Pada kesempatan kali ini kita akan mempelajari mengenai biaya non-operasional yang merupakan biaya yang dikeluarkan bisnis.
Lalu apakah yang dimaksud dengan biaya non-operasional dan dimana posisi biaya ini dalam laporan laba rugi? Silahkan pelajari artikel ini.
Apa itu biaya non-operasional?
Perusahaan mengeluarkan biaya untuk menjalankan operasi sehari-hari mereka dan menghasilkan pendapatan. Biaya seperti itu disebut biaya operasional.
Tetapi perusahaan juga mengeluarkan biaya yang berada di luar jalur operasi utamanya. Biaya ini bersifat insidental atau periferal bagi perusahaan.
Meminjam uang adalah kegiatan luar untuk bisnis merchandising, maka pembayaran bunga adalah termasuk biaya non-operasional.
Biaya non-operasional adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak terlibat langsung dalam kegiatan operasional atau kegiatan usaha utama perusahaan yang sering dilaporkan pada laporan laba rugi setelah pos Laba Rugi Operasi di bawah beban Lain-lain. Pengeluaran seperti itu biasanya tidak berulang dan tidak memperhitungkan pengeluaran harian perusahaan.
Beban non-operasional termasuk kewajiban keuangan yang tidak terkait dengan operasi inti.
Contoh pengeluaran tersebut adalah:
- Biaya hukum
- Biaya bunga dan biaya pembiayaan lainnya
- Kerugian dari penjualan aset
- Kerugian dari fluktuasi nilai tukar
- Biaya reorganisasi
- Kerugian penurunan
- Kerugian dari instrumen derivatif
- Biaya persediaan usang
- Biaya penyelesaian gugatan
Biaya non-operasional tidak diperhitungkan saat menghitung laba perusahaan. Ini ditampilkan sebagai item bottom-line dalam laporan laba rugi.
Baca juga Laporan Arus Kas (Cash Flow)
Perhitungan biaya non-operasional
Berikut adalah contoh perhitungan biaya non-operasional dan posisinya dalam laporan laba rugi perusahaan.
Penyajian pendapatan non-operasional dalam laporan laba rugi perusahaan:
PT ABCDEFGH
Laporan laba rugi
Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2020
Pendapatan penjualan | 500000 | |
Harga pokok penjualan | 200000 | |
Laba kotor | 300000 | |
Biaya operasional | ||
Gaji dan upah | 15000 | |
Biaya iklan | 10000 | |
Depresiasi | 20000 | |
Menyewa | 30000 | 75000 |
Pendapatan dari operasi | 225000 | |
Pendapatan dan keuntungan lainnya (Pendapatan non-operasional) | ||
Pendapatan bunga | 5000 | |
Keuntungan dari pelepasan aset | 20000 | 25000 |
Beban dan kerugian lainnya (Beban non-operasional) | ||
Beban bunga | 10000 | 25000 |
Kerugian karena kerusakan | 15000 | |
Batas pemasukan | 225000 |
Dalam laporan laba rugi diatas, beban bunga, biaya hukum, kerugian dari penjualan aset termasuk dalam beban non-operasional. Biaya non-operasional biasanya dikurangkan dari EBITDA 1 pada laporan laba rugi.
Ini digambarkan sebagai item bottom-line pada laporan laba rugi dan dicatat tepat di bawah hasil dari operasi berkelanjutan.
Peristiwa yang tidak berulang menimbulkan kerugian non-operasional karenanya, mereka dilaporkan pada laporan laba rugi perusahaan.
Mereka ditampilkan secara terpisah dari pendapatan normal sehingga analis dan investor dapat melihat bagaimana kinerja bisnis selama periode waktu tertentu.
Contoh:
Dengan asumsi setelah mengurangi harga pokok penjualan dan semua beban operasional dari pendapatan penjualan, sebuah perusahaan melaporkan pendapatan operasional sebesar Rp 1.500.000 selama satu tahun.
Selain menjalankan bisnis intinya, perusahaan juga melakukan beberapa investasi, yang menghasilkan dividen Rp 500.000 dan pendapatan bunga Rp 200,000.
Selama tahun tersebut, perusahaan membayar bunga Rp 600.000 untuk tahun pembiayaan sebelumnya dan menjual sebidang tanah dengan kerugian Rp 100.000 Juga, itu digugat dan dibebankan Rp 150.000.
