Pengeluaran otonom merupakan pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tanpa terpengaruh tingkat pendapatan. Dengan kata lain, pengeluaran ini akan tetap ada meskipun tingkat pendapatan tidak mutlak selalu ada.
Pengeluaran ini dianggap wajib, baik di tingkat pemerintah maupun individu. Dalam teori ekonomi klasik, setiap peningkatan pengeluaran autonomous akan menciptakan setidaknya peningkatan output agregat yang setara, seperti PDB.
Bagi yang ingin memahami tentang pengeluaran autonomous, berikut terdapat komponen dan faktor yang mempengaruhi pengeluaran ini serta contoh penggunaannya. Yuk, simak penjelasan lengkapnya sampai akhir!
Pengertian Pengeluaran Otonom
Pengeluaran otonom atau autonomous expenditures ini mengacu pada pengeluaran yang diperlukan dan tidak bergantung pada fluktuasi di tingkat pendapatan. Nilai tetap konstan, bahkan jika pendapatan adalah sama dengan nol.
Sekalipun seseorang tidak memiliki pendapatan, tetapi tetap harus memenuhi kebutuhan pokoknya seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan. Pengeluaran kebutuhan ini tidak bisa dihilangkan, terlepas dari terbatasnya pendapatan.
Jika pendapatan berkurang, maka harus menabung atau bahkan harus berhutang untuk pengeluaran penting. Terlepas dari berapa banyak pendapatan yang dimiliki pada waktu tertentu, guna memenuhi semua kebutuhan wajibnya.
Sementara pengeluaran ini tidak dipengaruhi pendapatan. Meskipun tingkat pendapatan bisa mempengaruhi seberapa kebutuhan dipenuhi, sedangkan kebutuhan itu sendiri tidak berubah dan tidak mengubah berapapun pendapatan.
Memahami Komponen Pengeluaran Otonom
Merujuk pada makro ekonomi, ada empat komponen pengeluaran ekonom pada apa yang dibelanjakan, yaitu konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto. Berikut penjelasannya:
1. Konsumsi Rumah Tangga
Sebagian pengeluaran rumah tangga adalah otonom. Contohnya, seseorang perlu membeli makanan dan minuman bahkan ketika tidak ada penghasilan. Lalu, dari mana uangnya? Itu bisa dari tabungan atau uang dari hasil pinjaman.
Pengeluaran ini tidak dipengaruhi pendapatan karena setiap orang membutuhkan makanan. Meski demikian, apa yang dikeluarkan sebagai pengeluaran autonomous bisa berubah oleh faktor seperti kekayaan dan bunga pinjaman
2. Pengeluaran investasi
Saat ekspansi ekonomi di mana PDB riil tumbuh kuat. Pada periode ini, prospek permintaan pun menjadi kuat sehingga mendorong untuk meningkatkan produksi. Mereka akan menjual lebih banyak agar bisa mendapat keuntungan besar.
Namun, ada kalanya mereka tetap berinvestasi karena melihat peluang yang besar meski perekonomian sedang tidak baik. Secara umum, mereka hanya melihat masa depan ketika berinvestasi, bukan kondisi perekonomian saat ini.
3. Pengeluaran Pemerintah
Sebagian pengeluaran pemerintah adalah otonom. Misal belanja pegawai dan pengeluaran lainnya seperti belanja pertahanan meski PDB riil tidak tumbuh. Pengeluaran semacam ini sangat esensial untuk memberikan layanan publik.
Contoh lain, pengeluaran autonomous diperlukan negara seperti gedung, jalan, pelayanan kesehatan, keamanan, dan sebagainya. Sebagian pengeluaran diperlukan untuk ini, terlepas dari seberapa tinggi atau kecil beban pajaknya.
4. Ekspor Neto
Ekspor neto adalah selisih antara ekspor dan impor. Sebagai aktivitas impor adalah otonom, mirip seperti konsumsi rumah tangga yang harus terpenuhi meskipun pendapatan kecil. Sedangkan, ekspor adalah sepenuhnya otonom.
Ekspor mewakili pengeluaran oleh negara asing terhadap barang dan jasa domestik. Oleh karena itu, otonom ini tidak dipengaruhi PDB riil domestik, melainkan dipengaruhi PDB riil di negara tujuan dan pertumbuhan ekonomi global.
Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran Otonom
Secara teknis, pengeluaran otonom tidak diperbarui faktor eksternal. Namun, beberapa faktor dapat mempengaruhi. Contohnya kekayaan. Rumah tangga masih perlu pengeluaran meski pendapatan terbatas atau sama dengan nol.
Artinya, mereka bisa menjual aset kekayaan seperti saham yang dimiliki untuk mendapatkan uang dan membiayai pengeluaran. Selain kekayaan, faktor lain yang dapat mempengaruhi pengeluaran otonom adalah sebagai berikut:
- Suku bunga, faktor yang dapat mempengaruhi pinjaman untuk biaya konsumsi dan investasi. Misalnya saat suku bunga rendah mendorong rumah tangga meminjam uang untuk biaya belanja
- Kebijakan perdagangan, faktor yang mempengaruhi ekspor dan impor suatu negara. Misalnya adanya pengenaan tarif oleh pemerintah di negara tujuan mempengaruhi ekspor barang dan jasa
- Ketidakpastian politik, kondisi ini akan berdampak pada keputusan investasi. Dengan adanya ketidakpastian, tentunya akan mengganggu iklim investasi dan mendorong bisnis menunda investasi
- Ekspektasi konsumen, faktor ini bisa mempengaruhi keputusan belanja saat ini. Misalnya memperkirakan harga barang akan naik bulan depan, rela meminjam uang untuk membelinya saat ini
- Nilai tukar, faktor yang dapat mempengaruhi ekspor dan impor. Misalnya, depresiasi membuat barang domestik menjadi lebih murah bagi orang asing, hal ini mendorong ekspor ke negara tujuan
Pada dasarnya, pengeluaran autonomous ini tidak bergantung pada tingkat pendapatan dan produksi domestik. Selain itu, pengeluaran ini tidak hanya karena faktor internal, melainkan faktor eksternal juga ikut mempengaruhinya.
