Akuntansi adalah bagian penting dalam tata kelola keuangan perusahaan. Itulah mengapa pengaplikasian sistem akuntansi dalam perusahaan juga menjadi sangat krusial.
Apa sebenarnya oengertian dengan sistem akuntansi? Kita akan mencoba membahas lebih lanjut soal sistem akuntansi keuangan (SAK) berikut dengan ragam jenisnya dalam beragam tingkatan institusi.
Apa Sebenarnya sistem akuntansi?
Untuk bisa memahami dengan tepat apa itu sistem akuntansi akan lebih baik bila kita coba pahami dulu pengertian dari akuntansi. Akuntansi merupakan pengelolaan informasi yang menjelaskan posisi dan situasi keuangan sebuah institusi.
Tujuan akuntansi adalah menyediakan data informasi keuangan institusi baik untuk keperluan internal maupun eksternal. Informasi akuntansi akan menjadi bahan evaluasi, pengawasan sekaligus acuan dalam pengambilan keputusan.
Lalu merujuk dari pengertian akuntansi ini, apa sebenarnya konsep dari sistem akuntansi?
Sistem akuntansi dalam singkat katanya merupakan sistem yang berjalan dalam sebuah institusi untuk tujuan penyajian informasi akuntansi.
Dalam penjelasan lebih lanjut, penulis Reeves Warren menyampaikan pengertian sistem akuntansi sebagai metode dan prosedur dalam mengumpulkan, mengklarifikasi, mencatat, mengikhtisarkan, dan melaporkan informasi aktivitas keuangan (operasional dan non operasional) atas sebuah perusahaan.
Unsur-unsur dalam sistem akuntansi
Untuk menjalankan fungsinya untuk menghasilkan akurasi dan aktual data informasi keuangan institusi, maka sistem akuntansi memiliki 5 unsur utama. Kelima unsur tersebut bersifat mutlak dan harus ada dalam sistem akuntansi.
Berikut adalah 5 unsur tersebut.
Formulir
Salah satu aturan penting dalam pelaksanaan sistem akuntansi adalah adanya pembuktian. Bukti ini menjadi dasar akan adanya sebuah transaksi.
Tanpa bukti maka transaksi tersebut akan diasumsikan tidak pernah ada. Tanpa ada bukti transaksi maka pencatatan tidak dapat kita lakukan.
Karena nantinya tetap akan ada penelusuran terbalik untuk menemukan bukti transaksi dari sebuah pencatatan.
Bukti transaksi inilah yang kemudian kita sebut sebagai formulir. Formulir adalah lembar dokumen yang membuktikan keberadaan sebuah transaksi.
Dokumen ini akan mencatat detail transaksi dengan mendapat persetujuan kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi. Termasuk waktu terjadinya transaksi, nilai dan objek dari transaksi tersebut.
Jurnal
Langkah penting dalam sebuah sistem akuntansi adalah pencatatan. Dan bentuk pencatatan dalam sistem akuntansi adalah dengan format jurnal.
Pencatatan inilah yang menjadi awal dari prosedur akuntansi atas sebuah transaksi, sampai akhirnya transaksi tersebut nilainya diakui dalam laporan.
Pada proses ini, setiap transaksi sebelumnya ditelaah untuk mengenali akun atau rekening akuntansi apa saja yang akan terkait dengan transaksi tersebut. Bagaimana pengaruh transaksi bersangkutan terhadap nilai dari rekening akuntansi tersebut.
Sejak dalam jurnal, kita sudah wajib menerapkan prinsip akuntansi dasar aktiva = pasiva. Sehingga prosedur pencatatan dalam jurnal selalu mengedepankan keseimbangan kolom debit dan kredit.
Nantinya, biasanya akan hadir dua jenis jurnal, yakni jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal khusus akan mencatat beragam transaksi dalam kategori tertentu seperti pembelian, penjualan, penerimaan kas dan pengeluaran kas.
Buku besar
Untuk menindak lanjuti data dalam jurnal umum dan jurnal khusus. Transaksi yang tercatat dalam jurnal akan kita salin kembali ke dalam buku besar atau general ledger.
