Tujuan manajemen risiko adalah untuk membantu operasional bisnis perusahaan berjalan dengan stabil dan memelihara pertumbuhan perusahaan dari adanya risiko.
Membangun sebuah bisnis perusahaan baik skala kecil maupun besar tentu memiliki resiko dan kerugian yang bisa saja terjadi di masa nanti. Oleh sebab itulah menerapkan manajemen risiko adalah bagian terpenting.
Adapun tahapan manajemen dan tujuannya bisa Anda simak lebih jauh di penjelasan sini.
Pengertian Manajemen Risiko
Menurut Herman Darmawi (2006) manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengidentifikasi, analisis dan me-control risiko di setiap kegiatan perusahaan. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi kegiatan yang lebih baik.
Dalam buku yang berjudul Risky Business oleh Milton C pengertian manajemen risiko dijelaskan sebagai implementasi berbagai kebijakan dan prosedur untuk mengurangi atau menghindari peristiwa yang dapat menurunkan kualitas dan kapasitas kerja perusahaan.
Dapat disimpulkan manajemen risiko merupakan tindakan untuk mengelola dan mengontrol segala kegiatan yang ada di perusahaan sebagai bentuk untuk menghindari inefisiensi dan risiko kerugian bisnis.
Pada dasarnya manajemen risiko ini merupakan aplikasi manajemen umum untuk mengenali, mengukur dan menangani sebab akibat ketidakpastian atau masalah di sebuah perusahaan maupun organisasi terkait.
Sebagai contoh penerapan manajemen risiko di sini ialah perusahaan perbankan. Di mana untuk menghindari risiko atau kerugian ini perusahaan bank akan melakukan identifikasi risiko pasar, operasional dan analisis strategis promosinya.
Tujuan Manajemen Risiko
Secara umum tujuan manajemen risiko digunakan untuk membuat perusahaan bisa memprediksi hal-hal yang tidak diinginkan atau berbahaya bagi bisnis perusahaan tersebut.
prediksi risiko dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan informasi yang ada dengan secara matang, sehingga dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Adapun tujuan manajemen risiko dirangkum pada poin-poin berikut ini:
Melacak Sebab—Akibat Risiko Perusahaan
Tujuan utama dari manajemen risiko ialah untuk melacak sebab-akibat atau sumber yang berpotensi menyebabkan kerugian bagi perusahaan, baik itu terkait keamanan maupun produktivitasnya.
Pelacakan sumber risiko bisnis dilakukan dengan meriset dan menganalisis prosedur di setiap kegiatan yang ada di perusahaan, mulai dari kegiatan produksi hingga manajemen aset.
Menyediakan Informasi Risiko Perusahaan
Setelah melakukan pelacakan sumber, penerapan manajemen risiko juga berguna untuk menyajikan segala informasi tentang sumber risiko tersebut.
Data informasi yang terkumpul ini akan dilakukan analisa dan dibuat pada laporan risiko sesuai dengan hasil data yang dilacak sebelumnya.
Meminimalisir Kerugian Akibat Risiko
Setelah ditemukan dan melakukan analisis terhadap adanya resiko yang terjadi di perusahaan, nantinya pihak yang terlibat pada resiko tersebut melakukan tindakan untuk mencegah risiko tersebut.
Dengan demikian, risiko tersebut tidak dapat dicegah dan tidak menimbulkan ancaman bagi keberlangsungan bisnis perusahaan.
Dilihat dari segi hal ini, manajer risiko memberikan manfaat yang mana membantu para pihak terlibat untuk menemukan solusi pencegahan kerugian yang diakibatkan resiko tersebut.
Setidaknya jika memang tidak dapat dilenyapkan, pihak bisa membuat tindakan untuk meminimalisir atau mentransfer kerugian tersebut pada hal lain.
Dengan meminimalisir segala bahaya dari risiko yang ada dapat membuat risk management–biaya manajemen risiko menjadi lebih efisien dan efektif.
Memberikan Rasa Aman Bagi Stakeholder
Tujuan manajemen risiko juga dapat membuat stakeholder menjadi lebih tenang, karena merasa aman dan percaya dengan integritas bisnis perusahaan.
Stakeholder yang dimaksud tidak hanya Investor melainkan supplier, asuransi, pekerja dan orang-orang yang memang memiliki kepentingan di perusahaan.
Menjaga Stabilitas dan Pertumbuhan Bisnis Perusahaan
Tujuan yang tidak kalah penting dari mengimplementasikan manajemen risiko bagi bisnis perusahaan ialah untuk membuat pertumbuhan dan menjaga kestabilan operasional perusahaan.
Setidaknya dengan ini perusahaan mampu menangani segala potensi dan risiko berbahaya dengan cepat pada sumber akar permasalahannya.
Dengan ini diharapkan bisnis perusahaan terpelihara dan terjaga dengan optimal, sehingga pendapatan perusahaan menjadi stabil dan mampu memuaskan owner maupun investor perusahaan.
Tahapan Proses Manajemen Risiko
Dalam proses penerapan manajemen risiko terhadap bisnis maupun perusahaan setidaknya ada 8 tahapan yang mana di antaranya:
Tujuan Analisa Risiko
Proses manajemen risiko yang pertama adalah tujuan atau sasaran dari analisis risiko (tujuan risk assessment) yang dilakukan.
Di mana sebelum mereset sumber risiko, perusahaan perlu menentukan objek tujuan dari risk assessment dilakukan).
Contohnya saja manajemen risiko ini dilakukan untuk mencegah adanya fraud atau sebagai upaya untuk melindungi perusahaan dari piutang yang tak tertagih.
