Kurva permintaan dan penawaran merupakan salah satu parameter dalam menentukan harga di pasaran. Fakta ini menjadikan pihak produsen atau penjual tidak dapat serta merta menentukan harga secara sepihak.
Bagaimana sebenarnya konsep dari permintaan dan penawaran? Bagaimana kurva dari kedua aspek ini dapat menjadi titik penentu harga di pasaran?
Proses harga dapat terbentuk
Banyak dari kita yang berasumsi bahwa harga terbentuk secara sepihak oleh produsen atau penjual. Biasanya dengan menentukan margin profit dari biaya untuk memproduksi produk tersebut.
Pandangan tersebut tidak salah karena memang faktanya pihak produsen tidak mungkin menjual rugi produknya. Produsen akan berhitung dengan cermat untuk menilai besaran biaya yang menjadi tanggungan produk.
Kemudian menentukan besar profit atas produk tersebut, hingga kemudian harga ditentukan.
Namun, ketika produk memasuki pasar, maka harga yang sudah ditentukan di awal tadi bisa jadi akan membutuhkan sejumlah penyesuaian.
Karena harga sebenarnya akan bergantung pada bagaimana pasar merespon produk tersebut. Sebanyak apa pembelian terjadi dan berapa harga final yang akhirnya dikenakan atas produk tersebut.
Inilah yang kemudian secara ekonomi kita pahami sebagai konsep penawaran dan permintaan. Penawaran adalah data berisi harga dan jumlah unit yang ditawarkan. Sedangkan permintaan adalah data terkait harga dan jumlah unit yang dibeli.
Harga final akan terbentuk dalam situasi ideal, ketika kurva permintaan dan penawaran bertemu dan bersilang. Perlu Anda pahami bahwa kurva permintaan dan penawaran adalah garis miring (slote) yang menggambarkan pergerakan harga dan volume penjualan.
Memahami Kurva Permintaan dan Penawaran
Sebelum mengulik lebih dalam mengenai kurva permintaan dan penawaran,kita pahami terlebih dulu apa sebenarnya kurva permintaan maupun penawaran.
Sebelum itu, perlu kita pahami bahwa kurva permintaan maupun kurva penawaran merupakan gambaran ideal. Bahwa setiap pergerakan harga sepenuhnya hanya dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran di pasar.
Sementara aspek lain yang mungkin mempengerahui diabaikan. Dalam dunia teori ekonomi, pengabaian akan adanya faktor lain ini disebut sebagai ceteris paribus.
Cara ini memberikan asumsi ideal bahwa aspek dan faktor lain yang mungkin mempengaruhi dianggap konstan atau tidak bergerak.
Kurva Permintaan
Kurva Permintaan merupakan grafik yang terbentuk dari titik hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang permintaan.
Pola garis kurva permintaan adalah miring atau slope negatif. Arahnya bergerak dari titik kiri atas ke kanan bawah. Bentuk arah ini terjadi karena hubungan antara harga dan jumlah permintaan memiliki sifat hubungan terbalik.
Apabila harga turun, jumlah permintaan akan naik, sementara bila harga naik, maka jumlah permintaan justru akan turun.
Biasanya, data akan tersaji dalam format tabel dari data real masyarakat atas suatu produk. Kemudian data tersebut diadopsikan dalam bentuk grafik atau kurva.
Kurva permintaan ini menjadi parameter utama untuk memantau seberapa banyak permintaan pasar akan suatu produk.
Biasanya ini akan menjadi acuan bagi pelaku usaha untuk menentukan berapa banyak produk yang akan dipasarkan. Juga sebagai gambaran awal dalam menentukan harga yang tepat untuk produk.
Sebagaimana dipahami akan adanya sistem BEP pada bahasan sebelumnya. Perpaduan yang tepat antara harga dan jumlah permintaan akan menjadi nilai BEP paling ideal untuk produk.
Aspek-aspek yang mempengaruhi Permintaan
Sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa untuk mengukut kurva permintaan kita harus menentukan bahwa situasi dalam ceteris paribus.
Fakta di lapangan ada banyak aspek yang dapat mempengaruhi permintaan. Adapun aspek-aspek tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Harga barang
Harga sangat mempengaruhi bagaimana pandangan masyarakat atas suatu produk. Sederhananya, semakin mahal harga suatu barang, semakin sedikit permintaan yang akan masuk. Demikian pula sebaiknya.
Tingkat kesejahteraan masyarakat
Pada masyarakat dengan tingkat pendapatan tinggi, mereka cenderung akan lebih konsumtif dibandingkan dengan mereka dengan tingkat pendapatan rendah.
Tingkat kesejahteraan juga akan mempengaruhi toleransi mereka akan harga dan tuntutan mereka akan kualitas. Sehingga pada pasar demikian, kualitas produk juga memberi pengaruh signifikan pada permintaan.
Kualitas barang
Dalam pandangan umum, barang berkualitas sudah tentu lebih disukai. Tetapi sifatnya akan cukup fluktuatif pada jenis pasar yang berbeda. Tuntutan akan kualitas akan berkaitan erat dengan toleransi pasar akan harga.
Keberadaan barang sejenis
Barang sejenis atau substitusi di pasaran juga berperan mempengaruhi permintaan. Bila terdapat produk dengan bentuk, kualitas dan hasil yang kurang lebih sama namun lebih murah, pasar cenderung akan berpaling.