Prinsip dasarnya adalah menjalankan siklus akuntansi untuk menggolongkan dan mengklasifikasi setiap transaksi ke dalam akun-akun yang terkait.
Karena jurnal umum menyajikan data dengan sangat kompleks dan sulit untuk dipisahkan satu persatu, maka penyalinan ke dalam buku besar menjadi sangat penting.
Buku besar terdiri dari jurnal-jurnal akun atau rekening akuntansi yang disajikan satu persatu. Data dalam jurnal umum dan khusus kita pindahkan dalam jurnal rekening masing-masing.
Nantinya data dalam buku besar ini menjadi landasan utama dalam penyusunan laporan keuangan. karena itu, data dalam buku besar harus memiliki data saldo akhir sebagai acuan laporan keuangan.
Buku pembantu
Buku pembantu sebenarnya adalah bentuk pengembangan dari buku besar hanya saja dengan detail lebih mendalam.
Dalam buku besar kita tidak hanya akan memperoleh data terkait transaksi yang terjadi dan nilai saldonya. Tetapi juga data lengkap terkait nama pelanggan, nama klien dan informasi tambahan lain.
Biasanya buku pembantu mencakup dua aspek utama yakni buku piutang dan buku hutang. Buku piutang akan terdiri dari beberapa lembar jurnal yang mencatat transaksi piutang untuk setiap pelanggan.
Sedang buku pembantu hutang akan mencatat data transaksi hutang untuk tiap penyedia hutang atau debitur. Namun pada dasarnya, ragam buku pembantu ini akan sesuai dengan kebutuhan masing-masing perusahaan.
Pelaporan
Dari buku besar dan buku pembantu kita langsung mengarah pada laporan keuangan. Pada dasarnya data buku besar memang menjadi dasar utama penyusunan laporan keuangan.
Sudah tentu data dalam buku besat tidak mudah untuk serta merta kita susun menjadi laporan keuangan. Untuk itulah kita mengenal tahapan siklus akuntansi. Siklus ini menerjemahkan adanya tahapan penyusunan saldo dan ikhtisar dalam bentuk neraca saldo dan neraca lajur.
Menggunakan bantuan dari kedua jenis tahapan tersebut maka data dalam buku besar dengan mudah kita salin dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan sendiri terdiri dari 4 jenis yang utama. Keempatnya akan merujuk pada data buku besar yang telah melalui proses ikhtisar menjadi neraca lajur.
Sistem Akuntansi yang Berjalan Dalam Tata Kelola Keuangan di Indonesia
Sistem akuntansi sebenarnya sangat beragam. Namun demikian ada beberapa yang telah diterima secara umum bahkan dalam skala internasional. Namun ada pula yang tidak diterima secara umum.
Tentu saja menerapkan sistem akuntansi yang telah sesuai standar akan lebih baik dan mudah. Karena saat penyajian untuk pihak eksternal perusahaan harus menggunakan data ini supaya bisa orang lain pahami.
Bahkan saat Anda memilih prosedur akuntansi dengan cara online dengan aplikasi tertentu, standar akuntansi ini tidak dapat Anda lewatkan.
Berikut adalah beberapa standar sistem akuntansi di Indonesia yang harus ada dalam software akuntansi adalah sebagai berikut:
PSAK – IFRS
PSAK merupakan akronim dari Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. adalah sebuah standar praktik akuntansi yang kerap Anda temukan di Indonesia. Sedang IFRS sendiri mengacu pada International Financial Reporting Standards.
Konsep dari IFRS adalah setiap prosedur dan siklus dalam sistem akuntansi menggunakan standar yang sama dan diterima baik secara lokal maupun internasional. Di Indonesia sendiri standar ini telah diperbaru sejak 2012.
Biasanya penerapan sistem akuntansi ini terjadi pada perusahaan yang sifatnya go publik. Go publik artinya sudah terdaftar resmi di dalam pasar bursa saham setempat.
Karena pengguna dari laporan keuangan dalam perusahaan go publik adalah pihak internal dan eksternal. Sehingga perlu adanya laporan keuangan terstandar yang dapat dimengerti oleh semua pihak, bahkan oleh pihak internasional.
