Sebelum memulai sebuah bisnis, seorang pemilik pasti sudah mempersiapkan dan memikirkan banyak hal secara matang. Namun, waktu dan kejadian tidak terduga kerap kali menimpa banyak pebisnis sehingga mereka harus melakukan pivot. Pada saat semacam itu, pivot adalah langkah terbaik yang perlu dilakukan untuk mempertahankan bisnis.
Ya, selain dalam pertandingan basket, pivot juga bisa diterapkan dalam bisnis. Orang yang membangun bisnis tidak pernah tahu hal-hal buruk apa yang menimpa bisnisnya. Selain itu, sederet penghambat bisnis juga kerap kali belum pernah diprediksi sebelumnya.
Pada artikel kali ini, kami akan membahas tentang strategi pivot dalam bisnis, mulai dari pengertian, kapan perlu dilakukan hingga contoh pelaku bisnis yang menerapkan pivot sehingga sanggup bertahan dan berkembang.
Pengertian Pivot Adalah
Layaknya permainan basket, pivot adalah upaya mempertahankan dan memajukan bisnis dengan cara mengubah arah bisnis tersebut. Dan tentu saja, strategi ini pada akhirnya diambil oleh sebuah perusahaan ketika bisnisnya sulit berkembang.
Keputusan ini sangat membutuhkan keberanian dan juga perencanaan yang matang. Karena bagaimana pun juga, penerapan pivot dalam bisnis bisa merombak banyak hal yang memungkinkan terkurasnya banyak biaya dan waktu.
Pivot diambil karena melihat pelayanan atau produk perusahaan kurang diminati oleh pasar dan jika terus dibiarkan, hal tersebut bisa membuat sebuah bisnis runtuh. Jadi, bisa dibilang bahwa pivot adalah langkah upaya menyelamatkan bisnis dari ambang kehancuran.
Dalam basket, gerakan yang satu ini dilakukan dengan cara memutar badan 180 derajat dengan tumpuan salah satu kaki. Begitu juga, pelaku bisnis yang mengambil langkah ini akan “memutar” bisnis 180 derajat. Dengan begitu, bisnis tersebut seperti diulang kembali dari awal berdiri.
Tidak heran, karena menerapkan strategi ini sama saja merombak banyak hal, mulai dari konsep, produk, fokus bisnis hingga cara pemasaran. Meskipun sama-sama beresiko, namun ada banyak contoh bisnis yang berhasil bertahan hingga kini malah keadaannya maju secara pesat!
Jadi, jika Anda melihat hadirnya kondisi genting dalam bisnis, jangan ragu untuk menerapkan strategi pivot ini. Namun, apakah pada setiap kondisi genting seorang pemilik bisnis harus melakukan pivot? Tentu saja tidak!
Kapan Harus Melakukan Pivot?
Fokus Pasar Tidak Sesuai dengan Tujuan Bisnis
Anda tentu sadar bahwa kondisi dunia sangat dinamis, terlebih dalam bisnis. Hal itu sangat berpengaruh terhadap performa bisnis sehingga merombak beberapa hal menjadi solusi terbaik.
Bisa jadi, sebuah bisnis didirikan ketika pasar sangat membutuhkan barang dengan konsep “A”. Namun setelah 5 tahun bisnis tersebut berjalan, kondisi pasar membutuhkan sesuatu dengan konsep “B”. Kondisi itu membuat bisnis yang tetap mempertahankan konsep “A” bisa stagnan, mundur dan bahkan bangkrut.
Dari situ disimpulkan bahwa jika ingin memiliki bisnis yang langgeng, seorang pimpinan atau pemilik perlu berani beradaptasi terhadap kondisi pasar. Selain itu mau menerima masukan yang memang diperlukan juga tidak kalah penting.
Performa Bisnis Stagnan
Stagnan atau jalan ditempat adalah kondisi dimana sesuatu tidak maju namun juga tidak mundur. Sekilas hal ini tampak tidak memberikan masalah berarti. Namun bisnis yang stagnan akan mudah goyah ketika terjadi perubahan tiba-tiba.
Beberapa penyebab bisnis stagnan antara lain adalah, pendapatan yang tidak berkembang, biaya marketing yang meningkat, dan penjualan yang tidak sesuai dengan biaya marketing yang sudah digelontorkan.
Membutuhkan Adaptasi
Dunia bisnis bergerak secara cepat dan hal ini menuntut setiap perusahaan untuk cepat beradaptasi untuk bertahan, terlebih jika masih dalam level startup. Maka, dituntut sifat jeli yang tinggi untuk mengetahui kebutuhan pasar yang berubah.
Jika kondisi pasar berubah dan hal tersebut sangat memengaruhi penjualan dan kondisi perusahaan, maka menerapkan pivot merupakan langkah terbaik.
Perlu Meluaskan Pangsa atau Target Pasar
Bagi perusahaan yang sudah berdiri cukup lama, mereka pasti sudah memiliki pangsa pasar tersendiri. Hal ini yang biasanya membuat sebuah perusahaan berdiri sangat kokoh di segmen pasar tertentu.
Namun, jika perusahaan tersebut ingin meluaskan jangkauannya tentu saja “putar badan 180 derajat” perlu dilakukan. Dengan menyesuaikan target pasar yang baru, perusahaan bisa lebih berkembang dan menjadi dominan di segmen pasar tertentu.
Sulit Bersaing dengan Kompetitor
Persaingan dalam bisnis itu sangat ketat, terlebih jika dalam satu industri sudah diisi oleh banyak perusahaan. Jika bisnis Anda susah berkembang dalam suatu industri, maka melakukan pivot adalah solusi yang terbaik.
