Dalam dunia akuntansi kita mengenal adanya siklus akuntansi. Ini adalah sebuah siklus atau alur memutar atau berulang yang terdiri dari sejumlah tahapan proses pengelolaan data dalam akuntansi.
Penerapan akuntansi dalam perusahaan atau instansi tidak dapat lepas dari keberadaan siklus akuntansi ini. Tetapi apa sebenarnya penyebab sistem ini penting untuk keuangan usaha? Bagaimana peran dari masing-masing tahapan terhadap tahapan selanjutnya?
Memahami Siklus Akuntansi
Siklus akuntansi secara keilmuan bermakna sebagai alur berulang atas prosedur akuntansi yang bersifat komprehensif. Komprehensif sendiri dalam hal ini dapat kita pahami sebagai prosedur yang bersifat luas dan menyeluruh.
Ini karena siklus akuntansi akan membantu kita menghasilkan laporan keuangan yang dapat memberi gambaran sangat mendalam luas dan mendetail atas kondisi keuangan perusahaan.
Seluruh bagian dari prosedur ini akan mengidentifikasi setiap aktivitas keuangan secara nominal dan mengklasifikasikannya berdasarkan pengaruhnya terhadap aset dan modal.
Kemudian melakukan pencatatan yang bersifat detail dan urut ke. Nantinya hasil pencatatan dan pengelompokan akan terakumulasi untuk kemudian menjadi dasar dari laporan keuangan.
Inti dari prosedur dalam siklus akuntansi adalah setiap proses yang melibatkan proses identifikasi, dokumentasi, pengelolaan dan pengelompokan, ikhtisar, pelaporan dan penutupan.
Lebih jelasnya berikut adalah 9 tahapan dari siklus akuntansi
- Pengecekan bukti transaksi dan identifikasi akun
- Pencatatan dalam jurnal
- Posting data jurnal ke dalam akun buku besar
- Penyusunan akumulasi dalam neraca saldo sementara
- Pencatatan jurnal penyesuaian
- Ikhtisar buku besar dalam neraca lajur
- Penyusunan laporan keuangan berdasarkan neraca lajur
- Penutupan pembukuan
- Neraca saldo setelah penutupan
Mengapa Ini Penting Untuk Perusahaan?
Akuntansi secara umum bukan sekedar sistem tata kelola dan pelaporan keuangan untuk kepentingan internal. Tetapi juga berkaitan dengan kebutuhan eksternal perusahaan. Sebut saja seperti pihak investor, mitra usaha, kreditur atau pihak perpajakan.
Banyaknya pihak yang berkepentingan dengan data keuangan dan akuntansi ini mengharuskan adanya prosedur yang sama dan terstandar untuk menghasilkan laporan yang memiliki bentuk baku.
Untuk menghasilkan laporan keuangan semacam ini juga perlu ada proses penyusunan data, pengelolaan dan pengikhtisaran yang sama. Inilah dasar mengapa siklus akuntansi penting untuk sebuah bisnis.
Siklus akuntansi memiliki tahapan yang runutnya sama untuk setiap bentuk usaha, meski dengan implementasi yang berbeda-beda sesuai dengan zona bisnisnya masing-masing.
Ini juga akan membantu mengorganisir tata kelola keuangan dan data keuangan dengan lebih efektif, efisien dan tepat. Jadi, memudahkan semua proses analisa dan pengawasan baik oleh pihak eksternal maupun internal.
Lebih jelasnya berikut adalah sejumlah alasan mengapa perusahaan membutuhkan adanya siklus akuntansi dalam tata kelola keuangan dan data keuangan di dalamnya.
Kepatuhan atas aturan akuntansi berlaku umum
Siklus akuntansi sebenarnya bisa kita katakan sebagai tuntutan dari sistem akuntansi publik. Bahkan bila Anda bukan pemilik perusahaan publik, Anda tetap berkepentingan untuk menyajikan laporan keuangan yang mengacu pada standar tersebut.
Ini karena adanya pihak eksternal yang secara hukum memiliki hak memperoleh informasi keuangan perusahaan Anda yang telah terstandar secara baku. Dan salah satu standar tersebut adalah bahwa laporan keuangan sudah tersusun berdasarkan siklus akuntansi.
Pihak eksternal seperti perpajakan dan bank akan berkekuatan secara legal untuk memperoleh laporan keuangan yang menunjukan bagaimana kondisi keuangan terkini perusahaan secara komprehensif.
Efisiensi dan lebih efektif untuk dijalankan
Anda bisa saja membentuk sistem pengelolaan keuangan secara khusus atau custom. Namun faktanya ide ini justru tidak efisien dan efektif untuk perusahaan.
Siklus akuntansi sendiri mungkin selintas terlihat rumit, tetapi sebenarnya justru menyederhanakan banyak langkah rumit dan kompleks dari sebuah tata kelola data keuangan. Memudahkan seluruh prosesnya sekaligus menjaga keamanan data di dalamnya dengan efektif.
Bagian akuntansi bisa merencanakan dengan baik tahapan pengelolaan data dengan lebih efisien. Dan karena setiap prosedur dibuat seolah hanya menyalin data dari prosedur sebelumnya, maka keseluruhan prosedur sebenarnya relatif mudah.
Memudahkan proses analisa
Tata kelola akuntansi yang seragam, sama dengan sistem dan prinsip dasar yang serupa menjadikan proses pemahaman akan data keuangan juga akan sama.
Sekaligus pula memudahkan proses analisa. Karena bahkan sistem akuntansi sendiri telah memiliki banyak perangkat analisa yang bersumber dari data dalam laporan keuangan.
