Standar Akuntansi Sektor Publik merupakan sebuah formula pengelolaan siklus akuntansi untuk perusahaan yang terkait dengan kepentingan publik. Salah satu yang menjadi perhatian di dalamnya adalah penerapan nomenklatur.
Apa sebenarnya nomenklatur pada akuntansi dan mengapa ini penting dalam ilmu akuntansi? Kita akan mencoba menguaknya lebih dalam dalam kesempatan kali ini.
Kepentingan Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik adalah pengelolaan pencatatan dan pelaporan keuangan atas perusahaan yang memiliki kaitan dengan kepentingan publik.
Dalam hal ini adalah perusahaan yang kepemilikannya berada di tangan sejumlah orang di kalangan masyarakat umum. Juga perusahaan yang pembiayaan dan pengelolaannya di bawah tangan pemerintah.
Karena perusahaan yang berada di bawah pemerintah akan memiliki modal yang berangkat dari sumber dana negara atau daerah. Juga berkepentingan untuk menunjukan kinerjanya kepada masyarakat umum. Biasanya yang masuk kategori ini adalah BUMN dan BUMD.
Selain itu, perusahaan juga berkewajiban melaporkan pendapatan dan neraca ke pihak ketiga seperti perpajakan dan pihak kreditur (perbankan).
Kepentingan-kepentingan ini mengharuskan perusahaan untuk menyajikan sebuah laporan keuangan dan dokumen keuangan lain dalam format yang bisa dimengerti oleh semua pihak.
Akan sulit bagi pihak eksternal perusahaan memahami laporan yang disajikan bila laporan memiliki format dan istilah yang berbeda-beda. Apalagi bila penyusunan laporan menggunakan proses yang tidak sama dan seragam.
Dari sinilah kemudian kepentingan atas Standar Akuntansi Sektor Publik menjadi krusial. IAI atau Ikatan Akuntansi Indonesia melahirkan sebuah standar akuntansi untuk kepentingan sektor publik untuk menjawab kebutuhan tersebut.
Dalam standar tersebut akan diperinci soal siklus akuntansi yang diterima secara umum. Mulai dari prosedur pencatatan,, pengelompokan, pembuatan ikhtisar dan penyesuaian hingga menjadi laporan keuangan.
Termasuk di dalamnya juga terdapat aturan soal nomenklatur. Inilah yang akan menjadi fokus kita pada pembahasan kali ini.
Apa sebenarnya Nomenklatur?
Merujuk pada penjelasan KBBI, Nomenklatur merupakan sistem penamaan yang teratur dan diterapkan dalam bidang atau disiplin ilmu tertentu.
Tata penamaan ini biasanya dilakukan dalam sebuah sistematika khusus. Bisa berupa singkatan, kode, istilah yang dilekatkan atau penggunaan idiom khusus.
Pada umumnya tata penamaan dalam nomenklatur akan memiliki tata aturan khusus. Penamaan harus mampu memberi gambaran atas golongan, kelompok, klasifikasi dan pembagian lebih detail dan lebih lanjut.
Ini akan menyerupai dengan tata cara penyematan nama bab dalam tata penulisan. Hanya saja dengan cara yang lebih sistematis. Di dalamnya harus menggambarkan pengelompokan lebih, urutan alur dan proses.
Penerapan Nomenklatur Dalam Akuntansi
Nomenklatur dalam kaca mata akuntansi memiliki makna sebagai daftar pengkodean atas akun buku besar. Buku besar adalah sebuah pencatatan detail dengan pengelompokan atas nama masing-masing pos akun akuntansi yang relevan dengan kegiatan perusahaan.
Setiap buku besar akan terdiri atas banyak sekali akun buku besar. Biasanya jenis akun berikut dengan namanya akan terkait dengan apa saja aktivitas perusahaan, pengelolaan keuangan dan operasi perusahaan.
Penamaan dalam sistem nomenklatur akuntansi biasanya berbentuk kode. Kode dari nomenklatur akuntansi ini akan merujuk nama asli akun, peran dan keberadaaanya pada pengelompokan dan penggolongan itu sendiri.