Selera pasar
Sifatnya sangat subjektif, tetapi faktanya ini jelas sangat berpengaruh. Karenanya Anda dapat menemukan sebuah merek menjual produk dengan rasa berbeda di satu daerah dengan daerah lain. Ini untuk mendekatkan produk dengan selera pasar.
Jumlah penduduk
Semakin besar pasar yang tersedia tentu saja semakin besar permintaan. Maka semakin banyak penduduk di satu wilayah semakin potensial pasar tersebut akan menghasilkan banyak permintaan.
Asumsi dan prediksi
Bila suatu produk diperkirakan akan naik harganya di satu waktu, biasanya permintaan akan naik. Atau ada asumsi pada waktu tertentu permintaan produk tersebut akan meningkat, pasar juga cenderung memburunya lebih awal.
Ini terjadi ketika ada perkiraan harga BBM akan naik, maka antrian di depo BBM akan memanjang. Atau ketika muncul dugaan permintaan akan ayam akan naik saat lebaran, maka beberapa waktu menjelang lebaran banyak orang siap menyetok ayam lebih awal.
Contoh Kurva Permintaan
Untuk memudahkan Anda mendapatkan gambaran lebih jelas soal bagaimana bentuk kurva permintaan. Berikut ini saya sertakan contoh kasusnya.
Penjualan produk daging ayam potong di pasar A biasanya berjalan dalam harga yang berfluktuasi. Berikut data harga ayam dan permintaan yang muncul dalam 5 bulan
Maka berikut kurva permintaan yang dapat terbentuk
Kurva Penawaran
Kurva penawaran merupakan grafik yang menggambarkan hubungan antara harga dengan ketersediaan barang atau penawaran yang muncul di pasar.
Bila kurva permintaan memiliki bentuk slote negatif, maka pada kurva penawaran justru akan muncul slote positif. Ini terjadi karena ada korelasi kuat pada perusahaan untuk menawarkan lebih banyak bila produk dapat terjual pada harga lebih tinggi.
Karena ada kecenderungan ketika harga naik, respon pasar akan negatif. Maka justru upaya produsen untuk menawarkan produk akan semakin besar. Jadi sebenarnya, bahkan kurva penawaran ini menjadikan kurva permintaan sebagai cerminan.
Aspek-aspek yang mempengaruhi penawaran
Sebagaimana pada permintaan, bentuk ideal pada ceteris paribus di dalam faktanya sulit untuk tercapai. Ada aspek-aspek yang menjadi pertimbangan untuk menentukan besaran penawaran. Berikut ini aspek-aspek tersebut.
Harga barang
Teori sederhananya adalah semakin tinggi harga, semakin besar upaya untuk menawarkan produk tersebut ke pasar. Semakin rendah harga semakin kecil upaya untuk menawarkan produk tersebut ke pasar.
Biaya produksi
Penentuan harga sejak awal berjalan dengan menambahkan margin atas biaya produksi. Sehingga besarnya biaya produksi akan menentukan besarnya harga dari perusahaan.
Di sisi lain, semakin ringan biaya produksi, semakin banyak produk yang dapat dihasilkan. Karena satu produknya tidak memakan biaya besar. Ini dapat meningkatkan jumlah penawaran produk ke pasar.
Ketersediaan teknologi
Teknologi membantu meningkatkan produktivitas dan kualitas. Peran teknologi jelas besar dalam meningkatkan kemampuan, ketepatan dan kecepatan produksi.
Sehingga hasil produksi bisa lebih banyak dari cara manual. Ini juga turut mendongkrak ketersediaan barang di pasar.
Situasi dan prediksi
Pada saat cuaca tidak menentu, panen bisa gagal. Pada masa demikian ketersediaan barang akan turun sehingga harga bahan pokok dasar seperti beras akan naik. Ini adalah situasi yang kerap terjadi dan memicu penawaran berubah.
Prediksi juga bisa menjadi salah satu penentu, seperti bila menjelang akhir tahun permintaan akan petasan akan naik. Pada saat demikian Anda akan dengan mudah menemukan penjaja petasan di jalanan.
Contoh Kurva Penawaran
Untuk memberi Anda gambaran bagaimana bentuk ideal dari pergerakan penawaran terjadi, berikut ini kami sajikan salah satu contoh kasus.
Berikut adalah pergerakan penawaran atas produk ayam pada beberapa bulan terakhir.
Berikut adalah bentuk kurva penawaran yang terbentuk
Gambaran proses harga terbentuk
Sebagaimana Anda lihat bahwa kurva permintaan dan penawaran memiliki bentuk slote yang berlawanan arah. Artinya pada satu titik, kedua garis grafik tersebut mungkin untuk bertemu.
Titik pertemuan antara kedua kurva permintaan dan penawaran inilah yang kemudian bisa kita sebut sebagai titik equilibrium.
Pada titik equilibrium inilah harga yang tepat terbentuk. Ketika harga dari kurva penawaran berada pada titik imbang dengan harga dari kurva permintaan.
Dari penjelasan tersebut dapat Anda lihat bahwa kurva permintaan dan penawaran merupakan bentuk ideal dalam ilmu ekonomi untuk membentuk titik harga keseimbangan yang tepat.