Variable Costing merupakan metode yang digunakan dalam mengukur dan menentukan biaya produksi variabel perusahaan. Dengan adanya metode perhitungan ini perusahaan bisa merencanakan dan menentukan terkait laba operasional perusahaan.
Lebih jelasnya untuk memahami apa itu Variable Costing, rumus perhitungan, hingga tujuannya bisa Anda pelajari dalam artikel berikut.
Definisi Variable Costing
Variable Costing merupakan jenis metode yang banyak digunakan dalam menentukan biaya produksi variable.
Dalam akuntansi istilah Variable Costing didefinisikan sebagai penentuan harga pokok suatu produksi yang dibebankan ke dalam harga pokok produk atas berbagai biaya produksi yang variabel.
Secara lebih jelas Variable Cost merupakan metode yang digunakan untuk menghitung segala biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam memproduksi produk yang ditawarkannya.
Dalam arti kata Variable Cost adalah metode untuk menentukan variabel biaya produksi perusahaan.
Nilai biaya ini dapat berubah-ubah sesuai dengan ruang lingkup kegiatan bisnis itu sendiri. Singkatnya biaya ini berfluktuasi sesuai dengan hasil produksi perusahaan.
Yang mana nantinya biaya ini dapat menghasilkan besaran fluktuatif (tidak tetap/tidak pasti) yakni kemampuan naik turun dengan secara proporsional.
Naik atau turunnya angka Variable Cost didasarkan pada volume produksi dalam perusahaan.
Ketika volume produksi dan output meningkat, maka angka Variable Cost pun ikut meningkat. Begitupun sebaliknya, saat produksi perusahaan lebih rendah maka Variable Cost akan menurun.
Biaya produksi variable ialah jumlah konstan per unit produksinya, sedangkan Variable Cost total adalah hasil jumlah output yang dikalikan dengan Variable Cost per unit output.
Umumnya Variable Cost disebut sebagai biaya jangka pendek, sebab bisa beradaptasi dengan perubahan biaya dengan secara cepat.
Unsur Perhitungan Variable Costing
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Variable Cost adalah cara untuk menentukan variabel biaya produksi.
Di mana unsur biaya produksi yang dibebankan mencakup biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik (biaya tidak langsung dikeluarkan oleh perusahaan)
Maka dengan ini menurut metode Variable Costing, ada sejumlah unsur yang digunakan dalam menentukan harga pokok produk, antaranya:
- Biaya bahan baku yang digunakan dalam produksi
- Biaya tenaga kerja secara langsung dalam kegiatan produksi
- Biaya overhead pabrik secara variabel
- Harga pokok produk yang diproduksi
Tanpa salah satu unsur tersebut, Anda tidak bisa menentukan jumlah atau besaran Variable Cost sebuah perusahaan.
Contoh Perhitungan Variable Costing
Selain dari unsur pokok perhitungan Variable Cost yang disebutkan di atas, ada contoh perhitungan lain yang bisa Anda pelajari, antaranya:
Bahan baku
Contoh perhitungan Variable Cost pertama ada bahan baku yakni bahan yang digunakan dalam proses pembuatan produksi barang atau bahan langsung.
Oleh sebab itu, bahan baku yang digunakan dalam memproduksi produk dapat disebut sebagai biaya variabel yang bisa bervariasi sesuai dengan volume produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
Kebutuhan Alat Produksi
Selain dari bahan baku, proses produksi barang perusahaan juga melibatkan bahan lain yang dibutuhkan oleh alat produksi untuk bisa menghasilkan produk barang.
Contohnya dalam penggunaan mesin produksi untuk bisa menghasilkan produk dibutuhkan beberapa komponen seperti oli mesin, listrik dan lain sebagainya.
Kebutuhan alat inilah yang termasuk pada kategori biaya Variable Cost. Pasalnya komponen ini memiliki harga yang bisa berubah-ubah.
Tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung berperan terhadap hasil produksi milik perusahaan. Pekerjaan yang terlibat biasanya dibayar setelah berhasil menyelesaikan proses produksi produk perusahaan.
Tetapi, perusahaan biasanya menggunakan tenaga kerja untuk menghasilkan produk jadi, sehingga tidak semua tenaga kerja disebut sebagai biaya variabel.
Biasanya yang dikategorikan sebagai biaya variabel ialah pekerja sementara atau pekerja tidak tetap.
Upah Pekerja Lembur
Secara umum upah pekerja lembur masuk ke dalam biaya variabel.
Maksudnya, jam yang digunakan oleh tenaga kerja dalam memproduksi produk secara terus menerus dihitung sebagai biaya variabel.
Namun perlu Anda ketahui, tidak semua lemburan disebut sebagai biaya variabel. Hal ini karena ada sejumlah perusahaan yang membayar karyawannya berdasarkan hari bukan jam.
Ketika perusahaan membayar karyawannya berdasarkan harian, maka seberapapun jam yang digunakan oleh karyawannya dalam menghasilkan produk, upah mereka akan tetap sama.
Komisi
Contoh biaya variabel selanjutnya ialah komisi yang diperoleh dari hasil penjualan produk.
Umumnya komisi ini dibebankan untuk setiap penjualan produk yang mencapai jumlah target tertentu.
Dengan demikian komisi termasuk dalam biaya variabel yang variatif sesuai dengan volume penjualan dan produksinya.
Biaya Kartu Kredit
Bagi bisnis yang memiliki angsuran kartu kredit, maka biaya kartu kredit diperlakukan sebagai bagian biaya Variable Cost.
