Sedang belajar berinvestasi? Dan apakah anda sedang memburu rupiah dalam jumlah besar atau kecil sebagai return dengan berinvestasi? Jika begitu, maka anda akan menjadi seorang investor.
Investor secara garis besar terbagi dua yakni investor institusi yakni badan keuangan dan bank. Dan investor individu yakni pemodal ventura, perorangan dan bisa jadi keluarga.
Nah untuk lebih jelasnya mengenai definisi masing-masing jenis investor itu dan faktor apa saja yang membedakan di antara keduanya. Maka langsung disimak ulasannya berikut ini.
Pengertian dan definisi apa itu investor?
Investor adalah mereka yang menaruh uang miliknya ke sebuah perusahaan sebagai bisnis dengan harapan akan mendapatkan pengembalian + keuntungan di masa depan.
Tujuan utama dari investor tentu saja meminimalisir resiko disaat yang sama memaksimalkan keuntungan. Investor berbeda dengan spekulan, dimana nama kedua ini adalah orang nekad yang berani berinvestasi di aset apapun meski beresiko dengan harapan keuntungan tinggi.
Investor bisa perorangan (individu) dan perusahaan yang memiliki kekuatan dana untuk membeli porsi perusahaan (saham), mata uang, komoditi, aset dan derivatif.
Dewasa ini para investor muncul dalam berbagai tipe dan jenis. Mereka ada yang tergolong nekad bahkan cenderung menjadi spekulan, karena menginvestasikan uangnya ke bisnis startup (yang penuh resiko) dan berharap kelak perusahaan tersebut akan tumbuh dan makmur, nah jenis investor ini adalah venture capitalis.
Adapula investor yang mengejar porsi kepemilikan perusahaan dan mereka berbinis disini. Dan yang ketiga adalah mereka yang berinvestasi di pasar atau bursa saham memburu pembayaran dividen.
Sebelum membahas investor lebih lanjut ada baiknya mengetahui terlebih dahulu tentang investasi, kita akan membahas sedikit tentang pengertian investasi sebagai wawasan tambahan guna memperkaya bahasa ini.
Apakah investasi?
Segala tindakan dimana sesesorang atau badan usaha yang menaruh uang mereka atau menanamkan modal kedalam sebuah perusahaan atau bisnis dengan tujuan keuntungan di masa depan, maka disebut investasi.
Ada investor yang murah hati karena berani mengambil resiko besar menginvestasikan uangnya ke bisnis startup dan bisnis kecil yang hanya memberi profit sedikit bahkan 0, dikarenakan bisnis mereka sedang dirintis.
Keuntungan bagi para investor adalah informasi lengkap yang dapat diakses mudah, mengenai data kekayaan dan peluang suatu perusahaan berdasarkan posisi finansial mereka dimana dapat dijadikan tolak-ukur bagi investor untuk mengkalkulasi kemudian memutuskan apakah akan masuk atau keluar.
Jenis-jenis investor
Investor juga memiliki jenis berdasarkan target investasi dan resiko yang mereka pilih. Dari segi ini maka investor terbagi menjadi dua yakni investor individu dan investor institusi. Langsung dipelajari masing-masing dari definisi dan pengertian investor ini.
Investor individu atau pengecer
Ini adalah investor yang bermain di ruang kecil, mereka mengeinvestasikan uangnya ke sekuritas dan aset, umumnya dalam jumlah kecil. Secara garis besar tipe investor ini membeli dikisaran puluhan hingga 100 atau 200 lembar saham. Semua saham mereka beli menjadi bagian portofolio mereka sebagai individu, bukan mewakili organisasi apapun.
Cara mereka berinvestasi umumnya berdasarkan “perasaan”. Karenanya investor jenis ini sering dirasuki rasa khawatir dan juga keserakahan dalam menentukan pembelian saham. Padahal perasaan bukan cara jitu untuk berdagang di pasar bursa karena membutuhkan kelihaian analisis, karena pergerakan saham seringkali sulit untuk diperkirakan.