Hal ini banyak dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang kini sudah memiliki nama besar. Mereka rela meninggalkan konsep lama, merombak strategi pemasaran hingga mengubah produk agar bisa bertahan di sebuah industri bisnis.
Reposition Product
Reposition product adalah salah satu cara sebuah perusahaan untuk mengembangkan salah satu elemen produk atau layanannya yang berpotensi “meledak” dan memberikan keuntungan besar. Ketika Anda menemukan hal ini, ada dua pilihan yang perlu Anda hadapi, yaitu:
- Merilis layanan atau produk baru sambil mempertahankan bisnis lama
- Meninggalkan bisnis lama dan memulai bisnis baru
Sebelum memutuskan, penting sekali untuk mempertimbangkan berbagai segi, mulai dari keuangan, aset, karyawan dan sebagainya.
Contoh Perusahaan yang Pernah Pivot
Melakukan pivot dalam bisnis memang memiliki resiko yang besar. Namun, bukan berarti hal tersebut memperkecil kemungkinan bisnis Anda untuk berhasil. Nah, berikut ini terdapat contoh nyata perusahaan yang akhirnya maju pesat setelah melakukan pivot!
Youtube
Siapa yang tidak kenal dengan Youtube? Setiap Anda membeli hp baru, aplikasi ini selalu hadir sebagai bagian dari aplikasi bawaan hp. Sebelum Youtube terkenal sebagai aplikasi penyedia video lucu dan menghibur, aplikasi ini awalnya dibangun dengan tujuan mencari pasangan.
Konsep Youtube pada awalnya adalah agar setiap pengguna yang ingin mendapatkan pasangan mengunggah video tentang mereka. Namun, karena peminatnya yang sedikit akhirnya Youtube melakukan pivot sehingga menjadi platform video raksasa yang kita kenal saat ini.
Pada awalnya Instagram adalah proyek awal pendirinya, yaitu Kevin Systrom, saat ia masih belajar programming. Sebelum berganti nama menjadi Instagram, aplikasi ini diberi anam Burbn.
Platform tersebut berisi sederet fitur seperti check-in, opsi upload foto dan fungsi-fungsi lainnya. Namun ketika Kevin Systrom dan Mike Krieger menyadari bahwa aplikasi tersebut tampak berantakan, akhirnya mereka mengeliminasi banyak fitur sehingga tersisa fitur unggah, berkomentar dan like.
Terbukti, langkah besar yang mereka ambil membawa dampak besar dan menjadi platform media sosial besar yang digunakan oleh banyak orang di seluruh dunia.
Netflix
Pada tahun awal berdirinya Netflix, perusahaan ini bergerak di bidang layanan pesan antar untuk DVD yang disewakan. Hal ini jelas jauh berbeda dengan kesan banyak orang terhadap Netflix di zaman sekarang.
Namun, ketika perusahaan melihat minat banyak orang akan konten film dan acara TV secara digital, perusahaan pun berani merombak banyak hal sehingga menjadi layanan nonton film dan acara TV secara online.
Tidak sampai situ saja, Netflix pun juga merilis banyak program aslinya sendiri yang membuatnya berbeda dengan para kompetitor.
Anda pasti setuju bahwa Twitter adalah salah satu platform media sosial dengan pengguna yang sangat banyak. Tidak hanya sekedar sebagai platform sosial media saja, Twitter juga kerap dimanfaatkan sebagai tempat jurnalisme warga sehingga banyak berita update yang terposting di Twitter.
Namun, sebelum menjadi seperti itu, Twitter dulu merupakan platform berlangganan podcast dan diberi nama Odeo. Namun suatu hari atasa Odeo pun ingin melakukan pivot dan meminta seluruh karyawannya untuk menyumbang ide.
Hasilnya seorang co-founder Twitter, Jack Dorsey, mengungkapkan ide untuk membuat sebuah platform microblogging. Konsepnya ini yang memungkinkan penggunanya dalam membuat, membagikan hingga membaca status secara real time.
Dan pada akhirnya, jadilah Twitter seperti saat ini yang kita kenal.
Tips Melakukan Pivot
Anda pasti paham bahwa mengambil keputusan besar membutuhkan perencanaan yang matang. Hal ini yang membuat Anda harus merencanakan segala hal sebelum mengambil keputusan pivot. Nah, berikut terdapat tips-tips berguna yang bisa menjadi dasar Anda dalam mengambil keputusan besar ini.
- Temukan masalah dan cari jalan keluar
- Buat produk yang berkualitas
- Jangan ragu menguji coba produk pada pelanggan setia
- Libatkan investor sebelum membuat keputusan
- Tentukan target pasar yang tepat
Cara Menerapkan Strategi Pivot
Keputusan besar melibatkan pemikiran yang matang sehingga sebelum melakukan pivot, ada baiknya Anda memperhatikan caranya di bawah ini:
- Lakukan riset dan analisis yang mendalam agar paham masalah yang sedang perusahaan hadapi
- Merubah jenis atau fungsi produk bisnis jika sumber masalah ada pada kesalahan targeting pelanggan
- Fokus dalam mengamati pasar dan menentukan target pasar yang paling cocok dengan bisnis Anda
- Pelajari kompetitor, lakukan inovasi dan jangan ragu untuk imitasi jika perlu
Itulah sederet informasi mengenai pivot yang adalah salah satu keputusan penting dalam mempertahankan bisnis. Terus nantikan artikel kami selanjutnya dan semoga artikel ini bermanfaat untuk membantu Anda mengambil keputusan dalam mempertahankan bisnis!