Hasil analisa ini relevan dan signifikan untuk menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi pihak eksternal dan internal perusahaan. Termasuk untuk melihat kredibilitas, potensi, kinerja hingga prediksi jangka panjang.
Memberi manfaat manajemen waktu
Siklus akuntansi memiliki sistem periode fiskal dalam pengoperasiannya. Ini otomatis menjadikan sistem akuntansi yang diterapkan dalam perusahaan sudah menjalankan manajemen waktu dan data histori.
Sistem ini memungkinkan untuk Anda bisa membandingkan data periode saat ini dengan data periode masa lalu untuk melakukan prediksi data masa depan.
Tim akuntansi dapat menetapkan tujuan yang realistis untuk menyelesaikan setiap langkah dalam proses agar laporan keuangan siap tepat waktu.
Siklus akuntansi juga terus berlanjut, diakhiri dengan langkah-langkah yang mempersiapkan tim akuntansi untuk melakukan proses yang sama lagi pada periode fiskal berikutnya.
Memastikan adanya pemantauan uang masuk dan keluar
Bagian riskan dari sebuah tata kelola keuangan entitas adalah alur uang masuk dan keluar. Kebocoran akan sangat mudah terjadi bila tidak ada pemantauan yang tepat.
Bagaimana siklus akuntansi bekerja memiliki kemampuan cukup efektif untuk memantau dengan tepat setiap uang masuk dan keluar. Bahkan membantu kita menelusuri dengan mudah apa tujuan dari masuknya uang dan keluarnya uang tersebut.
Selain akan sangat efektif untuk memantau kekuatan likuiditas perusahaan, faktanya sistem ini membantu mengamankan arus kas dengan baik.
Memperoleh data kekayaan dan kekuatan keuangan dalam nilai aktual
Bagian terpenting dari berdirinya sebuah perusahaan adalah memastikan perusahaan tersebut tetap bisa menjaga roda usaha berjalan secara berkesinambungan, berkembang dan bertumbuh.
Untuk memastikan itu, kita perlu pastikan bahwa kekayaan perusahaan cukup untuk memodali kebutuhan ini. Inilah peran siklus akuntansi untuk memudahkan kita memantau kekayaan nyata dari perusahaan.
Bukan sekedar harga beli dari gedung, tetapi nilai nyata gedung tersebut saat ini. Bukan sekedar banyaknya penjualan, tetapi nilai kas yang benar-benar masuk saat ini. Bahkan data ini menjadi dasar ketika perusahaan dirasa membutuhkan suntikan dana dari hutang atau investor.
Meski ketika berhadapan dengan situasi keuangan perusahaan, ada banyak aspek dari keuangan yang tak melulu bisa kita ukur dari sudut pandang nominal.
Bahkan ketika kemudian akuntansi menominalkan beberapa aspek non nominal ini kerap kali bisa memberi efek ambigu. Sebut saja ketika akuntansi menentukan nilai aset goodwill. Bisa dikatakan ini adalah kekurangan dari siklus akuntansi.
Memahami Pengaruh Setiap Tahapan Dalam Siklus Akuntansi
Sebagaimana sebuah bentuk siklus, tahapan satu ke tahapan lain akan saling mempengaruhi dengan sangat signifikan. Dan kita akan mencoba menjabarkan bagaimana pengaruh itu bekerja dalam tiap tahapan.
Setiap tahapan bekerja dalam prinsip dasar yang sama
Untuk sekedar mengingatkan, bagaimana prinsip dasar akuntansi bekerja. Akuntansi bekerja dalam prinsip ASET = MODAL + HUTANG.
Prinsip ini akan kita bawa mulai dari proses identifikasi transaksi keuangan, proses pencatatan, posting buku besar, pengikhtisaran hingga pelaporan keuangan.
Kita harus selalu memastikan dulu, bagaimana pengaruh transaksi tersebut terhadap nilai aset dan nilai pendapatan. Perlu dipahami bahwa pendapatan akan memiliki hubungan langsung dengan modal.
Ini menjadi dasar awal bagaimana transaksi tersebut nantinya kita catat dalam jurnal. Apa akun yang kita cantumkan pada sisi debet dan pada sisi kredit.
Berlanjut demikian hingga proses ikhtisar dan laporan keuangan. Dimana pada puncaknya di laporan keuangan kita menemukan neraca yang secara khusus menyandingkan aset dengan modal dan hutang.
Tahapan setelahnya sepenuhnya berdasarkan data dari tahapan sebelumnya
Pencatatan dalam jurnal sepenuhnya bersumber dari data yang tercantum dari bukti transaksi yang ada. Kemudian proses posting ke dalam buku besar seluruhnya berdasar dari pencatatan dalam buku jurnal.
Seteruskan hingga ikhtisar neraca lajur juga berasal dari akumulasi data dalam akun-akun buku besar. Dan terakhir laporan keuangan berasal dari hasil pencatatan dalam ikhtisar neraca lajur.
Kesinambungan data ini memudahkan seluruh proses menjalankan tahapan dalam siklus akuntansi. Sehingga penting pula untuk memastikan proses input data dalam satu tahapan dilakukan dengan tepat sebelum memasuki tahapan berikutnya.
Siklus akuntansi adalah bagian penting dari sistem pengelolaan keuangan perusahaan. Tetapi menerapkannya tanpa benar-benar memahami prinsip dari tiap tahapan itu sendiri, akan memicu pengelolaan yang tidak sempurna dalam keuangan perusahaan.