Investor perusahaan / institusi
Yang kedua adalah perusahaan atau organisasi yang berinvestasi pada aset dan sekuritas seperti real-estate. Target pembelian mereka berbeda dengan investor individu yang membeli saham di perusahaan terbuka, kalau investor institusi umumnya bermain di reksa dana dan perusahaan asuransi dan hedge fund (pengelola investasi global).
Selain itu mereka juga berinvestasi pada perusahaan, seringkali pembelian mereka bernilai hingga miliaran. Dan penerima keuntungan dari investasi bukanlah individu, namun si penerima adalah perusahaan.
Investor institusi dan individu
Kedua jenis investor ini berbeda dalam sejumlah faktor, yakni.
Target Investasi
Investor institusi, seperti lembaga keuangan dan bank, biasanya melakukan investasi dalam jumlah besar hingga miliaran rupiah. Oleh karenanya proyek dan perusahaan besar adalah target mereka. Pada prosesnya mereka mengejar investasi aman dan terjamin.
Sedangkan investor individu lebih bebas menentukan pilihan, mereka lebih berani turun kebawah hingga memodali perusahaan kecil bahkan bisnis startup.
Akses informasi
Perlu diingat bahwa investor institusi merupakan perusahaan besar. Investor institusi dapat menyewa profesional finansial guna memonitor nyaris semua aspek berjalan rutin di portofolio mereka, mereka juga mampu memperkerjakan para ahli yang dapat diandalkan untuk menyediakan layanan konsultasi luas.
Sedangkan investor individu melakukan segalanya sendiri, mereka harus memburu segalanya sendiri tanpa bantuan profesional apapun. Untungnya dewasa ini informasi dapat diakses dengan mudah, contohnya internet yang bisa dijadikan tempat melakukan riset keuangan dan menganalisis pasar dan data yang ada.
Pembuatan keputusan
Perbedaan paling kentara antara investor individu dan institusi adalah jika institusi diawasi oleh panitia khusus. Investor ini dinaungi oleh dewan direksi bersama dengan panitia investasi yang juga termasuk dalam dewan, yang selalu mengawasi advisor, konsultan dan grup yang mereka tugaskan untuk mengelola investasi.
Namun hal itu bisa menjadi sisi negatif pada institusi karena jika bicara grup biasanya erat kaitannya dengan “persaingan kepentingan” diantara anggota, dan perbedaan ide dan kepribadian masing-masing. Oleh karenanya investor institusi perlu selalu berkomunikasi, kemudian menetapkan rencana investasi yang disepakati dan target.
Semua urusan itu tidak akan dihadapi oleh investor individu, mereka berjalan sendiri, dan memutuskan segalanya sendirian saja tanpa berhadapan dengan panitia.
Ukuran investasi
Investor institusi hanya tertarik pada perusahaan dan investasi besar. Karena mereka memiliki kekuatan finansial besar berasal dari sejumlah perusahaan, oleh karenanya mereka mengincar rupiah besar pula. Karena bagi mereka lebih mudah mengurus investasi lebih sedikit namun untungnya besar, dibandingkan banyak investasi namun kecil pengembalian.
Sedangkan investor individu, atau juga biasa disifatkan sebagai “investor malaikat”, sering menjadi sumberdaya modal bagi bisnis startup dan bisnis kecil.
Investasi dan Pinjaman
Sebagian investor institusi, yakni bank, lebih condong memberi pinjaman uang dibandingkan berinvestasi. Mereka biasanya menawarkan pinjaman, oleh karenanya mereka memburu perusahaan sudah mapan dengan resiko kecil.
Sedangkan jika investor individu atau pemodal ventura lebih suka berinvestasi dibandingkan menawarkan pinjaman, karena bagi mereka setiap rupiah mereka keluarkan berarti porsi kepemilikan perusahaan, namun dengan resiko tinggi sebagai konsekuensi. Mereka ingin menghasilkan uang lewat porsi kepemilikan perusahaan.