dalam neraca penutupan.
Fungsi utama dari neraca penutupan ini adalah sebagai saldo awal untuk periode berikutnya. Juga sebagai bentuk audit atas seluruh pencatatan akan penyesuaian pasca laporan keuangan.
Nantinya, saldo akhir pada neraca penutupan ini akan menjadi saldo awal untuk setiap akun buku besar untuk pencatatan pada periode berikutnya.
Jadi, setiap format dari neraca saldo pada dasarnya berperan sebagai fungsi pengecekan. Memastikan data sudah tepat sebagai dasar acuan untuk masuk ke tahap siklus akuntansi berikutnya. Juga sebagai fungsi pengawasan internal atas kondisi keuangan perusahaan.
Itu sebabnya meski dalam satu kali siklus akuntansi Anda harus menyusun neraca saldo hingga 3 kali. Ketiganya tidak bisa Anda lewatkan karena memiliki peran yang berbeda-beda untuk memastikan tahapan siklus akuntansi berikutnya menjadi lebih efisien.