Seperti pada sebuah organisme, maka sistem operasi dalam akuntansi juga seolah berbentuk jaringan dan percabangan. Setiap jaringan dan percabangan ini akan merujuk pada pengaruh akun-akun tersebut terhadap neraca, arus kas dan laba rugi.
Nomenklatur dalam bahasa akuntansi juga dikenal sebagai kode rekening. Biasanya hadir dalam bentuk kode nama atau kode angka.
Peran Penggunaan Nomenklatur Dalam Akuntansi
Penamaan akun dengan standar nomenklatur memiliki fungsi dan peran tersendiri dalam dunia akuntansi. Terutama untuk perusahaan sektor publik yang wajib mempertanggung jawabkan kegiatan dan pengelolaan keuangannya kepada masyarakat umum.
Adapun peran dan fungsi nomenklatur tersebut dalam akuntansi adalah sebagai berikut.
Untuk mempermudah proses identifikasi
Setiap transaksi akan terkait dengan setidaknya 2 akun pada posisi debit dan kredit. Penamaan yang baku atas setiap akun akan sangat membantu mempermudah proses identifikasi dan penentuan sistem pencatatan atas transaksi tersebut.
Memudahkan proses perhitungan
Karena setiap penamaan akun sudah dikelompokan sedemikian rupa sehingga memudahkan proses pelaksanaan prosedur akuntansi, akumulasi saldo hingga pengambilan ikhtisar laporan keuangan.
Memastikan pihak ketiga memahami maksud dokumen akuntansi dan keuangan
Pihak ketiga tidak secara langsung terlibat dalam pengelolaan keuangan perusahaan. Sehingga tentu saja mereka tidak cukup memiliki gambaran terkait operasional dan keuangan dalam perusahaan.
Penggunaan nama yang baku atas akun-akun akuntansi akan membantu memudahkan pihak ketiga untuk memahami dokumen akuntansi. Termasuk laporan keuangan dan dokumen penyerta lainnya.
Memudahkan proses audit oleh pihak eksternal
Setiap perusahaan terutama yang berkaitan dengan sektor publik secara berkala harus menjalankan audit dengan pihak eksternal. Tujuannya untuk memastikan setia prosedur akuntansi sudah berjalan dengan tepat dan menghasilkan laporan yang wajar.
Proses audit ini akan sulit dilakukan bila tidak ada keseragaman penggunaan istilah dan nama akun. Karena audit dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak memahami situasi internal perusahaan.
Memudahkan proses perencanaan, anggaran dan evaluasi
Bahkan pihak internal sendiri membutuhkan data dan informasi keuangan dalam bentuk baku untuk mempermudah proses evaluasi dan perencanaan. Termasuk di dalamnya penerapan baku nomenklatur pada akun buku besar.
Tujuan Penyusunan Nomenklatur
Selain penjelasan terkait dengan peran dari nomenklatur dalam akuntansi. Berikut adalah apa sebenarnya tujuan dari pembuatan kode rekening dalam akuntansi.
Mengidentifikasi data akuntansi secara unik
Meringkas data
Mengklasifikasi rekening atau transaksi
Memudahkan pengarsipan
Memudahkan proses forensic data
Pertimbangan Dalam Penyusunan Kode Rekening Akuntansi
Berikut adalah hal-hal yang perlu menjadi pertimbangan Anda ketika menyusun penamaan akun buku besar. Berikut ini adalah panduannya.
- Identifikasi setiap transaksi dan pahami pengaruhnya terhadap perkiraan dalam komponen Neraca dan perkiraan Rugi Laba.
- Terminasi setiap pengaruh atas neraca dan laba rugi tersebut ke dalam bentuk debit kredit. Kemudian identifikasi akun yang bekerja pada debit dan kredit, namai akun tersebut sesuai dengan identitasnya.
- Tentukan dasar pengkodean untuk tiap akun yang berperan pada neraca dan laporan laba rugi. Kemudian bentuk susunan kode yang berurutan, berkaitan.