Selain untuk perusahaan go publik, PSAK IRFS juga banyak Anda temukan dalam standar pelaporan perusahaan BUMN dan pengelolaan dana pensiun. Karena data dari lembaga-lembaga ini akan tersebar secara luas di ruang publik.
SAK – ETAP
SAK – ETAP merujuk pada akronim Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Umum Tanpa Akuntan Publik. Sistem akuntansi ini khusus untuk perusahaan atau institusi yang bersifat umum tetapi tidak memerlukan standar akuntabilitas publik
Yang masuk dalam kategori ini seperti perusahaan yang kepemilikannya berada di pihak eksternal tetapi tidak listing pada bursa saham. Juga perusahaan yang memiliki pinjaman jumlah besar berjangka panjang, sehingga pelaporannya harus diserahkan kepada kreditur eksternal
Meski tidak berstandar internasional, tetapi sistem yang berjalan menurut SAK-ETAP tetap dapat diterima secara umum. Hanya saja di dalamnya terdapat fleksibilitas untuk penyesuaian proses akuntansi.
Biasanya untuk memudahkan pemahaman, perusahaan harus menerbitkan Catatan Atas Laporan Keuangan. Ini untuk menjelaskan langsung beberapa poin penyesuaian dalam prosedur dan penerapan akuntansi yang berbeda.
Standar Akuntansi Syariah (SAS)
Standar Akuntansi Syariah atau SAS ini merupakan sistem akuntansi diterima umum yang ecara khusus menerapkan hukum keuangan syariah atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah.
Penerapan dari SAS tentu saja pada institusi atau entitas yang menjalankan transaksi syariah dalam operasionalnya. Sekalipun bukan institusi atau entitas syariah.
Beberapa aspek dalam SAS antara lain adalah laporan keuangan syariah, akuntansi murabahah, mudharabah, musyarakah, salam, istishna.
Penerapan dan penentuan aturan baku dalam SAS akan merujuk pada standar yang ditentukan dari fatwa MUI. Sehingga akan ada beberapa penyesuaian dibandingkan laporan keuangan pada umumnya.
SAK – EMKM
SAK – EMKM adalah akronim dari Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah. Ini akan menjadi Exposure Draft Standar Akuntabilitas Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah.
Dalam penjelasan sederhananya, menjadi SAK dalam format sederhana untuk memudahkan prosedur pencatatan, pengelolaan dan pelaporan dalam perusahaan mikro menengah.
Supaya mereka tetap dapat menjalankan sistem akuntansi tanpa prosedur rumit. Sementara dipahami untuk memperoleh investor, pinjaman atau mitra, tentu saja pelaporan keuangan masih menjadi tuntutan.
Acuan dari SAK – EMKM ini adalah Undang-Undang No 20 tahun 2008 yang membahas mengenai usaha mikro, kecil, menengah.
SAP
SAP adalah singkatan dari Standar Akuntansi Pemerintahan. Ini merupakan standar akuntansi yang berjalan pada jajaran pemerintahan.
Sistem akuntansi khusus ini berbeda dari standar akuntansi institusi swasta dan entitas. Standar dari SAP sendiri dijalankan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintahan.
SAP ini menjadi acuan dalam penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan/atau Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). Menurut PP 24/2005, SAP bertujuan untuk memberikan akuntabilitas dan transparansi yang memadai untuk setiap data keuangan lembaga pemerintahan.
Tata kelola hingga prosedur pencatatan juga akan berbeda karena SAP menjalankan prinsip akuntansi yang berbasis pada anggaran. Sebagaimana kita pahami, setiap anggaran yang telah ditentukan dalam satu periode akuntansi harus habis sesuai dengan perencanaan awal.
Itulah gambaran lebih jelas mengenai bagaimana sistem akuntansi di Indonesia. Serta apa saja unsur penting di dalamnya.
Setiap entitas dan institusi memiliki sistem akuntansi yang berbeda sesuai dengan standar operasi yang berjalan. Karenanya pahami dengan baik sistem sistem operasional entitas untuk menentukan penerapan SAK paling tepat untuk entitas tersebut.