Pendapatan perusahaan dari dividen, pendapatan bunga, dan beban bunga semuanya merupakan keuntungan atau kerugian non-operasional. Secara keseluruhan, perusahaan mengalami kerugian non-operasional bersih sebesar Rp 150.000 yang ditunjukkan di bawah ini.
Pendapatan Dividen | 500.000 |
Pendapatan bunga | 200.000 |
Beban bunga | -600.000 |
Kerugian penjualan tanah | -150.000 |
Biaya litigasi | -100,000 |
Pendapatan (rugi) non-operasional | (150.000) |
Dalam pengertian teknis pada tabel di atas, beban bunga, kerugian penjualan tanah, dan biaya litigasi merupakan beban non-operasional. Klasifikasi item sebagai beban/pendapatan non-operasional tergantung pada sifat bisnis yang dijalankan.
Untuk perusahaan keuangan, pendapatan/beban bunga diperlakukan sebagai pendapatan/beban operasional sedangkan perusahaan lainnya diperlakukan sebagai pendapatan/beban operasional.
Pentingnya Biaya Non-Operasional
Memang benar bahwa biaya non-operasional tercantum di bagian bawah laporan laba rugi, tetapi tidak mengurangi pentingnya pengeluaran ini.
Struktur laporan laba rugi dibangun sedemikian rupa sehingga pengguna laporan keuangan dapat dengan mudah menilai kinerja bisnis berdasarkan aktivitas yang terekam di bagian atas laporan laba rugi.
Tetapi penting juga bagi para analis dan investor untuk memahami tren biaya operasional karena berpotensi mempengaruhi kinerja keuangan suatu perusahaan.
Misalnya, saldo kas sebuah perusahaan dapat memburuk jika terus mengalami kerugian berulang non-operasional dalam jangka waktu yang lama.
Jadi, analis dan investor juga harus memperhatikan pengeluaran ini setelah menganalisis risiko bisnis inti.
Keuntungan Melaporkan Biaya Non-Operasional
Beberapa keuntungan utama adalah sebagai berikut:
- Pengungkapan biaya non-operasional menghasilkan transparansi yang diapresiasi oleh semua pemangku kepentingan – investor dan bahkan karyawan.
- Perusahaan dapat mengurangi biaya non-operasional dengan relatif mudah dibandingkan dengan biaya bisnis inti.
- Mengenali biaya non-operasional dan biaya operasional secara terpisah dalam laporan laba rugi membantu analis untuk menilai kinerja bisnis inti jauh lebih mudah.
Kekurangan Melaporkan Biaya Non-Operasional
Beberapa kelemahan utama adalah sebagai berikut:
- Seringkali ada risiko manipulasi oleh akuntan di mana mereka dapat mengklasifikasikan biaya operasi sebagai biaya non-operasional untuk meningkatkan pendapatan dari bisnis inti.
- Kurangnya kriteria standar untuk membagi dua biaya operasional dan biaya non-operasional menghasilkan kebingungan.
Manipulasi Akuntansi:
Sifat pengeluaran dan pendapatan non-operasional yang tidak berulang memberikan ruang untuk manipulasi akuntansi. Pendapatan non-operasional dapat meningkat untuk mengkompensasi kerugian pada operasi.
Ini juga dapat menjelaskan pendapatan operasional yang salah dengan memasukkan keuntungan dari aktivitas yang tidak terkait.
Baca juga Apa itu Obligasi – Dasar-dasar Berinvestasi dalam Obligasi Korporat vs Obligasi Daerah
Peningkatan laba yang tiba-tiba lebih mungkin disumbangkan oleh aktivitas yang tidak terkait dan dapat bersifat non-operasional.
Pendapatan dan beban non-operasional dikecualikan dari perhitungan Earning Per Share (EPS) karena bukan merupakan bagian dari operasi normal perusahaan.
Peristiwa yang tidak berulang dapat menggelembungkan/mengempiskan pendapatan perusahaan sehingga menggambarkan posisi keuangan perusahaan yang tidak benar.
Penghapusan dapat dianggap sebagai beban non-operasional jika terjadi karena kejadian mendadak yang terjadi satu kali seperti bencana alam, penurunan kondisi ekonomi.
====
Keterangan:
1 EBITDA adalah singkatan dari Earning Before Interest, Tax, Depreciation artinya dalah Pendapatan Sebelum Dikurangi Bunga, Pajak dan Depresiasi.