- Dalam penentuan kode di atas perlu Anda pertimbagkan akan kemungkinan munculnya perkiraan atau akun baru.
Metode Penentuan Nomenklatur Dalam Akuntansi
Untuk memberikan Anda gambaran soal bagaimana penamaan kode rekening atau nomenklatur dalam akuntansi berikut adalah metodenya.
Kode angka atau alphabet huruf (numerical-or alfabethic-secuence code).
Dalam metode nomenklatur kali ini, akun buku besar akan memperoleh kode dega urutan angka atau huruf. Biasanya akun masuk dalam kelompok neraca, arus kas dan laba rugi terlebih dulu.
Kemudian akun akan mendapatkan nomor urut, biasaya berawal dari akun-akun neraca. Perluasan klasifikasi atas suatu akun rekening mungkin menyebabkan urutan dari akun tersebut semkin besar.. Contoh dari model pengurutan ini seperti kode 001 untuk kas dan 002 untuk piutang.
Kode angka blok (block numerical code)
Pengkodean akun buku besar juga bisa merujuk pada metode angka blok. Blok biasanya merujuk pada pengelompokan dan identifikasi akun, seperti pengelompokannya atas akun neraca dan laba rugi.
Karakteristik dari sistem pengkodean akun buku besar di sini adalah setiap akun dalam kelompok yang sama akan berada dalam urutan yang runtun. Termasuk juga disediakan ruang angka atau kode kosong untuk mengantisipasi adanya akun baru yang perlu ditambahkan.
Akun tetap akan urut dari angka kecil ke besar, hanya setiap kelompok bagian harus urut. Seperti terblok angka 1 sampai 30 untuk semua akun terkait aset, 31 sampai 50 untuk semua akun terkait biaya.
Kode angka kelompok (group code)
Sekilas tampak tidak ada yang berbeda antara kode angka blok dan kode angka kelompok. Tetapi disini, angka depan menjadi identifikasi dari kelompok akun.
Sehingga dari sini kita harus pastikan dulu, kode angka apa yang mewakili kelompok aset. Kemudian semua bentuk akun aset akan memiliki angka depan dari angka tersebut. Seperti aset adalah angka 1. Maka kas akan ditulis menjadi 101, kemudian piutang 102 dan seterusnya.
Kode angka decimal (decimal code)
Desimal memiliki makna sebagai perhitungan angka persepuluhan. Kode Angka Desimal menerapkan pengkodean dengan klasifikasi khusus. Ini membagi kelompok dalam 10 bagian kemudian setiap bagian sub kembali menjadi 10 bagian lebih kecil.
Tata kode rekening dengan teknik desimal ini memiliki karakteristik klasifikasi besar memiliki jumlah angka yang lebih sedikit bandingkan dengan klasifikasi rinci. Kita akan mengingat konsep ini seperti pembagian bab dalam penulisan.
Misalkan saja akun aset adalah 1, akun aset lancar adalah 1 dan akun persediaan adalah 3. Maka kode rekening persediaan adalah 1.1.3.
Kode angka urut
Pilihan terakhir dari sistem nomenklatur pada kode rekening akuntansi adalah dengan kode angka urut. Pada dasarnya ini adalah sistem pengkodean yang menggunakan identifikasi huruf dan urutan angka.
Meski dianggap lebih rumit, tetapi sebenarnya cara ini dianggap lebih mudah dipahami oleh pihak ketiga. Tata caranya tetap merujuk pada pengelompokan dan pengaruh akun tersebut atas neraca dan laba rugi.
Misalkan saja aktiva lancar pada neraca berkode AL. Kemudian piutang berkode 102, maka penulisan nomenklatur dari piutang adalah AL102.
Kini Anda sudah memperoleh gambaran soal penting dan simpelnya penerapan nomenklatur pada sebuah sistem akuntansi. Pastikan Anda juga menerapkan pengkodean simpel ini pada sistem akuntansi