Hubungannya dengan Pengeluaran Induksi
Apa hubungan antara pengeluaran autonomous dengan pengeluaran induksi? Sebenarnya, pengeluaran autonomous adalah kebalikan pengeluaran induksi (induced expenditures). Ada beberapa perbedaan dari kedua pengeluaran ini.
Perbedaan pengeluaran otonom dan pengeluaran induksi adalah pengeluaran autonomous tidak bergantung pada tingkat pendapatan, sedangkan pengeluaran yang diinduksi bervariasi tergantung penurunan atau kenaikan pendapatan.
Selain itu, pengeluaran yang diinduksi dapat dihindari. Tetapi, tidak ada celah ataupun ruang untuk mencegah pengeluaran autonomous. Artinya, ada dan tidak ada pendapatan maka kebutuhan harus terpenuhi bagaimana pun caranya.
Semnetara pada tingkat nasional, pengeluaran autonomous tidak bergantung pada tingkat produksi domestik bruto di negara tersebut. Namun sebaliknya, pengeluaran induksi sangat bergantung pada tingkat PDB pada negara tersebut.
Perbedaan selanjutnya adalah pengeluaran autonomous tergantung pada pengeluaran yang dilakukan untuk kebutuhan dasar. Sebaliknya, pengeluaran yang diinduksi dibuat untuk kemewahan, tergantung pada tingkat pendapatan.
Pengeluaran Otonom bagi Perekonomian
Peningkatan pengeluaran autonomous dapat mendorong PDB riil. PDB lebih tinggi akan membantu meningkatkan pendapatan disposabel, lalu mendorong pengeluaran induksi. Hal ini dapat menciptakan efek pengganda (multiplier).
Pengeluaran terinduksi yang lebih tinggi akan meningkatkan PDB riil, dan pada gilirannya akan meningkatkan pengeluaran terinduksi lebih lanjut. Akhirnya, peningkatan pengeluaran autonomous menciptakan angka pengganda PDB riil.
Angka pengganda (Multiplier) adalah rasio yang menunjukan suatu perubahan pendapatan nasional, hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari salah satu atau seluruh variabel yang mempengaruhi pendapatan dalam suatu negara.
Contoh pengeluaran pemerintah, kebijakan fiskal ekspansioner yang diluncurkan pemerintah merangsang pertumbuhan ekonomi karena kondisi perekonomian yang sedang resesi, misalnya dengan menaikkan anggaran infrastruktur.
Kenaikkan belanja infrastruktur menciptakan permintaan barang dan jasa. Bisnis terkait infrastruktur dapat meningkatkan produksi karena permintaan produk meningkat. Mereka meningkatkan lembur dan menambah tenaga kerja.
Contoh Penggunaan Pengeluaran Otonom
Jika ingin memahami lebih jauh tentang autonomous expenditures, di bawah ini terdapat contoh penggunaan pengeluaran kebutuhan dasar manusia dan pengeluaran pemerintah. Yuk, simak contoh penggunaannya berikut ini.
1. Pengeluaran Pemerintah
Agar kehidupan bernegara damai dan tanpa gangguan, pengeluaran pemerintah termasuk pajak harus dibayar. Ada beberapa pajak dipungut pemerintah seperti pajak jalan, pajak air, pajak properti, pajak penghasilan, dan lainnya.
Sebagai masyarakat harus menghadapinya, terlepas dari pendapatan atau penghasilan yang diperoleh. Sebab, pemerintah juga berupaya besar membuat kehidupan jadi lebih mudah dengan membuat fasilitas umum yang diperlukan.
Adapun fasilitas umum yang dibangun pemerintah dari pungutan pajak seperti jembatan, jalan raya, jalan tol, kereta api, dan lainnya. Semua fasilitas untuk kesejahteraan masyarakat yang termasuk dalam pengeluaran autonomous.
2. Kebutuhan Dasar untuk Hidup
Contoh penting dari pengeluaran autonomous adalah kebutuhan dasar semua manusia, yaitu pengeluaran yang dilakukan untuk mendapatkan makanan dan tempat tinggal, meski tidak memiliki pendapatan tetap atau pengangguran.
Namun, semua bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. Meski ada kebutuhan yang tidak mudah dicapai, individu harus kerja keras memenuhi kebutuhan pangan, papan, dan pendidikan yang termasuk pengeluaran autonomous.
Beberapa contoh di atas adalah bentuk pengeluaran autonomous, yang harus dipenuhi meski tidak ada pendapatan atau sama dengan nol. Namun, semua dapat diupayakan untuk memenuhinya dengan menabung atau hutang.
Kesimpulan
Pengeluaran autonomous adalah pengeluaran wajib yang harus dilakukan individu terlepas dari pendapatan. Dengan kata lain, pengeluaran akan tetap ada meski tingkat pendapatan tidak mutlak selalu ada atau sama dengan nol.
Pengeluaran autonomous dapat dipengaruhi oleh empat faktor dalam ekonomi makro seperti konsumsi rumah tangga, pengeluaran investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor neto yang tidak terkait dengan tingkat pendapatan.
Demikian informasi tentang pengeluaran otonom dan faktor yang bisa mempengaruhinya, serta komponen pengeluaran ini. Jika masih belum bisa memahaminya, maka bisa mencari banyak referensi yang sama agar mudah dimengerti.