Lingkungan Berpotensi Resiko
Proses manajemen risiko ini juga melibatkan lingkungan yang berpotensi terhadap resiko kerugian. Di mana setiap divisi bisnis memiliki risiko yang berbeda-beda, dengan ini perusahaan perlu menerapkan strategi manajemen risiko perusahaan yang beragam sesuai dengan risiko setiap lingkung divisi.
Dengan mengetahui tujuan dari melakukan risk assessment, Anda akan lebih mudah mengenali lingkungan mana yang memang terlibat atau mempengaruhi permasalahan tersebut.
Mengidentifikasi Peristiwa Potensial
Jika sudah menentukan lingkung divisi mana yang menjadi sumber resiko yang ingin dikelola, selanjutnya Anda harus mengidentifikasi apa peristiwa yang menimbulkan risiko tersebut terjadi.
Contohnya permasalahannya ada di lingkup divisi produksi, maka kemungkinan peristiwa yang menyebabkan risiko ini terjadi adalah kesalahan pengolahan bahan baku atau kecelakaan kerja.
Valuasi Jenis Risiko yang Terjadi
Selanjutnya proses manajemen risiko ini adalah menentukan leveling atau valuasi pada tiap risiko yang timbul.
Valuasi dapat dikategorikan menjadi dua hal yakni valuasi frekuensi terjadinya risiko dan evaluasi tingkat kerugian.
Berdasarkan Frequency, valuasi jenis risiko terhadap frekuensinya terdapat beberapa, antaranya:
- Kemungkinan tidak terjadi (improbable)
- Kemungkinan kecil terjadi (slight)
- Kemungkinan kadang terjadi (fair)
- Kemungkinan terjadi (probable)
- Kemungkinan sering terjadi (most probable)
Sementara valuasi berdasarkan tingkat kerugian (severity) terbagi menjadi:
- Dapat diabaikan (negligible)
- Bencana (catastrophic)
- Kerugian tingkat rendah (low loss)
- Kerugian tingkat sedang (medium loss)
- Kerugian tingkat tinggi (high loss)
Pengambilan Keputusan Atas Risiko
Selanjutnya tahapan dari manajemen risiko ialah mengambil keputusan. Setelah menemukan jenis evaluasi resiko yang terjadi di perusahaan, maka selanjutnya bisa mengambil tindakan atau kebijakan berdasarkan resiko tersebut.
Keputusan ini diambil dari proses implementasi manajemen risiko perusahaan, seperti menghilangkan sumber risiko, memindahkan atau mengawasi kegiatan yang menimbulkan risiko.
Dokumentasi Proses Manajemen Risiko
Dokumentasi proses manajemen risiko perlu dilakukan, hal ini sebagai bentuk antisipasi jika perusahaan akan mengalami hal serupa.
Untuk itu perusahaan bisa membuat dokumentasi semisalnya menyusun laporan makalah dan lain sebagainya.
Menginformasikan Risiko Pada Stakeholder
Idealnya proses manajemen risiko yang terjadi di perusahaan diketahui oleh setiap orang yang terlibat (stakeholder) di bisnis tersebut.
Setidaknya Anda memberitahukan informasi ini kepada stakeholder yang terlibat langsung pada risiko tersebut.
Untuk menyampaikan informasi risiko ini perusahaan bisa melakukannya pada penyelenggaraan pertemuan atau rapat koordinasi.
Hubungan Manajemen Risiko dengan Asuransi
Asuransi didefinisikan sebagai proteksi atas resiko kerugian yang terjadi, sementara itu manajemen risiko didefinisikan sebagai pengelolaan resiko yang terjadi untuk meminimalisir kerugian atau hal-hal berbahaya bagi perusahaan.
Dengan ini manajemen risiko dan asuransi memiliki relasi yang sangat erat. Asuransi menjadi salah satu bentuk metode dalam mengimplementasi pengelolaan risiko yang bisa saja terjadi di masa mendatang.
Produk asuransi sendiri disebut sebagai metode untuk meminimalisir kerugian atau kerusakan akibat adanya resiko yang dialami oleh perusahaan dengan melibatkan pihak penanggung (perusahaan asuransi) dan pihak tertanggung (nasabah asuransi)
Perlu diperhatikan bahwa manajemen risiko bukanlah monopoli yang dilakukan oleh perusahaan, hal ini karena setiap individu, tim atau organisasi di perusahaan tersebut ikut terlibat untuk melakukan pengelolaan risiko yang baik.
Salah satu bentuk pengelolaan risiko adalah membeli produk asuransi yang mana bisa diklaim dan dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan bisnis atau perusahaan itu sendiri.
Saat ini ada banyak produk asuransi yang disediakan oleh berbagai perusahaan asuransi untuk digunakan dalam manajemen risiko ini mulai dari asuransi kecelakaan kerja.
Adapun gambaran contoh produk ini mencakup asuransi kesehatan, asuransi jiwa, asuransi pendidikan dan jenis asuransi lainnya.
Penggunaan asuransi menjadi bentuk efisiensi dan efektifitas terhadap manajemen risiko. Hal ini karena pengklaiman asuransi akan mengurangi kerugian yang terjadi terutama dalam bidang keuangan dan finansial perusahaan itu sendiri.
Itulah sebabnya tujuan manajemen risiko berkaitan erat dengan produk asuransi. Mungkin saja tanpa membeli produk asuransi, perusahaan akan kewalahan dalam menangani kerugian yang terjadi.