Namun, tarif kartu kredit umumnya ditetapkan dengan nominal sama pada setiap bulannya, sehingga tidak lagi dapat disebutkan sebagai biaya variabel melainkan biaya tetap.
Pengiriman produk
Biaya pengiriman produk ke suatu wilayah bisa mempengaruhi biaya tak terduga.
Dengan demikian pengiriman produk menjadi salah satu contoh Variable Cost atau biaya variatif.
Namun, saat perusahaan berhasil menetapkan keputusan untuk tidak lagi mengirim produknya ke daerah tertentu, maka biaya pengiriman produk akan berkurang bahkan terhapuskan.
Tujuan Variable Cost
Kegiatan perhitungan Variable Cost atau menentukan harga pokok dilakukan dengan tujuan agar pihak manajemen bisa mendapatkan informasi yang berorientasi untuk mengambil keputusan jangka pendek.
Di mana dengan ini, Variable Cost setidaknya memiliki beberapa poin tujuan utama yakni:
- Membantu pihak manajemen dalam mengetahui batas kontribusi guna untuk menentukan perencanaan terkait besarnya laba dengan melakukan analisis hubungan biaya volume laba.
- Variable Cost membantu manajemen untuk mengambil kebijakan jangka pendek.
- Memudahkan pihak manajemen untuk mengontrol dan mengendalikan kondisi operasional perusahaan yang sedang berlangsung.
- Membantu pihak untuk menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban atas departemen lain yang ada di dalam perusahaan terkait.
Rumus Rumus Variable Cost
Untuk menggunakan Variable Cost dalam menentukan nilai biaya produksi, Anda bisa menggunakan dua rumus berikut ini:
Total Variabel Cost
Seperti yang telah disinggung di atas Variable Cost total merupakan hasil perhitungan jumlah output yang dikalikan dengan nilai Variable Cost per unit output.
Dalam menghitung variabel total, Anda perlu menghitung semua tenaga kerja dan bahan baku yang digunakan dalam menghasilkan satu produk yang diproduksinya.
Dalam memperhitungkannya, Anda harus berhati-hati untuk tidak mencampurkan antara biaya variabel produksi dengan biaya variabel metode akuntansi yang digunakan dalam laporan biaya variabel.
Maka dengan ini rumus yang digunakan dalam menentukan total Variable Cost ialah
Biaya Variabel Total = Jumlah Total Output x Biaya Variabel Per Unit Output
Average Variable Cost (AVC)
Rumus kedua ialah Average Variable Cost atau singkatnya AVC yakni perhitungan biaya variabel total per unit output.
Untuk mendapatkan perhitungan biaya AVC—Average Variable Cost atau variabel rata-rata, Anda bisa membagi total biaya variabel dengan output yang dihasilkannya.
Perhitungan AVC biasa digunakan oleh perusahaan manufaktur untuk memaksimalkan keuntungannya. Dengan ini perusahaan akan terbantu dalam mengambil kebijakan terkait kontribusi produknya.
Kata lainnya dengan perhitungan AVC perusahaan bisa memutuskan kapan waktu tepat untuk mengakhiri produksi produk barang.
Jika harga yang diterima untuk suatu produk lebih tinggi dibandingkan dengan angka PVC, maka ini merupakan indikator produk yang memiliki potensi yang menguntungkan.
Rumus yang digunakan dalam perhitungan Average Variable Cost ialah:
Average Variable Cost = Biaya Variabel Total : Output
Kelebihan dan Kekurangan pada Variable Cost
Perhitungan Variable Cost juga menawarkan sejumlah kelebihan yang memudahkan pengelolaan keuangan dan finansial, yang mana di antaranya:
Membantu Manajemen Biaya dengan Baik
Perhitungan biaya produksi dengan menggunakan metode Variable Cost dapat membantu pihak manajemen dalam memisahkan biaya tetap dari laporan laba rugi.
Dengan demikian, pihak manajemen dapat lebih fokus terhadap perilaku biaya produksi perusahaan.
Membantu Perencanaan Laba Perusahaan dengan Jangka Pendek
Metode Variable Cost dapat menyajikan seluruh biaya tetap dalam satu kelompok tersendiri, sehingga pihak manajemen bisa memfokuskan diri pada perilaku biaya tetap.
Nah, dengan adanya informasi biaya yang sudah dikelompokkan sesuai dengan perilaku dan perubahan volume produksi, maka pihak manajemen bisa lebih mudah membuat perencanaan laba perusahaan meski hanya untuk jangka pendek.
Selain dari itu, Variable Cost dapat membantu untuk memutuskan atau menentukan harga jual produk dalam jangka pendek.
Sayangnya, metode Variable Cost juga memiliki sejumlah kekurangan yang tidak terkendalikan yakni:
- Kesulitan dalam melakukan Discretionary fixed cost dan committed fixed cost, artinya:
- Pemisahaan berbagai biaya ke dalam Variable Costing dan biaya tetap sulit dilakukan
- Dapat menyebabkan naik turunnya laba dengan adanya perubahan penjualan produk
- Variable Cost tidak cocok digunakan oleh perusahaan yang musiman, sebab dapat membuat penyajian kerugian yang berlebihan di dalam periode waktu tertentu
- Tidak disarankan untuk BOP tetap pada persediaan dan harga pokok persediaan. Hal ini karena dapat mengakibatkan nilai persediaan menjadi lebih rendah, sehingga bisa dapat mengurangi modal kerja yang dilaporkan untuk analisa keuangan
- Variable Cost juga dianggap tidak sesuai dengan aturan dan prinsip akuntansi
Demikianlah pembahasan terkait seputar Variable Costing yang bisa Anda pelajari dan mengimplementasikannya pada bisnis perusahaan.